Daftar Isi
Mahasiswa pascasarjana harus terbiasa dengan diskusi dan presentasi
Diskusi dan presentasi sudah menjadi makanan sehari-hari buat mahasiswa pascasarjana. Bahkan boleh dibilang, perkuliahan di dalam kelas itu lebih banyak diskusi dan presentasinya ketimbang dosen menyampaikan materi perkuliahan. Mau kuliahnya daring atau luring, tetap saja selalu ada sesi diskusi dan presentasi.
Satu hal yang cukup menguras mental biasanya sesi tanya jawab ketika presentasi selesai. Mahasiswa yang presentasi tadi harus siap diberondong pertanyaan kritis dari sesama rekan mahasiswa yang lain dan juga dosennya terkait dengan topik yang dipresentasikan. Ngeriii.
Ujian semester dalam bentuk paper, makalah, atau artikel ilmiah
Ujian semester yang diberikan kepada mahasiswa program pascasarjana—baik itu Ujian Tengah Semester (UTS) atau ujian Akhir Semester (UAS)—biasanya berbentuk tulisan paper, makalah, atau artikel ilmiah. Nantinya, paper atau makalah itulah yang dipresentasikan oleh setiap mahasiswa di depan kelas. Sedangkan kalau artikel ilmiah itu wajib disubmit di jurnal tertentu.
Makanya rentang waktu pengerjaan UTS atau UAS itu cukup lama, yaitu antara dua minggu sampai satu bulan. Pokoknya sangat jarang dosen yang memberikan soal ujian tertulis untuk penilaian UTS atau UAS tersebut, apalagi kalau tipe soalnya multiple choice.
Riset tugas akhir yang harus lebih kompleks
Karena menyandang status mahasiswa program pascasarjana, maka riset tugas akhir pun tidak boleh yang biasa-biasa saja. Risetnya harus lebih dalam, detail, dan kompleks. Kalau kamu melakukan riset yang receh, riset dengan metode deskriptif misalnya, siap-siap saja dikomentari ini-itu oleh dosen dan dibanding-bandingkan dengan mahasiswa program sarjana. Pokoknya mahasiswa pascasarjana mikirnya harus lebih keras dan analisisnya harus lebih dalam.
Nah, itulah kesan pertama saya ketika menjadi mahasiswa program pascasarjana. Hal ini makin menguatkan keyakinan saya bahwa menjadi mahasiswa itu—khususnya mahasiswa pascasarjana—tidaklah mudah. Udah masuknya susah, keluarnya susah, bayarnya mahal pula. Hadeh.
Penulis: Andri Saleh
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Alasan IPK Mahasiswa Pascasarjana Itu Seringnya Tinggi Banget.