• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

KKN, Walau Banyak Nggak Enaknya, Sisi Positifnya Juga Banyak

Bastian Ragas oleh Bastian Ragas
11 Mei 2020
A A
agribisnis menthek kafe tengah sawah KKN wabah corona pemandangan pagi sawah mojok

KKN wabah corona pemandangan pagi sawah mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Setelah Nasrullah Alif kemarin mengulas nggak enaknya masa-masa Kuliah Kerja Nyata (KKN), saya jadi nggak sabar untuk segera menulis artikel balasan ini.

Jujur, memang ada benarnya ulasan itu. KKN memang menguras tabungan mahasiswa yang uang sakunya pas-pasan. Saya juga ngeluh saat dapet dosen pembimbing cerewet bin ruwet. Cinlok di momen KKN juga salah satu hal yang fana karena terbukti di kelompok saya. Bahkan, bikin laporan KKN juga saya akui nggak ada enak-enaknya.

Tapi nggak adil dong kalau menggambarkan sesuatu dari satu sudut pandang. Nah, kali ini saya akan mengulas beberapa esensi dari kegiatan KKN itu. Karena saya yakin, semua hal yang masuk kurikulum pendidikan itu pasti ada maksudnya, apalagi pendidikan di Indonesia, waw.

Jika dilihat dari kacamata saya yang mines dua kanan kiri ini, setidaknya ada 3 hal yang membuat KKN harus tetap ada dan harus dilalui oleh mahasiswa negeri ini. Saya berani menulis artikel ini karena memang saya telah menjalankan KKN pada tahun 2019 lalu sehingga paham bagaimana rasanya KKN di desa.

Daftar Isi

  • 3 alasan KKN harus tetap ada #1 Tahu kondisi pendidikan di desa
  • 3 alasan KKN harus tetap ada #2 Merasakan kehidupan desa yang berkualitas
  • 3 alasan KKN harus tetap ada #3 Paham arti gotong-royong

3 alasan KKN harus tetap ada #1 Tahu kondisi pendidikan di desa

​​Jujur, saya bukanlah warga kota, saya juga warga desa. Tapi saya bersyukur, sebab kondisi pendidikan di desa saya lebih baik daripada desa tempat saya melaksanakan KKN. Di desa lokasi saya KKN, bahkan kondisi pendidikannya sangat jauh dari ekspektasi saya. Baik dari segi infrastruktur maupun sistem pengajarannya.

​​Kondisi pendidikan di lokasi KKN saya pada saat itu sangat berbeda dengan sekolah-sekolah yang ada di kota Anda. Perbedaannya mungkin 11:50. Di sana, bangunan sekolahnya biasa saja, tidak ada yang istimewa. Kursi kayu penuh coretan, keramik pecah-pecah, tidak ada paving, papan tulis masih kapur, ruangan terbatas, bahkan jika hujan pun sering bocor.

​​Jika jumlah murid di SD kota dalam satu tingkatan kelas bisa mencapai 60-80 murid, hal itu tidak berlaku di desa. Satu kelas berisi 20 murid saja, pihak sekolah sudah sangat bersyukur. Bahkan ada salah satu kelas yang hanya berisi 8 murid pada saat itu.

​​Meskipun hal tersebut memudahkan kelompok saya selama menjalankan program kerja, karena jumlah yang sedikit otomatis lebih mudah juga dalam pengawasan. Tapi kami tetap merasa prihatin karena informasi dari seorang guru bahwa tidak seluruh anak di desa tersebut mampu bersekolah.

​​Dari segi guru juga terdapat kekurangan. Setiap SD di desa tersebut, jumlah guru yang mengajar tidak lebih dari 10. Seluruh guru yang mengajar merupakan warga lokal dari desa itu sendiri. Sehingga terkadang mereka (para guru) justru mengajar 2 kelas sekaligus untuk mengantisipasi kekurangan guru.

3 alasan KKN harus tetap ada #2 Merasakan kehidupan desa yang berkualitas

​​Saya katakan berkualitas karena hidup di desa itu kemungkinan mampu memperpanjang umur manusia. Selain lingkungan yang masih asri, desa juga menyediakan hal-hal yang mampu menghindarkan kita dari pelukan stres.

​​Tak lain adalah kehidupan beragama yang kental dan toleran. Jujur saja, sebelum melaksanakan KKN, saya mungkin salat berjamaah hanya ketika Maghrib. Tapi ketika pelaksanaan KKN di desa, hampir 5 waktu saya salat berjamaah di masjid. Bukan bermaksud riya’, tapi karena memang jarak yang sangat dekat dengan masjid, rasa sungkan dengan tetangga, dan tentunya pengaruh ajakan bocil-bocil (bocah cilik) yang mampu membawa saya ke jalan kebenaran. Terima kasih, bocil.

​​Kegiatan keagamaan lainnya seperti pengajian dan salawat juga selalu dilaksanakan rutin. Terlebih lagi toleransi bergamanya yang cukup terasa. Tidak ada sekat sama sekali.

​​Selain itu, kehidupan desa lainnya yang menjauhkan kita dari stres, yaitu harga kebutuhan yang murah meriah. Logikanya, semakin jauh antara tempat berjualan dengan tempat kulakan, harga akan semakin mahal. Teori itu tidak berlaku di desa, harga jual di sana lebih rendah daripada kota. Itu artinya, masyarakat desa tidak terlalu serakah dengan mengambil banyak untung. Sebagai contoh, harga Pertalite ecer 1 liter di kota mencapai Rp10.000, sedangkan di desa saya pernah membelinya dengan harga Rp9.000. Sangar tho….

3 alasan KKN harus tetap ada #3 Paham arti gotong-royong

​​Gotong royong adalah salah satu hal yang sangat sulit ditemukan di kota. Kemungkinan hanya terjadi setahun sekali, itu pun mendekati peringatan Hari Kemerdekaan saja.

​​Berbeda dengan kota, hampir setiap hal kehidupan di desa selalu terkandung esensi gotong rotong. Mulai dari bersih desa, panen hasil bumi, membangun rumah, membangun balai kampung, hajatan, hingga saling membantu orang tua sepuh desa dalam mencukupi hidupnya.

​​Momen gotong royong yang sempat saya rasakan bersama teman-teman yaitu pada saat membangun masjid desa. Bisa dibayangkan, masjid desa yang ukurannya cukup besar seperti ukuran masjid desa pada umumnya, hanya dikerjakan oleh warga setempat. Mengerjakannya pun hanya setiap akhir pekan. Butuh berapa lama tuh? Hal itu pernah saya tanyakan, dan ternyata 2019 kemarin ialah tahun keempat pembangunan masjid itu. Wow.

​​Esensi gotong royongnya pun sungguh terasa. Kaum muda angkut-angkut bahan, kaum tua bagian tempel-tempel adonan semen atau ngecat tembok, dan kaum perempuan harus siap menyiapkan konsumsi.

Tiga hal di atas ialah contoh kecil dari manfaat dan nilai-nilai KKN yang bisa saya ambil, meskipun manfaat lainnya masih banyak.

Intinya, dengan KKN kita bisa mengetahui bagaimana kehidupan di desa, dan hal itu bisa mengubah pola pikir kita terhadap kehidupan di dunia yang juga fana ini.

​​Meskipun kemungkinan pelaksanaan KKN untuk pertengahan tahun 2020 ini bakal diundur atau bahkan ditiadakan, saya tetap bisa memaklumi karena memang kondisi pandemi yang tidak memungkinkan.

Namun, saya memiliki dua solusi yang bisa dijadikan pertimbangan. Pertama, mengubah teknis KKN, yang awalnya dilaksanakan di desa-desa yang jauh dari kampus, kali ini KKN dilaksanakan di desa masing-masing tempat tinggal mahasiswa.

Saya yakin di setiap kabupaten minimal ada satu desa yang sedikit tertinggal atau bahkan tertinggal jauh dari kondisi kotanya, nah desa itu bisa dijadikan sebagai tempat KKN untuk mahasiswa yang tinggal di kabupaten itu. Karena dilakukan di masa pandemi, tentunya kegiatan yang dilakukan harus berhubungan dengan penanggulangan pandemi dan sesuai protokol kesehatan yang ada.

Kedua, KKN diundur hingga pandemi tuntas. Tidak masalah KKN diundur, yang terpenting setiap mahasiswa saya rasa harus merasakan momen KKN.

BACA JUGA Persamaan Pengalaman KKN Saya dengan KKN di Desa Penari dan tulisan Bastian Ragas lainnya. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 11 Mei 2020 oleh

Tags: KKNMahasiswa

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Bastian Ragas

Bastian Ragas

Jebolan Perikanan, Hobi Mancing.

ArtikelTerkait

Pengalaman Saya Menjadi Joki Skripsi yang Penghasilannya Nggak Main-main terminal mojok.co joki tugas

Kok Bisa Ada Mahasiswa yang Bangga Pakai Jasa Joki Tugas, Sehat, Bos?

5 Februari 2023
10 Jurnal Ilmiah Gratisan yang Dibutuhkan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Terminal Mojok

10 Jurnal Ilmiah Gratisan yang Dibutuhkan Mahasiswa Ilmu Komunikasi

8 Januari 2023
Jangan Jadikan Aktif di Ormawa sebagai Alasan Nilai Jelek

Jangan Jadikan Aktif di Ormawa sebagai Alasan Nilai Jelek

5 Januari 2023
Bukan Cuma Merugikan Mahasiswa, Unpaid Internship Juga Merugikan Perusahaan

Bukan Cuma Merugikan Mahasiswa, Unpaid Internship Juga Merugikan Perusahaan

4 Januari 2023
6 Kebohongan tentang Universitas Terbuka (UT) yang Perlu Diluruskan (Unsplash)

3 Kebebasan yang Bisa Didapatkan Mahasiswa Universitas Terbuka

29 Desember 2022
Panduan untuk Survive Selama KKN bagi para Introvert Terminal Mojok

Panduan untuk Survive Selama KKN bagi para Introvert

24 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Di Kampung Saya, Orang-orang Lebih Suka Main PES Dibanding FIFA terminal mojok.co

Nostalgia Rental PS 2 yang Diabadikan dalam Tiap Gimnya

McD Sarinah

McD Sarinah Emang Tempat Kongkow Legend Bagi ABG Jakarta Tahun 90-an

peternakan ayam ternak ayam usaha ternak ayam mojok

4 Alasan Usaha Ternak Ayam Sebaiknya Jangan Dilakukan



Terpopuler Sepekan

Masa Jabatan Kepala Desa 9 Tahun? Nggak Kapok Punya Pimpinan Nggak Becus?
Pojok Tubir

Nggak Usah Berisik, Perpanjangan Masa Jabatan Kades Sudah Benar kok!

oleh Moh. Rofqil Bazikh
6 Februari 2023

Nggak usah kemrecek!

Baca selengkapnya
Dosa Penjual Lumpia Semarang yang Bikin Lumpianya Bau Pesing

Dosa Penjual Lumpia Semarang yang Bikin Lumpianya Bau Pesing

6 Februari 2023
4 Alasan Wajib Pakai Telkomsel meski Cuma Kartu Cadangan Terminal Mojok Farzand01 Shutterstock

Telkomsel, Provider Seluler yang Diskriminatif

4 Februari 2023
7 hotel murah tak jauh dari Tuju Jogja kemiskinan di Jogja

Omong Kosong Peran Universitas dalam Mengentaskan Kemiskinan di Jogja

7 Februari 2023
Warnet Bokep di Jogja yang Pernah Jaya Bersama Pornhub (Unsplash)

Warnet Bokep di Jogja yang Pernah Jaya Bersama Pornhub

1 Februari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=p4e22R45FOg

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!