Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Di Balik Wajah Indah Indonesiaku

Zena Rera oleh Zena Rera
3 Mei 2019
A A
Di Balik Wajah Indah Indonesiaku
Share on FacebookShare on Twitter

Pencemaran lingkungan laut di Kepulauan Karimunjawa merupakan salah satu dampak dari adanya tongkang-tongkang batu bara di pesisir laut Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Budi daya terumbu karang rusak akibat jangkar tongkang kapal batu bara yang di tancapkan pada terumbu karang. Tumpahan sebagian batu bara ke dalam laut mengancam kehidupan biota laut. Lalu bagaimana hal ini bisa terjadi dan dibiarkan begitu saja?

Tahun 2018 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembangunan perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. PLTU tersebut, kata Jokowi, adalah salah satu yang terbesar di Asia Tenggara, yang dikabarkan akan membutuhkan sekita 600.000 ton batu bara setiap hari. Tenaga yang dihasilkan dapat mencukupi kebutuhan listrik lebih dari satu juta kepala keluarga.

Kasus pencemaran lingkungan akibat batu bara merupakan masalah kelangsungan hidup masyarakat. Masyarakat di area PLTU yang paling merasakan dampaknya. Penyakit saluran pernapasan seperti alergi, paru-paru, bronkitis akut bahkan kanker nasofaring bakal mereka rasakan.

Keadaan lingkungan di daerah pesisir Bali misalnya. Rumah-rumah di sekitar area PLTU tak pernah bebas dari polusi akibat debu. Sebagian penduduk memilih pindah ke desa atau kota lain, sebagian lagi pindah karena rumah serta lahan mereka sudah dijual kepada perusahaan untuk dibuat lahan pertambangan yang lebih luas.

Hal yang sama juga dirasakan oleh penduduk pesisir Kota Palu yang desanya juga dibuat area pertambangan batu bara. Masyarakat mengeluh, tetapi tak bisa melakukan apa-apa. Berbagai protes dan demo sudah dilakukan, tetapi pemerintah acuh. Terbukti dengan kegiatan PLTU yang masih berjalan.

Beberapa kasus di atas dijelaskan dan dikupas secara gamblang dalam beberapa frame di film dokumenter berjudul Sexy Killers. Film karya Dandhy Dwi Laksono dan Ucok Suparta ini menjadi acuan saya dalam menulis kesedihan bumi Indonesia khususnya tentang pencemaran lingkungan dan kehidupan masyarakat kecil di pelosok akibat perusahaan tambang batu bara.

Wajah-wajah masyarakat kecil yang lemah, korban industri penguasa. Mereka menunjukan wajah penuh harap kepada pemerintah. Berharap agar pemerintah dan instansi juga memikirkan nasib mereka. Mulai dari lingkungan, lahan dan tempat mereka untuk menyambung hidup.

Jika memang industri ini penting bagi masyarakat, mengapa harus mereka juga yang berkorban? Film Sexy Killer menjelaskan tak kurang dari 17 orang terkena dampak pencemaran lingkungan akibat industri tambang batu bara dan sebagian di antaranya meninggal dunia. Selebihnya menderita sakit saluran pernapasan dan tengah menjalani pengobatan. Tak ada cara lain yang lebih bijaksana untuk mengatasi kesedihan ini?

Baca Juga:

5 Pekerjaan yang Bertebaran di Indonesia, tapi Sulit Ditemukan di Turki

Pengalaman Melepas Penat dengan Camping ala Warlok Queensland Australia

Untuk area pembuangan limbah, mengapa dibuat di area padat penduduk? Saya rasa pemerintah bisa menggunakan lahan khusus area pertambangan yang jauh dari pemukiman penduduk terlebih daerah pariwisata dan lingkungan alam yang seharusnya dilindungi.

Masalah selanjutnya, apakah bumi Indonesia tidak memiliki hak untuk disayangi dan dijaga? Andai saja bumi ini bisa bicara, mungkin tanah Indonesia sudah menangis merintih akibat eksploitasi yang dilakukan demi kekayaan dan kebutuhan manusia tanpa adanya pertanggungjawaban yang pasti.

Salah satu buktinya ada di film itu, yaitu lebih dari 3.500 lubang bekas galian tambang dibiarkan begitu saja. Sebagian tergenang oleh air dan membentuk kolam dengan berbagai ukuran. Mulai dari kecil sampai yang besar dan dalamnya rata-rata lebih dari 50 meter. Hal ini bukan saja membuat tanah Indonesia menjadi rusak, tetapi memakan korban jiwa.

Tercatat 115 korban meninggal akibat tenggelam di kolam bekas galian tambang batu bara khususnya di Pulau Kalimantan. Hal tersebut diakibatkan karena kurangnya rasa tanggung jawab dari pihak perusahaan pertambangan, salah satunya dengan membangun lokasi pertambangan yang letaknya sangat berdekatan dengan permukiman warga bahkan ada yang letaknya persis di belakang sekolah. Pihak perusahaan seakan tidak memikirkan keselamatan warga sekitar dengan penggalian yang dilakukan di tanah penduduk yang sebagian hasil dari membeli paksa.

“Cinta tanah air, tanah air Indonesia.” Kutipan dari Sumpah Pemuda ini sepertinya hanya sejarah yang tak diimplementasikan secara bijaksana. Sebagian pemuda Indonesia justru dibatasi mencintai dan menjaga tanah airnya sendiri. Hanya karena mereka lemah kuasa. Sebagian lagi memperkaya diri sendiri dari bumi Indonesia yang dikeruk hingga habis. Lahan-lahan penghasil lumbung padi diubah menjadi area tandus berlubang dan panas oleh galian-galian tambang. Mereka mungkin bisa impor padi, tapi rakyat kecil sang penghasil padi sedang merana di balik dampak-dampak dan pengorbanan yang dibebankan kepada mereka.

Terakhir diperbarui pada 28 September 2021 oleh

Tags: IndonesiaWajah Indah
Zena Rera

Zena Rera

ArtikelTerkait

Honda Jazz Facelift Diluncurkan, Bakal Masuk Indonesia Nggak ya Terminal mojok

Honda Jazz Facelift Diluncurkan, Bakal Masuk Indonesia Nggak ya?

4 Februari 2023
5 Komik Lokal yang Seru untuk Dibaca terminal mojok.co

5 Komik Lokal yang Seru untuk Dibaca

8 Februari 2022
Kekuatan Paspor Malaysia Bikin Iri Pemegang Paspor Indonesia yang “Memble” Mojok.co

Kekuatan Paspor Malaysia Bikin Iri Pemegang Paspor Indonesia yang “Memble”

15 Maret 2025
liga 2 judi bola shin tae-yong konstitusi indonesia Sepakbola: The Indonesian Way of Life amerika serikat Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Ketika Kepolisian Indonesia Fobia dengan Sepak Bola

13 November 2020
syiah indonesia muslim sunni mojok

Begini Rasanya Jadi Orang Syiah di Indonesia

7 Oktober 2020

Ketika Tonari no Totoro Ambil Setting di Indonesia

27 April 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

13 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus
  • Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan
  • Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.