Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Merawat Kenangan Melalui Helm Ala Generasi 90-an

Diaz Radityo oleh Diaz Radityo
3 September 2019
A A
merawat kenangan

merawat kenangan

Share on FacebookShare on Twitter

Ketika kemarin saya membaca artikel di terminal mojok mengenai helm. Ingatan saya meloncat menuju masa lalu. Tepat ketika masih layak disebut remaja. Bagi generasi atau angkatan 90-an, helm tidak semata-mata untuk melindungi kepala saja. Lebih dari itu semua, helm menjadi sebuah media untuk merawat kenangan. Kenapa bisa? Bingung kan kalian?

Beruntunglah ketika kalian dilahirkan sebelum invasi internet menyerang. Daya kreativitas sangatlah diuji. Seperti halnya memanfaatkan helm sebagai wahana untuk berekspresi. Hebatnya budaya “helm” ini menyebar secara terstruktur, masif dan sistematis. Lha gimana tidak? Hampir semua orang di jalanan memakainya. Bahkan ada yang menjadikannya koleksi.

Marilah kita sedikit melakukan perjalanan waktu ke belakang sebentar. Tenang kita gak butuh Doraemon. Dulu sebelum kita semua dikenalkan dengan helm standar dan berlogo SNI. Ada sebuah helm yang pantas disebut leluhur, mirip mbah Buyut di KKN desa penari. Helm yang dimaksud adalah helm batok atau ciduk. Dalam bahasa Jawa batok berarti tempurung kelapa dan ciduk berarti gayung. Siapa yang tidak mengenal benda yang satu ini?

Helm ini sangat mudah dijumpai di mana-mana. Dibuat dari material plastik yang sangat ringan serta harga yang murah. Membuat helm ini laris bak kacang rebus seperti di pentas dangdutan. Bahkan saking hebatnya helm ini bisa terbang sesuka dia mengikuti arah angin. Sensasi mempertahankan helm agar tetap di kepala sangatlah seru.

Terus gimana caranya merawat kenangan melalui sebuah helm batok? Tenanglah wahai netizen, pertanyaan itu akan segera dijawab kok.

Jadi begini, helm batok atau ciduk itu kan sebenarnya dibuat dari bahan plastik yang kualitas rendah. Inilah yang membuat kami tergerak untuk mendesain ulang tampilan helm tersebut. Biasanya helm batok atau ciduk itu warnanya putih polos. Bentuknya pun hanya melindungi setengah kepala. Tepat di atas kuping saja.

Helm batok atau ciduk itu kami tempeli stiker dong. Jadi seluruh permukaan helm akan kami tutupi stiker hingga warna dasarnya sukses ditutup. Keseruan inilah yang oleh anak-anak generasi 90-an rasakan. Semakin beraneka ragam jenis dan gambar stiker yang dipasang menjadi penanda bahwa helm kita semakin beda dari yang lain.

Darimanakah stiker itu kami peroleh? Inilah yang menjadi keseruan lainnya. Teman-teman saya banyak yang menghadiri pensi. Kemudian biasanya mereka akan dating lebih awal. Tujuannya mendapatkan posisi paling depan dan dekat panggung. Pas nanti band yang manggung nyebar stiker mereka akan langsung berebutan. Apalagi band yang ngasih stiker tergolong papan atas. Pride mereka makin tinggi ketika mendapatkan stikernya!

Baca Juga:

Susu Tunggal, Susu yang Bikin Nostalgia Masa Kecil Warga Blitar

Indomie Kuah Comfort Food Saat Musim Hujan, No Debat!

Trik lainnya yang diperoleh adalah dengan barter alias tukar stiker. Metode ini tidaklah semudah yang dibayangkan. Kenapa? Setiap orang yang memiliki stiker tentu memiliki kenangan sekaligus untuk perjuangan dalam mendapatkan sebuah stiker. Kemampuan kita merayu untuk melepaskan stiker koleksi kesayangan mereka menjadi daya tarik sendiri. Ya mirip kayak orang sedang lobi proyek gitulah.

Metode lainnya dalam mengumpulkan stiker adalah dengan cara membeli. Ada juga yang hobi mencari acara yang mendapatkan bonus stiker. Karena bagi kami setiap stiker memiliki ceritanya sendiri. Tetapi ada pula yang hanya mengandalkan meminta belas kasihan temannya saja agar diberi stiker (bukan saya lho ya).

Apakah party hanya berakhir di situ saja? Tentu tidak Bambang! Tugas selanjutnya sudah menanti. Setelah berhasil berburu koleksi stiker maka kami harus memasangnya dengan baik di helm. Bukan tugas yang mudah! Membutuhkan ketelitian dan kesabaran boskuuee. Kalau sampai asal masang stiker yang terjadi adalah stiker itu akan tidak rata dan menggelembung permukaannya. Sehingga kami membutuhkan bantuan korek api gas untuk membuatya rapi. Baik cewek ataupun cowok biasanya membawa korek api untuk membuat helmnya makin kece badai.

Begitulah salah satu cara generasi 90-an merawat kenangan yang didapatkan. Melalui sebuah helm yang harganya tidaklah seberapa. Mewujudkan kebahagiaan bagi kami di masa itu sangatlah sederhana namun tetap abadi. Mungkin jika sekarang masih ada helm batok atau ciduk, “tradisi” menempelkan stiker tersebut bakalan eksis. Mungkin bisa juga sekarang diubah dengan menempelkan banner atau baliho di sepeda motor atau mobilmu. Bakalan seru kali ya? Sudah sepatutnya juga kalian bersyukur di era digital. Lebih banyak pilihan cara untuk merawat kenangan, termasuk pula sambat tentang kenangan di media sosial. Ehh… (*)

BACA JUGA Menjadikan Orang Hilang Sebagai Strategi Marketing: Kreativitas yang Kebablasan atau tulisan Reni Soengkunie lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 3 September 2019 oleh

Tags: generasi 90-ankenanganmerawat kenangannostalgiaTren Masa Kini
Diaz Radityo

Diaz Radityo

Peramu kata-kata, kadang juga jual omongan.

ArtikelTerkait

makam BJ Habibie

Di Balik Aksi Selfie di Makam BJ Habibie

17 September 2019
Patrick Star adalah Korban Dibandingkan sama Anak Tetangga dalam Perspektif Taoisme terminal mojok.co

Belajar dari Patrick Walaupun Pengangguran Tapi Banyak Akal

13 Juli 2019
lagu enak

Generasi 80-an dan 90-an, Berbahagialah! Stok Lagu Enak Kalian Tidak Ada Habisnya

20 Agustus 2019
Jauh Sebelum Adanya Netflix, Saya Merasakan Era Tukang Rental Laser Disc Keliling terminal mojok

Jauh Sebelum Kehadiran Netflix, Saya Merasakan Era Tukang Rental Laser Disc Keliling

28 Maret 2021
Alasan Huruf X Bisa Dibaca 'Nya' Saat Berbalas Chat terminal mojok.co

Efek Laten Aplikasi Whatsapp: Sedikit-Sedikit Dibuatkan Grup Chat, Lama-Lama Jadi Menumpuk

6 September 2019
dosen

Sok Lucunya Dosen yang Nggak Lucu

4 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.