Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Panduan Misuh Jawa Timuran, Dijamin Mantap dan Paten

Iqbal AR oleh Iqbal AR
3 Maret 2021
A A
Panduan Misuh Jawa Timuran, Dijamin Mantap dan Paten terminal mojok.co

Panduan Misuh Jawa Timuran, Dijamin Mantap dan Paten terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau berbicara tentang salah satu hal yang identik dengan orang Jawa Timuran, misuh adalah jawabannya. Bagi sebagian besar orang Jawa Timur, misuh sudah seperti budaya, yang tidak hanya sebatas umpatan, tetapi bisa jadi ukuran keakraban. Sebenarnya hampir sama dengan daerah lain, misuh juga bisa jadi ukuran keakraban, tetapi bagi orang Jawa Timur, akan selalu terdengar lebih pas dan paten. Atas dasar alasan ini pula, misuh sudah tidak bisa dianggap sebagai hal yang negatif. Kalaupun konteksnya umpatan, itu juga hal yang wajar sebenarnya.

Kata yang kerap kali digunakan sebagai misuh Jawa Timuran adalah kata “jancok”. Ada juga kata lain seperti “gateli” yang kerap dipakai orang Surabaya, atau “kirik” yang sama seperti misuh “asu” atau “anjing”, tentunya dengan versi yang lebih keras. Tetapi, “jancok” masih menjadi primadona misuh Jawa Timuran. Tentu dengan dialek, pengucapan, dan bunyi yang berbeda-beda. Ada yang mengganti huruf pertama dengan huruf “d” menjadi “dancok”, ada juga yang menambah bunnyi “i” setelah huruf pertama menjadi “jiancok”. Ada juga yang memakai tiga huruf terakhir menjai “cok” saja. 

Misuh ala Jawa Timuran ini memang paling pantas diucapkan oleh orang Jawa Timur asli. Kalau diucapkan oleh orang di luar Jawa Timur, atau luar Jawa, kadang terdengar kurang pas, kurang mantap, dan kurang paten. Saya cukup sering mendengar orang-orang luar Jawa atau luar Jawa Timur (yang tinggal sementara di Jawa Timur, dan kebanyakan dari Jakarta dan sekitarnya) yang mencoba misuh Jawa Timuran dan justru terdengar aneh.

Mereka bilang “jancok”, tetapi tidak ada penekanan di huruf “j” dan huruf “k” di akhir masih terlalu kentara. Padahal harusnya misuh dengan kata “jancok” itu harus ada penekanan di awal, dan huruf “k” di akhir tidak dibaca penuh, alias seperti tanda petik saja.

Maka dari itu, demi menjaga marwah dan ruh misuh ala Jawa Timuran supaya tidak ternodai, saya sebagai orang asli Jawa Timur ingin membagikan sedikit panduan misuh supaya misuhnya lebih mantap dan paten. Tentu biar kalian misuhnya enak dan kami yang mendengarnya juga enak.

Pertama, meskipun orang Jawa Timur identik dengan misuh, bukan berarti kita misuh setiap saat

Ini adalah hal yang perlu dipahami sejak awal bahwa misuh tetap ada pada tempatnya. Kalau sedang mangkel, marah, ya silakan misuh. Kalau sedang ketemu teman lama dan sedang bahagia, ya silakan pakai kata-kata misuh sebagai bentuk keakraban. Intinya, misuh lah pada tempatnya. Kalau asal misuh, apalagi ditujukan pada orang yang tidak kita kenal atau baru kita kenal, ya siap-siap dipukuli.

Kedua, perkara tata cara misuh yang pas dan paten

Kita ambil contoh kata “jancok” saja karena paling populer. Ingat, pengucapan jancok itu dengan penekanan di huruf “j” awal, lalu di huruf “o” dibunyikan seperti “o” pada “soto”, lalu di akhir huruf “k”, dibunyikan tidak tegas, alias seperti tanda petik saja. 

Coba lah diperbaiki, terutama untuk orang-orang yang masih lembek misuhnya. Nah, kalau misalnya merasa “jancok” kurang lega, bisa memakai opsi kedua, yaitu menambahkan huruf “i” setelah huruf “j” menjadi “jiancok”. Biasanya, kata “jiancok” ini dipakai kalau mangkel atau marahnya sudah sampai ubun-ubun. 

Baca Juga:

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Ketiga, perbedaan misuh sebagai umpatan, dan misuh sebagai keakraban

Ini lebih pada perbedaan bunyi alias pengucapannya. Kalau misuh sebagai umpatan, nadanya cenderng tinggi, terutama di akhir kata, dan penekanannya seperti poin kedua di atas. MIsalnya kalimat “jancok raimu!” yang sudah jelas sebagai umpatan, ada penekanan di kata “jancok”.

Kalau jancok sebagai tanda keakraban, ya diucapkan biasa saja, tanpa ada nada tinggi. Misalnya kalimat, “Jancok, apa kabar?” Ini diucapkan dengan nada yang stabil, alias tidak ada nada yang naik atau turun, dan diucapkan tanpa penekanan di kata “jancok” nya. 

Itu lah panduan singkat misuh ala Jawa Timuran yang mantap dan paten. Sebenarnya ini perkara mudah kok buat dipelajari. Apalagi kalau sudah terbiasa. Tapi, berhubung masih ada saja yang kurang tepat dan kurang mantap misuhnya, panduan ini saya rasa perlu.

BACA JUGA Penggunaan Kata ‘Anjing’ dan ‘Goblog’ untuk Percakapan Bahasa Sunda dan tulisan Iqbal AR lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 2 Maret 2021 oleh

Tags: jawa timurmengumpatmisuh
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

Alun-alun Kota Batu dan Masalah Penataan Parkir yang Rumit

Alun-alun Kota Batu dan Masalah Parkir yang Rumit

11 Juli 2023
Minum Teh Tawar dan Makan Leunca: Culture Shock Orang Jawa Timur yang Datang ke Purwakarta

Minum Teh Tawar dan Makan Leunca: Culture Shock Orang Jawa Timur yang Datang ke Purwakarta

6 September 2023
sendi 3 Alasan Utama Mojokerto Masih Asing di Telinga Orang terminal mojok

3 Alasan Utama Mojokerto Masih Asing di Telinga Orang

19 Juli 2021
Tuban Bikin Iri Warga Lamongan: Perkembangannya Pesat!

Tuban Bikin Iri Warga Lamongan: Perkembangannya Lebih Pesat!

14 Juni 2024
Banyuwangi Seharusnya Masuk dalam Daftar Tempat Pensiun Paling Enak Mojok.co

Banyuwangi Seharusnya Masuk dalam Daftar Tempat Pensiun Paling Enak

19 Januari 2024
Malang, Kota yang Hobi Bikin Tersesat para Perantau Baru (Unsplash)

Mengembara di Kota Malang: Hampir Tersesat karena Buta Arah sampai Malah Jadi Navigator Andal

16 Januari 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.