Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Yakin Sudah Merdeka? Nyinyiran Tetangga dan Kenangan Mantan Saja Masih Sering Menjajah

Riris Aditia N oleh Riris Aditia N
20 Agustus 2019
A A
sudah merdeka

sudah merdeka

Share on FacebookShare on Twitter

Hari ini Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan RI yang ke-74. Ternyata sudah lumayan lama banget ya usia kemerdekaaan negara kita? Kalau manusia, mungkin usianya sudah setara dengan kakek-nenek yang mulai pikun dan bicaranya ngelantur. Eits, tapi beneran nggak sih kita sudah merdeka 100%?

Negara kita memang sudah merdeka, tapi bagaimana dengan jiwa dan pribadi kita sebagai manusia? Apakah sudah benar-benar merdeka? Mari ingat satu per satu deretan penjajahan yang setiap hari merongrong hati dan pikiran kita tanpa spasi.

Benarkah kita sudah merdeka? Lha wong upload foto di Instagram saja harus shoot puluhan kali dengan pose dan angle terbaik dari berbagai sisi. Setelah itu masih perlu difilter lagi pakai aplikasi yang bisa mempercantik diri. Nulis caption-nya pun googling dulu dari website penyedia quotes bijaksana ala-ala tokoh inspiratif. Mainstream sekali bosque~

Jadi, ini yang namanya merdeka? Kita sibuk memoles diri dengan berbagai pencitraan palsu hanya untuk diterima, dihargai, dan dikagumi banyak orang. Ternyata, kita belum merdeka dari ‘apa kata orang’. Bagaimana kalau fotoku terlihat norak dan memalukan? Bagaimana kalau orang-orang membully fotoku secara massal dan akhirnya diviralkan? Apa kata orang tua? Apa kata tetangga? Apa kata Pak RT, Pak RW, Satpol PP?

Ya, semua itu bersumber dari ketakutan mendengar ‘apa kata orang’. Kita seringkali takut mendengar kritik, komentar miring, dan nyinyiran dari teman, tetangga, atau netizen tak dikenal. Apalagi kalau sudah menyangkut penampilan fisik alias body shaming. Setiap ada yang julid terhadap tubuhmu yang semakin menggembung, tiba-tiba wacana diet mulai mengemuka. Meski akhirnya diet itu masih besoknya lagi, besoknya lagi, dan besoknya lagi~

Lalu, saat ada yang komentari sisa jerawat di wajah, kita langsung auto-cari cermin dan melototi wajah dari ujung kening sampai dagu. Sejujurnya, kemuculan jerawat itu nggak mengganggu. Yang mengganggu hanyalah ‘apa kata orang’. Tapi, kok bisa-bisanya hanya karena sebutir jerawat kita sering mencaci wajah sendiri? Mengapa tak secantik selebriti—yang kulitnya putih, mulus, bebas jerawat, dan bersinar bagai lampu kota di perempatan?

Lagi-lagi, ternyata kita belum merdeka ya? Pikiran kita masih mau-maunya dijajah iklan yang mendefinisikan kecantikan sebatas penglihatan fisik semata. Sampai kapan kita menyadari kalau kampanye cantik itu putih, mulus, dan langsing hanyalah akal bulus pabrik kosmetik. Kita sibuk mengejar kulit putih dan bersih, sampai tak menyadari kalau isi dompet kita ikut terkuras bersih. Kita mengejar tubuh langsing, namun pada waktu yang sama kita menggemukkan kantong si penjual produk pelangsing.

Ya, penjajahan iklan memang begitu derasnya. Segala iming-iming iklan yang ditayangkan berulang kali di berbagai media, pada akhirnya menjebolkan pertahanan kita yang ingin hidup hemat dan anti hedon.

Baca Juga:

5 Pekerjaan yang Bertebaran di Indonesia, tapi Sulit Ditemukan di Turki

Pengalaman Melepas Penat dengan Camping ala Warlok Queensland Australia

Setiap muncul keluaran handphone terbaru langsung kepincut. Muncul kedai kopi kekinian baru langsung dikunjungi dan divideo ke Instastory. Terus, kalau muncul keluaran tas dan baju model terbaru langsung ikut pre-order atau minimal di-wishlist dulu di e-commerce kesayangan. Yang penting harus mengikuti tren dan ikut-ikutan teman biar dianggap keren dan kekinian. Nggak peduli masih banyak kebutuhan lainnya yang lebih penting atau banyaknya saudara yang masih butuh uluran tangan.

Jadi, benarkah kita sudah merdeka? Kalau pada kenyataannya kita masih terjajah iklan, promo, dan latah mengikuti tren sesaat. Miris kalau mengingat dulu para pahlawan nasional bergerilya melawan penjajahan kompeni. Sedangkan sekarang kita bergerilya dibalik brand-brand demi mencitrakan diri sebagai si kaya, si gaul, si pintar, si populer, atau si cantik dan si tampan.

Terakhir, untuk mengakomodasi maraknya kaum bucin di Indonesia, coba kita tanyakan ulang: benarkah kita sudah merdeka? Jika pada kenyatannya, masih banyak remaja, muda-mudi, maupun dewasa yang kehilangan waktu produktifnya karena larut dalam romansa memabukkan. Mulai dari yang cinta buta dan nggak sadar kalau sedang dimanfaatkan, atau mereka yang sedih menahun karena cinta bertepuk sebelah tangan.

Hadehh!! Indonesia sudah merdeka 74 tahun. Tapi kalau sampai sekarang kamu masih diliputi kesedihan karena dianya nggak peka, tiba-tiba berubah, atau pergi meninggalkanmu bersama kenangan yang tak bisa dilupakan, maka kemerdekaanmu sebagai manusia WAJIB dipertanyakan! (*)

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 4 Februari 2022 oleh

Tags: Indonesiakenangan mantanKritik Sosialmerdekanyinyiran
Riris Aditia N

Riris Aditia N

Freelance writer & stroyteller

ArtikelTerkait

lamalera

Lamalera dan Rindu yang Tak Kunjung Selesai

14 Juli 2019
horoskop

Jangan Hakimi Saya dari Horoskop Belaka!

11 Agustus 2019
bemo

Mengenang Salah Satu Transportasi Jadul: Bemo

28 Agustus 2019
Di Balik Wajah Indah Indonesiaku

Di Balik Wajah Indah Indonesiaku

3 Mei 2019
anti drakor

Emak-Emak Pencinta Drakor VS Emak-Emak Anti Drakor

28 Agustus 2019
5 Alasan Orang Jepang Betah Kerja di Indonesia Terminal Mojok

5 Alasan Orang Jepang Betah Kerja di Indonesia

22 Desember 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.