Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Luar Negeri

5 Kelakuan Pengendara Indonesia yang Bikin Orang Jepang Geleng-geleng

Primasari N Dewi oleh Primasari N Dewi
5 Agustus 2022
A A
5 Kelakuan Pengendara Indonesia yang Bikin Orang Jepang Geleng-geleng

5 Kelakuan Pengendara Indonesia yang Bikin Orang Jepang Geleng-geleng (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Selama saya hidup di Jepang, saya belum pernah menemui pengendara Jepang yang tingkahnya kayak pengendara Indonesia. Bahkan, teman saya asal Jepang yang kebetulan main ke Indonesia merasa ngeri-ngeri sedap melihat kelakuan mereka.

Sudah bukan rahasia kalau perkara menaati aturan, orang Jepang juaranya. Pengendara Jepang apalagi, amat patuh dengan aturan, meski aturannya kadang nggak masuk akal. Maka dari itu, melihat kelakuan pengendara Indonesia yang ajaib, mereka hanya bisa geleng-geleng kepala.

Apa saja kelakuan yang bikin geleng-geleng?

#1 Ngeblong lampu merah

Ini jelas tak terjadi di Jepang ya. Saat lampu kuning, orang Jepang biasanya sudah bersiap-siap berhenti. Sikap sabar orang Jepang dalam berkendara memang wajib diacungi jempol. Saat berhenti di lampu merah, jarak satu kendaraan dengan kendaraan lain di belakangnya saja bisa 1-2 meter, lho. Nggak mepet, apalagi nyempil di sela-sela kendaraan lainnya.

Kalau di Indonesia, jelas hal ini agak susah, ya. Lha, gimana? Kadang berhenti tepat saat lampu berubah jadi merah saja malah disemprot bahkan diseruduk oleh pengendara belakangnya, kan? Apa nggak gila? Lampu kuning bukannya melambat, malah ngegas biar lolos lampu merah. Eh.

Teman Jepang saya pernah bercerita kalau peraturan lalu lintas di Jepang cukup ngeri sampai bisa membuat SIM dicabut, lho. Mungkin alasan ini juga yang membuat mereka taat terhadap lampu lalu lintas. Lagi pula, prinsipnya ketertiban umum memang menjadi tanggung jawab bersama, kan? Ini yang agak susah diterapkan di Indonesia.

#2 Salip kanan sampai masuk jalur berlawanan

Kalau kendaraan di depannya melambat dan berhenti, lalu kita menyalip di jalur yang disarankan sih, di mana-mana juga ada, kan? Terutama di tol. Akan tetapi, kalau menyalip kendaraan depannya sampai masuk ke jalur kendaraan yang berlawanan ya hanya ada di Indonesia sama di filmnya Michael Bay doang.

Sudah ada rambu-rambu garis dua lurus tanpa putus, baik warna kuning maupun putih, pun nggak menyiutkan nyali para rider jalanan Indonesia untuk menyalip kanan. Kalau sepeda motor yang meliuk-liuk mungkin bisa dimaklumi, tetapi kalau mobil atau bus juga ikut-ikutan, parah sih. Nggak jarang, pengendara dari arah berlawanan menyalip sampai mepet ke pinggir jalannya. Saya juga pernah berpengalaman ini, lho, versus bus Sugeng Rahayu. Aseli, ngeri-ngeri sedap. Jantung mau copot.

Baca Juga:

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Eh sekarang marak juga, kan, mobil yang seenak sendiri salip kiri di sela-sela sepeda motor sampai kadang membunyikan klakson agar diberi jalan? Widih, minta diulek sambel itu sopirnya.

#3 Ganti knalpot dan klakson

Suara kendaraan dan lalu lintas di Jepang itu nggak berisik, lho. Klakson saja sebisa mungkin nggak dibunyikan kalau sangat nggak terpaksa, apalagi suara bising knalpot yang nggak standar? Bisa jadi langsung dikejar polisi lalu lintas yang sedang patroli, deh.

Memang ada kendaraan yang dimodifikasi tetapi tetap saja kalau melanggar ketertiban lalu lintas pastinya akan kena sanksi. Di jalanan Tokyo kadang ada juga rombongan anak muda nyentrik yang ambleyer suara motornya, dan pastinya dikejar polisi. Biasanya sih bosozoku. Meski jarang terjadi, sekalinya terjadi biasanya bakal jadi pusat perhatian.

Nah, kalau di Indonesia mah jangan tanya lagi. Meski motifnya tentu saja bukan karena “cari perhatian”, suara bising knalpot hasil modifikasi itu benar-benar bikin geleng-geleng. Mau suara serigala kek, macan kek, yang jelas beda dengan knalpot standar bawaan asli kendaraannya.

Banyak yang merasa terganggu tetapi tak berani menegurnya. Polisi lalu lintas saja cuma terdiam, nggak mengejar atau menegurnya. Hadeh. Kalau dibiarin, ya tentu saja yang lain juga ikut-ikutan. Rumah saya pinggir jalan sih, ya, jadi paham sekali kalau ada kendaraan yang suaranya “nyolot” dan itu beneran mengganggu, lho.

Teman saya pernah bilang, “Nanda sore? Urusai na!” (Apa itu? Berisik!) saat ada truk gaul dengan knalpot serigala lewat depan kami. Saya cuma bisa geleng-geleng tak bisa berkata-kata lagi. Bingung.

#4 Sein kiri belok kanan dan nggak pakai helm

Kalau ini mah, nggak usah heran, ya. Mungkin tingkat lupa orang Indonesia itu tinggi atau bagaimana, yang jelas fenomena sein kiri belok kanan itu tak hanya dilakukan oleh emak-emak Indonesia saja, lho. Mak kluwer tanpa memperhatikan kanan kiri sebelum berbelok juga menjadi penyakit umum pengendara Indonesia.

Pengendara Jepang? Hadeh, nggak bakal kek gini.

Selain itu, naik sepeda motor tanpa helm juga menjadi hal biasa di Indonesia. “Hanya dekat”, “cuma sebentar saja”, pokoknya macam-macam saja alasannya. Padahal kalau di Jepang, naik sepeda motor itu ribet sekali urusannya. Pakai helm lah, pelindung badan (termasuk jaket dan sepatu) lah, pokoknya harus dan wajib dikenakan. Demi keamanan bersama, kan? Kalau nggak mau repot, ya jalan kaki atau nyepeda saja. Begitu sih kalau di Jepang. Kalau di sini, banyak yang protes sewaktu ada kebijakan “nggak boleh hanya pakai sandal kalau naik motor”. Padahal ya, begitu deh, nggak mau berdebat saya….

#5 Cengpat alias bonceng empat

Wah kalau cengpat ini sih biasanya di sepeda motor, ya. Kalau dulu mungkin ada angkot yang sampai overload mengangkut penumpang, tetapi sekarang hampir tak ada lagi. Dulu, saya masih sempat lah mengalami naik bus kota sampai uyel-uyelan. Tercopet juga pernah.

Sepeda motor Indonesia memang didesain untuk dua penumpang. Biasanya keluarga muda yang baru punya anak satu sih akan memboncengkan anaknya di antara bapak ibunya. Kalau besar dikit, berdiri atau duduk sendiri di depan Sang Bapak. Anak dua pun akan sama, yang satu di depan dan yang satunya lagi di antara Bapak Ibunya. Hal ini cukup umum dan lumrah sih di kalangan keluarga muda Indonesia.

Teman Jepang saya sempat bertanya “apakah nggak berbahaya?” saat melihat saya sekeluarga cengpat begini di motor matic saya. Ya tentu saja berbahaya, kan? Tapi, ya, kandanane angel. Ojo dibanding-bandingne.

Di Jepang hal seperti ini sangat nggak mungkin terjadi, lho. Sepeda motor dengan cc rendah hanya boleh dinaiki satu penumpang saja. Untuk cc yang besar memang boleh dinaiki berdua, tetapi saya belum pernah dengar boleh bertiga, bahkan berempat. Widih bisa masuk berita di televisi Jepang, deh.

Bagaimana? Ikut geleng-geleng juga, nggak? Kalau saya, sebagai orang Indonesia yang sudah tinggal lama di Indonesia sih, sudah paham kelakuan begini. Angel wes kalau kebiasaan ini diubah. Ditegur malah nyolot. Salah sekalipun, berani adu urat dan jotos, je. Tambah bingung, kan? Yang jelas, tetap stay safe dalam berkendara ya, teman-teman!

Penulis: Primasari N Dewi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Pengemis di Jepang: Sudah Jatuh Tertimpa Pidana

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 Agustus 2022 oleh

Tags: Indonesiajepanglalu lintaspengendara
Primasari N Dewi

Primasari N Dewi

Saat ini bekerja di Jepang, menjalani hari demi hari sebagai bagian dari proses belajar, bertahan, dan berkembang.

ArtikelTerkait

Salon de thé François industri musik jepang mojok

Jangan Anggap Enteng Urusan Sampah di Jepang

6 Oktober 2021
Paula Gianita Membagikan Rahasia agar UMKM di Indonesia Mampu Bertahan Lama

Paula Gianita Membagikan Rahasia agar UMKM di Indonesia Mampu Bertahan Lama

20 April 2023
Memastikan Keberadaan The Real Sekolah Suzuran di Jepang

Memastikan Keberadaan The Real Sekolah Suzuran di Jepang

26 Oktober 2022
Malaysia Hampir Lepas dari Middle-Income Trap, Indonesia Masih Muter di Situ-Situ Aja

Malaysia Hampir Lepas dari Middle Income Trap, Indonesia Masih Muter di Situ-Situ Aja

22 September 2024
syiah indonesia muslim sunni mojok

Begini Rasanya Jadi Orang Syiah di Indonesia

7 Oktober 2020
Pengalaman Naik Bus di Jepang, Satu Penumpang pun Pasti Diantar

Pengalaman Naik Bus di Jepang, Satu Penumpang pun Pasti Diantar

9 Februari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Banyu Langit Agro Park Magelang, Tempat Liburan yang Tepat untuk Momong Anak Mojok.co

Banyu Langit Agro Park Magelang, Tempat Liburan yang Tepat untuk Momong Anak

30 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

Dosen Perlu Belajar dari Aktivis Kampus, Masa Sudah Jadi Dosen Public Speaking-nya Masih Jelek?

29 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.