Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

5 Kebohongan tentang Kota Semarang yang Telanjur Dipercaya

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
18 Agustus 2022
A A
5 Kebohongan tentang Kota Semarang yang Telanjur Dipercaya

Simpang Lima Semarang (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Semarang memiliki banyak hal unik yang menarik, sehingga sering memberikan kesan mendalam bagi yang pernah berkuliah, bekerja, ataupun berlibur di Kota Semarang.

Kalau kata teman saya, Semarang itu kota romantis, lucu, dan ngeselin terutama bagi para mahasiswa perantau. Romantis karena banyak scene-scene asmara yang tercipta, lucu karena banyak momen-momen kocak terjadi, dan ngeselin karena banyak tangis dan sedih yang membersamai setiap mahasiswa perantau yang sedang menimba ilmu.

Sebagai seseorang yang lama tinggal di Semarang, tentu saya tidak menepis hal tersebut.

Tapi, selayaknya kota-kota di Indonesia yang sering dicitrakan dan dipersepsikan beragam oleh pendatang atau perantau, Semarang juga punya sisi “kebohongan” tersendiri. Kebohongan-kebohongan itu bisa positif, bisa juga negatif. Setidaknya ada lima Kebohongan yang menurut saya perlu diketahui oleh para Jamaah Mojokiyah.

#1 Biaya hidup mahal

Mari kita buka dengan bahasan yang positif. Kebohongan yang sering dilempar oleh banyak orang soal Semarang adalah perkara biaya hidup. Sebagai Ibu Kota Provinsi, sering kali Semarang dikorelasikan dengan biaya hidup yang mahal. Ketika mengetik “kota dengan biaya hidup mahal” di mesin pencarian, muncul banyak artikel yang menyebut Semarang sebagai salah satu kota dengan biaya hidup yang mahal.

Wajar akan terlihat mahal kalau yang dijadikan parameternya kehidupan di area kawasan Pemuda atau Pandanaran. Dua kawasan tersebut merupakan kawasan elit dan pusat perekonomian Kota yang perputaran uangnya sangat cepat dengan nominal yang tinggi.

Tapi coba ke kawasan Ngaliyan, Mijen, Genuk, Pedurungan, atau kawasan-kawasan di luar pusat kota, biaya hidupnya masih dapat dijangkau oleh individu yang pendapatan per bulannya di angka 1 jutaan. Lah untuk kebutuhan dasar seperti makan saja seminggu 100-150 ribu masih cukup kok. Kos-kosan standar layak huni masih di kisaran 200-300 ribu per bulan.

Pada 2019, saya pribadi menghabiskan uang untuk biaya hidup tidak lebih dari satu juta. Sekarang, pada 2022, ketika saya konfirmasi ke teman-teman saya yang bekerja di Semarang, biaya hidup ditambah gaya hidup (dikit-dikit) tidak menghabiskan lebih dari 2 juta. Jadi untuk kamu yang ingin merantau di Semarang, jangan khawatir dengan biaya hidup.

Baca Juga:

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

#2 Wingko babat, oleh-oleh khas Semarang

“Pulang dari Jawa (Semarang) jangan lupa bawa wingko babat ya!”

Permintaan itu selalu diucapkan oleh seorang teman ketika saya pulang kampung. Dia dan mungkin kalian, pasti meyakini bahwa wingko babat adalah makanan khas Semarang. Bahkan orang Semarang pun mengklaim sendiri bahwa wingko babat itu ya khas Semarang. Saking kuatnya anggapan itu, dibungkusnya pun disematkan ilustrasi kereta api yang menggambarkan Semarang sebagai jalur strategis perdagangan tempo dulu melalui stasiun Tawangnya.

Padahal, kalau ditelusuri sejarahnya, wingko babat, sebagaimana kata “babat” yang menjadi namanya merupakan jajanan khas dari daerah Babat, Lamongan. Wingko telah dijadikan oleh-oleh khas dari Babat Lamongan jauh sebelum adanya wingko babat yang ada di Semarang.

“Kebohongan” sejarah ini bermula ketika ada seorang perantau dari Babat yang mulai memproduksi wingko dan menjajakan wingko buatannya ke kios-kios sederhana dekat stasiun kereta api Semarang Tawang. Stasiun yang merupakan lokasi strategis yang banyak didatangi pengunjung dan perantau dari berbagai wilayah akhirnya mengiyakan begitu saja ketika Wingko dijajakan dengan embel-embel makanan khas Semarang. Akhirnya, “kekeliruan” tersebut menyebar ke seantero Indonesia

#3 Johar adalah pasar terbesar se-Asia Tenggara

Meski saat ini telah telah direlokasi dan mengalami penyusutan ukuran yang cukup signifikan, Pasar Johar adalah episentrum dari aktivitas perekonomian masyarakat Kota Semarang untuk beberapa dekade ke belakang. Pasar Johar berdiri pada 1930-an, namun secara eksistensi mulai dikenal pada tahun 80-an ketika semarang benar-benar menjadi hub perdagangan di Pulau Jawa. Pada saat itu, para pedagang berjualan di sebelah timur Alun-alun Kota Semarang. Nama Pasar Johar ini diambil dari pohon johar yang tumbuh di daerah pasar.

Oleh karena aktivitasnya yang padat dengan cakupan wilayah yang cukup luas, serta para pedagang yang berasal dari berbagai etnik, membuat para pedagang asli Kota Semarang menciptakan klaim bahwa Johar adalah Pasar Terbesar se-Asia Tenggara. Klaim ini bertujuan untuk mempengaruhi orang-orang di daerah lainnya untuk datang dan ikut melakukan transaksi ekonomi di Pasar Johar.

Padahal kalau berbicara mengenai pasar terbesar, Johar harus bersaing dengan pasar tradisional lainnya seperti Pasar Beringharjo di Yogyakarta, Pasar Tanah Abang di Jakarta, Pasar Klewer di Solo, atau bahkan Pasar Apung di Kalimantan. Berlebihan juga kalau disebut terbesar se-Asia Tenggara.

#4 Kota terbersih se-Asia Tenggara

Semarang mendapatkan predikat sebagai Kota terbersih se-Asia Tenggara dari ASEAN Clean Tourist City untuk tahun 2020-2022. Entahlah, penghargaan ini terkesan agak konyol dan sangat terlihat kebohongannya jika dibandingkan dengan realitas sampah yang menjadi penyakit akut Kota Semarang. Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang mengatakan, Kota Semarang menghasilkan 1200 ton sampah plastik setiap harinya. Sekitar 800 ton di antaranya harus dilempar ke TPA Jatibarang yang sejak lama mengalami over capacity.

Mari lihat bagaimana kumuh dan terbengkalainya Kampung Nelayan Tambakrejo yang terletak di sekitar 2,5 km dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Di sana kita bisa melihat tumpukan sampah berkumpul menjadi satu seperti sebuah daratan.

Atau coba kita lihat sudut-sudut pemukiman di daerah Semarang Timur yaitu Genuk, yang sedang berjuang melawan masalah sampah yang menerpa. Itulah sedikit contoh potret sampah di Semarang, yang bisa jadi bantahan atas gimmick Semarang sebagai Kota terbersih se-Asia Tenggara.

#5 Kota yang ramah dengan pejalan kaki

Kota Semarang pernah mendapat predikat sebagai kota yang ramah dengan pejalan kaki pada 2017 oleh situs direktori wisata WeG. Sejumlah ruas jalan di Kota Semarang yang menjadi contoh di antaranya adalah jalur pedestrian di Jalan Veteran, Jalan Diponegoro, Jalan Madukoro, serta Jalan Imam Bonjol Semarang. “Street furniture” di jalur pedestrian seperti pot bunga, taman, kursi, dan lampu untuk memberi kenyamanan bagi pejalan kaki menjadi bagian yang diupayakan oleh Pemkot Semarang.

Tapi, ya hanya di kawasan itu-itu saja yang diberikan secara khusus infrastruktur untuk pejalan kaki. Kesannya hanya untuk memfasilitasi kalangan elit yang berlalu lalang di kawasan itu. Bahkan saat ini banyak infrastruktur tersebut yang tidak dirawat dengan baik sehingga rusak dan terbengkalai. Ini kesannya seperti seseorang yang mencitrakan diri sebagai orang yang ramah, tapi ramahnya hanya di depan saja, musiman, dan tergantung situasi serta kondisi hati. Tentu ini menjadi sebuah kebohongan kebijakan yang ditutupi dengan sedikit kebenaran.

Nah itulah beberapa kebohongan yang saya rasa masih diagung-agungkan hingga sekarang. Kebohongan-kebohongan itu tetap lestari menjadi konsensus yang kadang membuat orang mencak-mencak ketika ada yang menyangkal. Kalau kalian merasa tulisan ini tidak sesuai dengan apa yang kalian tahu, mungkin kalian bagian dari orang yang mencak-mencak itu.

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Fakta Keliru Terkait Semarang yang Telanjur Dipercaya Banyak Orang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 18 Agustus 2022 oleh

Tags: biaya hidupkebohongankota semarangpasar joharpilihan redaksi
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

Nasi Rames, Menu Makanan Paling Populer di Jawa Tengah jogja

5 Rekomendasi Warung Nasi Rames Legendaris di Jogja yang Wajib Dicoba Sekali Seumur Hidup

2 September 2023
5 Kasta Mainan yang Meresahkan di Indomaret dari yang Termahal hingga Termurah

5 Kasta Mainan yang Meresahkan di Indomaret dari yang Termahal hingga Termurah

23 Oktober 2022
Payak 600 Sungai Kelik: Neraka Kecil bagi Masyarakat Ketapang

Payak 600 Sungai Kelik: Neraka Kecil bagi Masyarakat Ketapang

28 April 2023
Desain Hyundai STARGAZER Curi Perhatian, tapi Maknanya Nggak Sembarangan Terminal Mojok.co

Desain Hyundai STARGAZER Curi Perhatian, tapi Maknanya Nggak Sembarangan

22 Juli 2022
4 Pantai yang Wajib Dihindari Wisatawan Saat Pertama Kali Berkunjung ke Pacitan, Jangan ke Sini kalau Nggak Siap Mental!

4 Pantai yang Wajib Dihindari Wisatawan Saat Pertama Kali Berkunjung ke Pacitan, Jangan ke Sini kalau Nggak Siap Mental!

16 Juni 2025
Jalan Margonda Raya Depok, Rajanya Jalan Problematik di Indonesia

Jalan Margonda Raya Depok, Rajanya Jalan Problematik di Indonesia

29 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.