Ada berbagai tipe kos-kosan yang bisa kita jumpai. Ada pemilik kos yang tinggal persis di sebelah, atau bahkan satu halaman dengan bangunan kos. Kosan tipe ini tidak membutuhkan penjaga kos. Pasalnya, pemilik koslah yang akan merangkap sebagai satpam, resepsionis, dan polisi moral di lingkungan kosan tersebut.
Akan tetapi, ada juga pemilik kos yang tinggal jauh dari lokasi. Mereka hanya muncul sesekali, biasanya di momen-momen sakral seperti menagih uang sewa atau mengecek kamar kosong. Untuk kos tipe ini, keberadaan penjaga kos adalah sebuah keniscayaan. Merekalah yang sehari-hari bertanggung jawab menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan kosan.
Berbicara soal penjaga kos, sungguh suatu rejeki nomplok jika kita dipertemukan dengan yang baik dan bertanggung jawab. Minimal, seperempat beban hidup anak kos bisa terangkat. Sayangnya, tidak semua penjaga kos itu amanah. Ada juga yang kelakuannya bikin penghuni kos geregetan.
#1 Penjaga kos merangkap CCTV
Contoh tipe penjaga kos yang bikin geregetan adalah penjaga kos yang merangkap sebagai CCTV manusia. Dari luar, ia mungkin tampak sibuk menyapu halaman atau mengepel teras. Tapi, lihat dong matanya. Sibuk jelalatan memindai gerak-gerik setiap penghuni kos.
Gara-gara kebiasaannya jadi CCTV ini, penjaga kos tahu persis kamu pulang jam berapa, sama siapa, pakai baju apa, sampai paket yang kamu terima isinya apa. Semua terekam rapi di otak mereka. Kalau informasi itu cuma dia simpan sendiri sih, okelah ya. Masalahnya, rekaman itu biasanya dicertiakan ke ibu kos. Bahkan, kadang “di-broadcast” ke warung dekat gang. Lengkap dengan narasi dramatis hasil imajinasi pribadi mereka sendiri.
Jadi ya jangan kaget kalau suatu hari kamu mampir beli Indomie di warung depan, lalu si penjaga warung tiba-tiba nyapa dengan sapaan yang tak biasa, “Oh ini, Mbak yang tiap minggu check out skincare~”
#2 Rajin nagih, tapi budeg dengan complain penghuni
Selanjutnya, celakalah bagi para penjaga kos yang kalau nagih banter, tapi giliran ditegur soal fasilitas, malah pura-pura nggak denger.
Ya memang, membayar kos itu kewajiban seluruh penghuni. Tapi, ya, lihat-lihat situasilah. Masa jatuh tempo tanggal 23, awal bulan sudah diingatkan? Kayak First Media aja. Ngingetin lewat e-mail iya, lewat notifikasi aplikasi pun gas terus. Berkali-kali.
Giliran ada penghuni yang komplain karena pintu kamar mandi nggak bisa nutup, air nggak lancar, lampu ketap-ketip, beuhh… langsung mode slow response. Jawabannya cuma, “Bentar, besok,” begitu terus. Pas besoknya diingatkan, jawabannya masih sama, “Bentar, besok.” Seolah sengaja banget nunggu penghuni kos lupa dengan sendirinya.
#3 Jaga kos, tapi nyambi jadi broker kamar
Dilihat dari job desc-nya, tugas utama penjaga kos itu menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan kosan. Tujuannya, biar penghuni kos betah. Sesimpel itu. Tapi, entah kenapa, ada saja penjaga kos yang merangkap jadi broker. Begitu ada kamar kosong, dia langsung gercep cari penyewa.
Sebetulnya sih nggak masalah kalau sekadar membantu cari penghuni baru. Toh, pemilik kosan juga bakal senang kalau kamar cepat terisi. Masalahnya, yang bikin gedeg adalah penjaga kos ini diam-diam menaikkan harga kosan dengan dalih komisi. Niatnya cari tambahan, tapi efeknya bikin harga kosan jadi makin mencekik. Di Semarang banyak nih yang kayak gini, terutama di sekitaran UNNES.
#4 Penjaga kos yang diam-diam pakai fasilitas penghuni
Di banyak kosan, ada fasilitas yang digunakan bersama-sama oleh para penghuni. Misalnya, kamar mandi umum, ruang jemur, termasuk dapur lengkap dengan kulkasnya. Konsep seperti ini sepintas terdengar indah. Ada nilai kebersamaan, gotong royong dan saling pengertian. Tapi, di dunia nyata, nilai-nilai tersebut seringkali kalah dengan drama klasik berjudul Barangku Hilang di Kosan episode kesekian.
Biasanya, kejadiannya begini. Pagi-pagi penghuni ingin sarapan, membuka kulkas dengan penuh harap menemukan telur yang semalam dia beli. Eh, ternyata kotak telurnya kosong. Atau susu UHT yang semalam masih setengah, tiba-tiba tinggal kotaknya saja. Perang pun pecah. Mulai dari saling curiga sampai kode-kode halus di grup WhatsApp kos. Kode halus nggak mempan? Teriak-teriaklah!
Plot twist-nya, ternyata pelakunya bukan sesama penghuni, melainkan penjaga kos. Tapi, tentu saja penjaga kos ini diem-diem bae. Dia, justru jadi yang paling vokal mengingatkan penghuni kos agar mengambil hanya miliknya saja, jangan milik penghuni lain. Waduh, Bang. Sudah ditunggu tuh sama kerak neraka. Kapan mau check in?
Itulah deretan kelakuan penjaga kos yang bikin penghuni jadi merasa tidak nyaman. Memang, tidak semua penjaga kos seperti ini. Ada juga yang tulus menjaga keamanan, ringan tangan membantu, dan ramah menyapa penghuni kosan. Kalau kamu dapat penjaga kos yang baik seperti itu, sesekali di GoFood-in makanan bolehlah ~
Penulis : Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor : Kenia Intan
BACA JUGA 5 Kelemahan Tinggal di Kos Putri yang Jarang Disadari Banyak Orang.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















