Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Menjadi Ambis atau Tidak Ambis dalam Pusaran Kehidupan Mahasiswa

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
20 November 2019
A A
Menjadi Ambis atau Tidak Ambis dalam Pusaran Kehidupan Mahasiswa
Share on FacebookShare on Twitter

Waktu saya masih kuliah, istilah “ambis”—diambil dari kata “ambisi” atau “ambisius”—belum sepopuler sekarang. Secara umum, kata ini dipakai untuk menjelaskan keinginan belajar yang Allahuakbar-tinggi-sekali, kerajinan mencatat pelajaran, tepat waktu mengerjakan tugas, dan deretan nilai kuliah yang bebas dari nilai C dan D.

Di masa-masa saya berada dalam kelas dan ikut mata kuliah, istilah “ambis” kayaknya lebih sering disinonimkan dengan kata “Astuti”—si anak paling rajin yang pernah saya dan teman-teman temui. Matanya selalu memandang ke mana dosen bergerak. Tangannya teracung tiap kali dosen melempar jumroh pertanyaan. Tugasnya selalu lengkap—tidak seperti kita-kita (hah kita???) yang lebih sering kaget sambil bertanya, “Hah, ada tugas? Yang mana?!”

Astuti, kalau hidup di zaman mahasiswa sekarang, mungkin berhasil mendapat predikat sebagai anak ambis sejati. Saking ambisnya, dia kalau patah hati juga healing-nya paling-paling ngerjain try out CPNS.

Astuti—lagi-lagi—kalau hidup di zaman mahasiswa sekarang, pasti bahagia lahir dan batin melihat banyaknya mahasiswa yang ramai-ramai menuliskan “Aku pengin ambis, deh” atau bahkan mengganti namanya di media sosial dengan “Mau Jadi Anak Ambis 2019”. Beberapa orang mungkin menyamakan “ambis” dengan “rajin”—bebas saja, yang jelas maknanya satu: ingin jadi Astuti.

Cap Negatif Anak Ambis

Nggak tahu dari mana mulanya, sikap ambisius sering kali disejajarkan dengan keadaan negatif. Mentang-mentang tampak lebih “nafsu” belajar, mereka-mereka ini dicap songong dan sok-sokan, padahal mah emang iya, sampai-sampai dinilai nggak bisa bersikap lebih santuy dan kalem.

Tapi—hellawwww??? Dalam KBBI, “ambisius” saja memiliki makna sebagai berikut: berkeinginan keras mencapai sesuatu (harapan, cita-cita); penuh ambisi. Dengan kata lain, ambisius adalah keadaan di mana seseorang memiliki keinginan yang besar untuk melakukan atau mendapatkan sesuatu.

Makna di atas jelas-jelas merupakan makna positif yang patut diapresiasi, bukannya makna jelek yang bisa dihina-hina. Punya ambisi kok buruk? Punya kebohongan yang nggak dibuka-buka, tuh, baru buruk!

Menjadi Ambis yang Berkecukupan

Di suatu masa kuliah, nilai Kimia Organik saya adalah E. Apa-apaan?! batin saya. Saya memang nggak ambis-ambis amat (waktu ujian, saya mengandalkan doa dan keberuntungan karena—ya Allah—nggak ngerti lagi pokoknya), tapi nilai E terasa terlalu jahat buat saya. Selagi mengatur napas karena shock, saya mendapatkan satu pesan di hape. Teman saya.

Si teman—sebut saja namanya Mila, tapi bukan admin Mojok—mendapatkan nilai E yang sama dengan saya. Dia lebih terkejut daripada saya; SMS-nya pun banyak typo-nya (iya, dulu masih zaman SMS). Batinnya menjerit dan merasa dunia ini nggak adil. Bahkan setelah kami bertemu pun, tatapan matanya kosong dan dia nggak mau makan sampai Magrib.

Yah, soalnya dia lagi puasa hari itu. Hehehe.

Mila ini anak yang cukup ambis, dan saya melihat sendiri dampak kegagalan yang ia alami siang itu. Mila belajar jauh lebih keras dari saya, menghafalkan semua susunan senyawa, rumus kimia, atau apalah itu namanya—saya nggak tahu soalnya saya aja nggak lulus. Giliran dapat nilai jelek, Mila langsung mental breakdown. Saya ikut sedih.

Tapi, itu baru Mila. Menurut saya, masih ada yang lebih ambis daripada Mila: teman saya yang lain, yang namanya Sutono.

Saya pernah mengulang sebuah mata kuliah, lalu terkejut karena bertemu Sutono yang terkenal pandai bukan kepalang. Saya bertanya apa yang ia lakukan, tapi Sutono hanya duduk dan mengisi tanda tangan presensi.

“Dia lagi bete,” bisik seorang kawan yang lain pada saya, “Sutono lagi bete.”

“Kenapa?”

“Nilainya di mata kuliah ini kemarin cuma A-.”

“Cuma?!”

“Dia maunya A. Kekeuh mau ngulangin.”

Saya kicep. Nilai saya yang E tiba-tiba membuat saya merasa jadi sampis. Alias sampah abis.

BACA JUGA Apakah Mahasiswa STAN Kenal Jargon “Hidup Mahasiswa Indonesia”? atau tulisan Aprilia Kumala lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 November 2019 oleh

Tags: ambisiusKuliahMahasiswa
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Editor lepas. Copywriter. Kata Pottermore, dia lulusan Hufflepuff.

ArtikelTerkait

5 Karakter Drakor yang Mahasiswa Banget Terminal Mojok

5 Karakter Drakor yang ‘Mahasiswa Banget’

13 Agustus 2022
Tak Perlu Berlebihan Romantisisasi KKN, Bukan Ajang Cari Jodoh apalagi Simulasi Rumah Tangga

Tak Perlu Berlebihan Diromantisisasi, KKN Bukan Ajang Cari Jodoh apalagi Simulasi Rumah Tangga

21 Juli 2024
UNESA Jangan Buru-buru Mengejar World Class University, deh. Itu Kampus Ketintang Surabaya Masih Banjir, lho! unesa surabaya

UNESA Jangan Buru-buru Mengejar World Class University, deh. Itu Kampus Ketintang Surabaya Masih Banjir, lho!

1 Desember 2023
membangun usaha mojok.co

5 Hal yang Sering Terjadi Ketika Membangun Usaha Bareng Teman Kuliah

22 Juni 2020
Lifestyle Mahasiswa Bidikmisi agar Tidak Jadi Bahan Rasan-rasan terminal mojok.co

Lifestyle Mahasiswa Bidikmisi agar Tidak Jadi Bahan Rasan-rasan

28 Desember 2020
4 Perbedaan Kuliah S1 di Jepang dan Indonesia

4 Perbedaan Kuliah S1 di Jepang dan Indonesia

28 Februari 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Betapa Nggak Enaknya Ikut Dalam Sirkel Nongkrong Orang Lain

Betapa Nggak Enaknya Ikut dalam Sirkel Nongkrong Orang Lain

Pernikahan Sebagai Persepsi Happy Ending Adalah Pemikiran yang Sesat!

Pernikahan Sebagai Persepsi Happy Ending Adalah Pemikiran yang Sesat!

Dear Para Pewirausaha, Mau Jualan Laris tapi Pelayanan kok Tidak Ramah?

Dear Wiraswasta, Mau Jualan Laris tapi Pelayanan Kok Tidak Ramah?

Terpopuler Sepekan

Semua Orang Benci Toyoya Fortuner dan Pajero Sport, Sampai Mereka Mencobanya Sendiri

Toyota Fortuner Memang Biadab dan Bikin Pengendara Terpacu Ugal-ugalan, Bikin Saya Kesulitan Bertanggung Jawab

17 Juni 2025
Jangan Terlalu Bangga Bisa Masuk PTN Top karena yang Penting Perjuangan Lulus dari Sana dan Nggak Berhenti di Tengah Jalan

Jangan Terlalu Bangga Bisa Masuk PTN Top karena yang Penting Perjuangan Lulus dari Sana dan Nggak Berhenti di Tengah Jalan

19 Juni 2025
Mahasiswa Fakultas Peternakan Unsoed Terdiskriminasi karena Dianggap Nggak Punya Masa Depan dan Bau  Mojok.co

Membiarkan Diskriminasi terhadap Mahasiswa Fakultas Peternakan Menjadi Salah Satu Aib Unsoed

14 Juni 2025
Ketika Pendidikan “Layak” Harus Dibayar dengan Luka yang Dalam (Unsplash)

Ketika Pendidikan “Layak” Harus Dibayar dengan Luka yang Dalam

19 Juni 2025
Keruwetan Naik Ojol dari Terminal Arjosari Malang yang Bikin Pusing Penumpang Bus

Keruwetan Naik Ojol dari Terminal Arjosari Malang yang Bikin Pusing Penumpang Bus

17 Juni 2025
Nggak Enaknya Jadi Orang Desa, Mau Belanja Online Harus Ngumpet karena Banyak Tetangga Kepo!

Nggak Enaknya Jadi Orang Desa, Mau Belanja Online Harus Ngumpet karena Banyak Tetangga Kepo!

14 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jxGwBYZnCJg

DARI MOJOK

  • Kegelisahan Seorang Bapak yang Punya Anak Perempuan dan Pentingnya Aktif Ikut Ronda di Kampung seperti Duta Sheila on 7
  • Sepatu Rusak: Saksi Bisu dari Atlet Sepak Bola Putri di Jogja yang Penuh Nyali dan Nilai Mahal yang Mereka Pelajari
  • Anak Jadi PNS Bikin Ortu Suka Pamer Pencapaian, Padahal Sang Anak Tersiksa karena Gaji Kecil dan Sering “Dipalak” Teman
  • Tinggalkan Skripsi Gara-gara Urusan Asmara, Berujung DO dan Sakiti Ibu hingga Susah Cari Kerja
  • Nyesel Ikuti Perintah Ibu Kuliah Jurusan Guru, Setelah Lulus Jadi Susah Cari Kerja
  • Coba-coba Boker di Toilet Bus Patas, Niat Legakan Perut Malah Dibikin Waswas hingga Repot saat Cebok

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.