Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

4 Keanehan para Ulama di Film Horor Indonesia

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
11 April 2022
A A
4 Keanehan para Ulama di Film Horor Indonesia Terminal Mojok.co

4 Keanehan para Ulama di Film Horor Indonesia (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Menengok ke masa keemasan film-film horor 80-an, sosok Suzanna dan Bokir tak akan bisa lepas dari ingatan masyarakat Indonesia. Dari generasi ke generasi, aksi mereka ikut mewarnai khazanah perfilman horor masyarakat Indonesia. Apalagi saat musim liburan, film horor Suzanna tak pernah absen hadir saat malam hari. Siapa yang bisa lupa adegan Bokir dengan macan bin maung? Atau saat sundel bolong muncul mengerjai hansip, yang lagi-lagi diperankan oleh Bokir? Apalagi adegan Suzanna pesan sate seratus tusuk yang ikonik itu?

Kita tak bisa memungkiri seaneh-anehnya adegan dan jalan ceritanya, film-film itu amat sangat berjasa bagi kita. Ceritanya hanya kerap berkutat di sekitar wanita yang mati, bergentayangan, lalu balas dendam. Dari sekian banyak kisah template itu, kita juga selalu menemukan orang sakti yang kebetulan seorang ulama beragama Islam. Adegan pertarungan hitam vs putih tak terelakkan saat sosok demit bertemu ulama sakti. Pilihannya hanya ada dua, langsung menang atau kalah kemudian baru menang. Anehnya, konsep semacam ini tetap lestari hingga kini. Bahkan, ia sampai turun ke acara reality show dan sinetron.

Sosok berjubah hitam (Shutterstock.com)

Dari hadirnya mereka di khazanah film horor, saya menangkap banyak keanehan. Keanehan yang menggerogoti jiwa saya, setiap kali menyaksikan film-film horor semacam itu sejak kecil hingga kini. Saya pikir, sekarang saatnya saya berbagi dengan Anda. Saya tak ingin menyimpan kegundahan ini sendirian. Siapa tahu banyak yang merasakan apa yang saya rasakan, senasib sepenanggungan.

Pertama, keilmuan sang ulama soal hal gaib yang patut dipertanyakan. Menurut kepercayaan agama Islam, tak ada arwah yang penasaran. Kalaupun ada yang menyerupai seseorang yang telah meninggal, itu hanya jin yang meniru wujud dan cerita yang beredar di sebuah wilayah. Tapi, di film-film itu, si ulama terlihat sangat mempercayai bahwa ada arwah yang penasaran. Bahkan, sang arwah diminta bertobat dan mengikhlaskan semua yang telah terjadi. Ini gimana konsepnya? Padahal arwah tak mungkin bangkit dan membalas dendam. Amalnya saja terputus, dan sang arwah sudah pasti berpindah ke akhirat. Ini sang ulama belajar dan mondoknya kira-kira di mana, ya?

Kedua, tak ada kehadiran NU atau Muhamadiyah. Ini aneh, secara kita tahu kedua organisasi itu adalah yang terbesar di Indonesia. Ulama kalau nggak NU, ya Muhamadiyah. Kira-kira begitulah pandangan umum masyarakat awam. Ya, minimal ada banser yang ikut membantu, jadi kita tahu kalau si ulama ini NU. Atau jangan-jangan ulama di film-film itu adalah anggota MUI? Mungkinkah solo karier atau indie? Entahlah, tak pernah ada kejelasan.

Bendera NU (TeguhPurnomo/Shutterstock.com)

Ketiga, yang tua kalah dan yang muda menang. Konsep ini tak selalu muncul. Namun, konsep semacam itu sangat sering digunakan. Saat ulama tua akhirnya kalah dan meninggal, maka sang murid atau ulama dari nun jauh di sana muncul. Dalam kasus film Suzanna, Jefri Wowuruntu yang menjadi ustaz sakti dan muda itu. Muda, beda, dan berbahaya. Kenapa guru-guru harus selalu kalah, sih? Nggak di dunia pendekar, nggak di dunia ulama pemburu hantu.

Ulama muda (Shutterstock.com)

Keempat, ulamanya kebanyakan laki-laki. Memang ada pemburu hantu cum ustazah di salah satu film Suzanna, itu juga doi kalah telak. Tapi, hampir semua film horor menghadirkan penyelamat dari kaum pria saja. Padahal kita tahu, ada Ibu Ningsih Tinampi dan kawan-kawan seprofesinya yang lain. Jarang sekali ada ulama wanita yang jadi jagoan. Dan yang lebih menyebalkan, justru demit utamanya selalu saja dari kaum perempuan.

Yah, begitulah sekelumit permasalahan yang mengganjal di jiwa dan batin saya. Semoga keresahan saya tak hanya milik saya saja. Sebenarnya ada yang lebih mengganjal lagi, terutama soal penyelamatnya yang selalu dari agama Islam. Apa nggak bisa sesekali ada pendeta pemburu hantu gitu?

Baca Juga:

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Penulis: Bayu Kharisma Putra
Editor: Audian Laili

BACA JUGA Benarkah Film Makmum Membuat Orang Jadi Takut Salat Sendirian?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 11 April 2022 oleh

Tags: Film HororIndonesiapilihan redaksiulama
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

Gang 41 Ngaliyan Semarang, Gang Sempit yang Jadi Pintu Doraemon Mahasiswa UIN Walisongo

Gang 41 Ngaliyan Semarang, Gang Sempit yang Jadi Pintu Doraemon Mahasiswa UIN Walisongo

2 November 2023
Kabupaten Nganjuk, Satu-satunya Tempat di Jawa Timur yang Akan Membuatmu Kaya Raya

Kabupaten Nganjuk, Satu-satunya Tempat di Jawa Timur yang Akan Membuatmu Kaya Raya

22 Februari 2024
Bangkalan Madura Memang Problematik, tapi 5 Hal Ini Patut Disyukuri Warga

Bangkalan Madura Memang Problematik, tapi 5 Hal Ini Patut Disyukuri Warga

11 Februari 2024
Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

19 Maret 2023
Kuliah di Jurusan Manajemen 8 Semester, Setelah Lulus Baru Sadar kalau Jurusan Ini Nggak Layak Dipilih

Kuliah di Jurusan Manajemen 8 Semester, setelah Lulus Baru Sadar kalau Jurusan Ini Nggak Layak Dipilih

15 Mei 2025
Wisuda TK Hanyalah Pembelokan Sejarah dan Pemborosan

Wisuda TK Hanyalah Pembelokan Sejarah dan Pemborosan

16 Juni 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.