Kata pepatah pemuda mabuk stoicism, nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda. Tetapi apa yang tersial adalah umur tua? Salah! Karena yang paling sial adalah hidup di Jogja (baca: Daerah Istimewa Yogyakarta) dan bingung cari kerja!
Kadang pilihan pekerjaan di Jogja bisa begitu sadis. Lowongan kerja dengan upah lumayan hanya untuk jabatan supervisor dan manajerial. Jika kamu masih entry level, gaji di atas UMR harus ditebus dengan kesehatan fisik dan mental. Ingin mengawali bekerja dan tetap sehat, upah UMR naik sedikit adalah takdirmu.
Jangan meratap dan mengutuki diri seperti wong kalahan! Kamu bisa kok hidup sejahtera, syukur-syukur kaya, di Jogja. Saya ada tiga saran pekerjaan yang bisa membuat hidupmu sejahtera di Jogja. Tenang, bukan dengan freelance puluhan pekerjaan sekaligus. Bukan juga pekerjaan yang bernuansa perbudakan. Tapi pekerjaan yang masih manusiawi dan membebaskanmu dari UMR Jogja yang menyedihkan itu.
#1 Makelar tanah, pekerjaan yang terbukti paling menjanjikan di Jogja
Kamu ingin tahu bukti bahwa jadi makelar itu menjanjikan? Lihatlah saya, Prabu, yang bisa kuliah dan dapat warisan karena orang tua bekerja sebagai makelar!
Menjadi tangan ketiga urusan jual beli properti tidak ada padamnya. Apalagi jika kamu berada di Jogja. Nilai properti selalu naik, entah natural atau gorengan cuci uang. Sedangkan peminat datang dari seantero Indonesia yang pastinya butuh tangan ketiga. Ini kesempatanmu menyumbang gentrifikasi dan ketimpangan sambil dapat cuan!
Ada dua jalur untuk menjadi makelar: konvensional dan digital. Jalur konvensional membutuhkan jaringan sosial luas dan kuat. Jika kamu asli Jogja, itu sudah jadi modal awal. Selalu tanya info tanah dijual ke teman, teman bapakmu, teman ibumu, sampai temannya teman dari teman bapakmu. Kalau kamu bukan warga lokal atau tidak punya banyak relasi, manfaatkan media sosial. Cari info tanah di Facebook, lakukan survei, lalu tawarkan lewat jaringan dan media sosialmu.
Kamu wajib punya skill negosiasi dan tebal muka. Minimal jangan sungkan untuk menawarkan tanah orang lain dengan bumbu bualan sedikit. Kamu juga harus bisa buka map dan punya kendaraan pribadi. Akan terlihat bodoh jika kamu dan calon pembeli tersesat dalam mobil sewaan saat survei.
Jangan beralasan malas gerak dan introvert. Mau kaya harus kerja keras, atau korupsi jika kamu pewaris takhta politik. Tapi jadi makelar tanah di Jogja masih lebih masuk akal daripada desainer grafis kurang tidur berupah UMR.
Umumnya fee seorang makelar adalah 2% dari harga jual. Misal kamu jual tanah senilai 200 juta, kamu bisa dapat 4 juta. Jika sebulan sekali kamu jual satu tanah saja, pendapatanmu sudah jauh menyalip UMR Jogja.
Baca halaman selanjutnya: Sekalian saja jual jasa retret healing dan spiritual journey…




















