Akhir-akhir ini, setiap membaca berita, pasti ada saja satu-dua berita yang judulnya memakai embel-embel netizen, misalnya seperti ini: “Dibuli netizen, Artis A akhirnya meminta maaf karena merokok”, atau seperti ini: “Politikus A terkena kasus korupsi, begini opini netizen”.
Saya yakin, kalian pasti pernah bertemu dengan berita semacam itu. Hal ini wajar, karena di era kebebasan informasi seperti sekarang ini, semua orang boleh berpendapat tentang apa saja di internet. Tentu tak jadi soal, dan justru bagus malah, karena jika banyak orang berkomentar tentang sesuatu, maka akan terbangun iklim diskusi yang bisa memunculkan obrolan-obrolan sebagai bahan interaksi.
Netizen memang menjadi pemegang peranan penting dalam arus lalu lintas informasi digital. Mereka lah yang menjadi ujung tombak perputaran informasi di internet. Komentar-komentar mereka seakan-akan menjadi amunisi berita yang selalu punya nilai jual tersendiri.
Nah, dilihat dari komentar-komentar yang muncul dari para netizen saat mengomentari sesuatu, para netizen bisa dikelompokkan menjadi beberapa ras. Apa aja? Monggo, silakan disimak.
1. Ras Filsuf
Netizen jenis ini rela membaca banyak buku, mencari referensi dan kutipan dari para filsuf modern dan klasik sebelum akhirnya berkontemplasi di depan laptop atau HP mereka untuk berkomentar. Mereka rela berpikir keras untuk sebuah isu yang tak penting sekalipun. Komentar mereka cenderung panjang, saking panjangnya sampai bisa dijadikan sebagai solusi di Bab 5 skripsi atau thesis mahasiswa abadi (karena emang kebanyakan yang komen kaya gini itu kaum terdidik, entah mahasiswa atau emang orang pinter aja). Ras ini sering sekali menampakkan diri di Facebook dan Youtube.
2. Ras Kompor Meleduk
Netizen jenis ini bisa dibilang adalah provokator sejati. Mereka mencari celah yang bisa dipancing supaya panas, agar menarik komentar lebih banyak lagi. Tak jarang, mereka sebetulnya adalah antek-antek media yang memang punya tugas untuk spamming dan buzzing di sosmed dengan berbagai cara. Tujuannya untuk membuat tayangan atau media mereka menjadi viral dan jadi tajir lewat Google Ads. Ciri khas dari komen mereka adalah nyelekit dan bikin panas mata siapa saja yang membacanya, hingga akhirnya dikomen balik dengan komentar yang tidak kalah nylekitnya. Contoh tipe ini banyak terdapat di Youtube jenis Video SARA atau jenis video bokep nanggung (video bokep yang nggak bokep-bokep amat).
3. Ras Termakan Isu
Ras Netizen jenis ini terbagi menjadi dua jenis: Pertama, termakan isu kejadian, ini adalah orang yang terpancing judul dan isi dari media yang mereka baca. Mereka orang-orang yang reaktif dan gatal untuk komen tanpa berpikir lagi apa yang mereka tulis (udah keburu panas emosi). Kedua, termakan isu dari kompor meleduk, ini adala orang-orang yang tak pernah baca kejadiannya tapi tiba-tiba merasa harus komentar begitu membaca komentar dari pihak yang terlihat memprovokasi. Tipe ini banyak beredar di forum politik Kaskus dan Facebook. Biasanya, dalam jangka waktu tertentu, tipe ini akan menjelma jadi tipe No.4.
4. Ras OOTD (Out Of Topic Deh)
Adalah ras netizen yang komentarnya sudah melanglang buana ke seluruh penjuru, akibat disesatkan oleh komentar-komentar sebelumnya. Isi dari komentar ini bisa dibilang sudah tidak nyambung dari apa yang dibicarakan. Karena mereka memang tidak paham atau belum tahu apa yang sebenarnya dibicarakan, mereka punya kemampuan untuk bisa berkomentar bahkan sebelum membaca konten berita yang dikomentari. Maka tak heran jika kemudian komentar mereka kerap jadi sasaran bully pihak selanjutnya yang juga termasuk ras OOTD. Situasi ini lah yang akhirnya menciptakan lingkaran setan yang tidak nyambung satu sama lain. Contoh Netizen ini banyak beredar di Kaskus page 1045 dari sebuah topik.
5. Ras Konspirasi Yahudi Zionis Illuminati ISIS NWO Freemason Hidup Prabowo, Jokowi Sucks
Ini adalah tipe yang merupakan gabungan dari keempat tipe diatas. Ibarat acara TV, tipe ini adalah yang paling dahsyat. Mereka banyak membaca referensi tentang hal-hal berbau konspirasi, menonton banyak video jenis “kebenaran dari A” dan “fakta dibalik S”. Selain itu, bacaan wajib mereka juga tak kalah dahsyat: “Atlantis di Pulau Jawa” atau “Hitler Masih Hidup dan Tinggal Di Pekalongan”. Tipe ini rela belajar mati-matian (ras.1) untuk memberikan komentar tidak nyambung (ras.4) karena mereka telah secara komprehensif “menelaah” isu yang terjadi (ras.3) dan mereka mengambil kesimpulan bahwa ini semua konspirasi Jokowi dan antek-antek Yahudinya yang dibekingi oleh Freemason untuk menciptakan New World Order yang dibantu oleh Lady Gaga sebagai agen Illuminati dan ISIS sebagai polisi dunia, hingga yang bisa menolong kita hanya Pak Prabowo di 2019 (ras. 2)
6. Ras NLM (Numpang Lapak Min)
Apapun peristiwanya komennya “Min jual pelangsing tubuh terbukti ampuh meninggikan badan 25 cm sehari” (coba baca ini pake nada slogan teh botol sosro biar dapet banget kapitalisnya)
7. Ras Orang Biasa
Tipe ini paling banyak beredar, ya seperti orang biasa pada umumnya, mereka tidak spesial, hanya komentar seperlunya, dan menganggap apa yang ada di internet tak usah terlalu diributkan.
Nah, semua “ras” diatas kecuali no.6 dan 7 itu mempunyai karakteristik yang sama, yaitu bertujuan untuk menunjukkan siapa yang paling benar dan pintar dengan membully pihak lain. Padahal andai kita tahu teori komunikasi (ceileh), sebetulnya makhluk-makhluk maya ini hanya “diciptakan” untuk memenuhi nafsu kapitalis sang penguasa media (Youtube, Facebook, dll). Sebuah kejadian yang viral, terlepas dari penting atau tidaknya konten, ia akan membuat kaya orang-orang yang berkuasa atas informasi tersebut dan hanya membuat kepala yang melihatnya pusing dan gatal untuk berpolemik ria diatasnya.
Karena semakin banyak rakyat Netizen ini, maka semakin banyak pula kejadian konyol bin tolol dan gak penting yang akan disorot oleh kita, kamu, dan mereka. Tapi untungnya, rakyat Netizen ini juga bisa membuat perubahan yang positif, sudah banyak contoh ketidakadilan dibongkar oleh para netizen-netizen yang anonim. Maka, mari kita belajar membedakan mana yang emang harus dikritisi atau mana yang harus dibuang ke tong sampah, karena sekarang adalah era Republik Netizen dimana hukum Vox Netizen Vox Dei, itu berlaku.
Btw, Salam buat Jonru yes. Dari saya, orang yang ingin sekali Jonru beralih menjadi Ras netizen no. 6.