Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Inilah Pembicaraan SBY dan Prabowo yang Tidak Diketahui Awak Media

Arlian Buana oleh Arlian Buana
28 Juli 2017
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Ciye, ciyeee … Pak Prabowo ketemu Pak Beye. Pasti seneng banget, ke bulan lalu ke Honolulu terus ke Cikeas menyantap nasi goreng. Prikitiew!

Ada banyak hal yang tak tertangkap alat perekam para wartawan, yang jauh lebih mendasar daripada sekadar ambang batas suara 20 persen dan power must not go unchecked. Itulah gunanya orang dalam, sumber Mojok. Anda akan mendapatkan hal-hal yang tidak dilaporkan awak media dari pertemuan SBY-Prabowo di tulisan ini, tapi tidak di paragraf ini. Sabar ya, Bos ….

Tidak seperti pertemuan antartokoh lingkar satu nasional sebelumnya, pertemuan dua teman seperguruan ini tidak didahului drama di media.

Pertemuan terakhir Jokowi-Prabowo terjadi saat heboh persiapan “Aksi Bela Islam”. Pertemuan terakhir SBY-Jokowi terlaksana setelah aksi balas-balasan pantun keduanya.

Prabowo dan SBY tahu-tahu ketemuan di malam Jumat yang konon keramat. Seolah tak ada angin tak ada hujan. Terjadi begitu saja.

Tapi tunggu dulu, keduanya adalah jenderal pilih tanding yang tentu punya perhitungan matang. Mari kita lihat dari sisi Pak Beye.

Semua tapir di negeri jambe juga tahu, Pak Beye doyan angka 9. Hanya karena beliau lahir di tanggal 9 bulan 9 tahun ‘49, sepanjang hidup beliau pokoknya menganut “dikit-dikit 9, dikit-dikit 9”.

Di akta notaris Partai Demokrat, partai yang beliau dirikan, terdaftar 99 orang pendiri. Pada Pemilu 2004, partai itu dapat nomor urut 9. Dan, saat menjabat presiden Republik Indonesia, beliau menampung pengaduan masyarakat dengan alamat PO BOX 9949 dan layanan SMS 9949.

Empat angka itu di kemudian hari diutak-atik-gatuk pula oleh fans beliau: 9 + 9 + 4 + 9 = 31. Jadilah 31 nomor urut Partai Demokrat di pemilu 2009 (yang diselenggarakan pada 9 April!).

Maka jangan heran Pak Beye menerima Pak Bowo di Cikeas di tanggal 27. 2 + 7 = ? Bertepatan pula dengan peringatan 21 tahun Peristiwa Kudatuli.

Saat saya tanyakan tentang kaitan terakhir, sumber Mojok hanya geleng-geleng kepala. “Itu urusannya sama Bu Mega,” katanya. “Tidak dibicarakan dalam forum tadi.”

“Tidakkah Pak Beye sedang mengirim pesan sesuatu?” desak saya.

“Bisa jadi. Tapi saya nggak bisa memastikan.”

Baiklah. Mari kita lanjutkan dari sisi Pak Prabowo.

Iklan

Pak Bowo terlihat santai dan berbunga-bunga dan punya banyak stok (((humor syegar))) sejak memasuki Puri Cikeas. “Ini kok pada ramai, kayak pasar malam,” katanya kepada para wartawan yang menyambutnya, tertawa.

Menurut sumber Mojok, di meja makan Pak Prabowo yang mendominasi pembicaraan. Pak Beye boleh saja paling banyak bicara, lagi pula beliau memang tuan rumah, tapi Pak Bowo yang menentukan apa saja yang harus disampaikan.

Hal ini cukup terlihat dalam jumpa pers. Pak Bowo tenang sekali memainkan dua jempolnya hampir sepanjang 12 menit Pak Beye bicara. Ketika tiba gilirannya bicara, beliau membukanya candaan khas grup WhatsApp bapak-bapak jenderal.

“Saya harus akui nasi goreng ini enaknya menyaingi Nasi Goreng Hambalang,” katanya. “Intelnya Pak SBY masih kuat. Jadi beliau tahu kelemahan Pak Prabowo itu nasi goreng. Asal diberi nasi goreng, Pak Prabowo setuju saja.”

Lucu, nggak? Namanya juga gurauan bapak-bapak. Saya sih no.

“Itu lucu banget,” kata sumber Mojok. “Semua yang hadir di situ ketawa. Pak Beye yang biasanya merengut aja ketawa.”

“Jadi sebenarnya lebih enak mana, nasgor Cikeas atau Hambalang?” tanya saya.

“Aduh, sori, kolestrol saya tinggi. Dokter melarang saya makan yang berminyak-minyak.”

“Hadeeeh ….”

“Tapi kayaknya itu cara merendahnya Pak Prabowo. Termasuk waktu dia bilang ‘Pak Prabowo setuju saja’. Lha wong Pak Beye yang lebih banyak mengiyakan, kok.”

“Hm ….”

“Apalagi waktu ngomongin Magelang, kelihatan betul Pak Beye kalah abu.”

“Kok malah ngomongin Magelang? Nggak ngomongin koalisi? Kemungkinan AHY jadi cawapres Prabowo 2019?”

“Nggak. Masih terlalu pagi bicara koalisi. Mungkin mereka nostalgia juga, mengenang masa-masa di Akabri dulu.”

“Oh, gitu ….”

“Yang paling epik pas Pak Bowo nanya Pak Beye, ‘Anda tahu siapa Serigala dari Lembah Tidar?’ Pak Beye menggeleng. Fadli Zon nyengir kuda. ‘Wah, Anda rupanya kurang milenial, kurang banyak main internet,’ kata Pak Bowo. Pak Beye merengut, Pak Prabowo ngakak. Syarief Hasan cekikikan, tapi segera diam begitu dilirik Pak Beye.

“Setelah tawanya reda, Pak Bowo bilang, ’Anda harus baca mojok.co, terutama rubrik Hewani. Nanti Anda akan tahu siapa itu Serigala dari Lembah Tidar.’ Dia kandidat utama cawapres saya.

“Pak Beye tidak dapat menahan kekalutan sekaligus rasa penasarannya, ‘Apa kehebatan orang itu?’. ‘Oh, banyak,’ jawab Pak Bowo. ’26 Agustus nanti dia akan mendeklarasikan partainya, partai yang akan jadi salah satu kekuatan politik terbesar negeri ini. Kalau Anda mau, Anda bisa datang. Saya sendiri sudah daftar.’

“’Daftar?’ Pak Beye kelihatan bingung. ‘Ya,’ kata Pak Bowo. ‘Karena acaranya hanya dibatasi untuk 500 orang.’ Pak Bowo ngakak lagi. Pak Beye nanya lagi, ‘Nama acaranya apa?’. ‘Catat ya, Pak,’ kata Pak Bowo. Pak Beye memanggil asistennya, Caosa Indryani. ‘Nama acaranya: Jambore Mojok.’”

Anda boleh percaya boleh tidak. Tapi demikianlah laporan dari sumber Mojok yang layak disemburit Raden Langkir. Manusia bisa berspekulasi, Jambore Mojok jua yang menentukan.

Terakhir diperbarui pada 1 Agustus 2017 oleh

Tags: Fadli ZonJambore MojokjokowiprabowosbySyarief Hasan
Arlian Buana

Arlian Buana

Artikel Terkait

Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO
Kilas

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO
Kilas

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS

13 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.