MOJOK.CO – Hampir semua kendaraan keluaran baru memakai lampu LED sebagai penerangannya. Masalahnya nih ya, masih banyak tuh pengendara yang nggak tahu cara make lampu kendaraannya dengan bener.
Saya yakin kalau cara memakai lampu dekat dan jauh jadi pertimbangan untuk mencabut SIM seseorang, setengah pengendara di Indonesia ini bakal kehilangan SIM mereka. Sudah banyak ditemui orang mengeluh mereka tiba-tiba buta sementara ketika dihajar kamehameha dari lampu LED mobil maupun motor dari orang brengsek yang nggumun sama LED.
Lampu LED memang salah satu fitur baru yang bagus untuk kendaraan. Selain lebih terang, lampu LED lebih irit daya listriknya sehingga tidak membebani mesin. Tenaga mesin jadi lebih maksimal karena tidak harus terbagi begitu banyak. Selain itu, karena lampu LED lebih kecil ukurannya, maka itu memudahkan para desainer untuk merancang bodi motor tanpa harus memikirkan banyak ruang untuk lampu.
Tapi masalahnya, tingkat keterangan LED yang jauh lebih tinggi dibanding lampu motor kuning membuat mata perih juga. Karena banyak pengguna yang belum paham, maka mereka memainkan lampu seenak jidat. Yang konyol adalah mereka menerapkan lampu jauh di jalanan dalam kota. Lha kalau jalan satu arah jelas nggak ngaruh, tapi kalau jalan dua arah ya pengendara dari lawan arah picek matane kena sorotan seterang itu.
Itu masih motor, belum mobil. Nah pengendara yang suka mainin lampu beam adalah, mohon maaf, sebrengsek-brengseknya manusia di bumi ini. Pengendara mobil yang nggak sabaran kadang menyalip kendaraan lain lalu memainkan lampu beam agar pengendara arah lawannya minggir. Lampu beam kuning biasa aja sudah bikin mata pedih, ini lampu LED segede itu mak clorot kena mata, berasa kena flashbang di depan matamu.
Karena desain mobil yang jelas lebih tinggi dari motor, efek beam-nya benar-benar terasa. Kalau sudah terkena flashbang lampu LED, bisanya cuma minggir dulu daripada nabrak orang lain karena buta temporer. Padahal sebenernya nggak perlu kayak gitu kalau tahu efeknya kayak apa. Tapi ya namanya pengemudi ndlogok, mau dikata apa.
Ada juga orang yang motornya belum ada fitur LED, tapi maksa dikasih lampu LED atau yang terangnya kira-kira sama. Jenis pengendara ini adalah kerak neraka, yang bagusnya naik bandoso daripada motor atau mobil. Jadi gini, motor dengan lampu bawaan LED itu desain bodi dan wadah lampunya berbeda dengan yang belum dibekali LED. Arah sorot lampunya jelas berbeda, maka mengganti lampu malah berujung bencana buat pengendara lain.
Oke kita bandingkan Mio keluaran lama dengan Honda PCX. Meski lampu Honda PCX jauh lebih lebar dan besar dibanding Mio, tapi penempatan lampu dan arah sorotnya memang sesuai dengan jenis lampunya. Mio lama, dengan lampu yang berada di kepala motor kalau diganti lampu LED atau jenis lampu yang terangnya sama yang ada malah bikin buta pengendara di depannya.
Mereka yang ganti lampu semena-mena itu nggak sadar kalau ganti lampu motor itu nggak sama kayak ganti lampu kamar kos. Kalau ganti lampu kamar kos paling mumet siapa yang mau minjemin tangga, kalau ganti lampu motor perlu tahu kelistrikannya udah AC apa DC, ngaruh ke crankshaft-nya seperti apa, terus tekor aki apa enggak.
Apakah lampu LED sebaiknya dihilangkan? Ya nggak lah. Yang perlu dihilangkan, eh, diberi tahu adalah pengendara harus paham bagaimana menggunakan lampu secara bijak. Nggak perlu mainin lampu beam kayak orang baru kenal listrik, nggak usah ganti-ganti lampu cuma karena pengen terang, dan nggak usah pakai lampu jauh di dalem kota kayak orang norak.
BACA JUGA Kredit Motor itu Nggak Dosa, Kok Dinyinyirin Sih? Dan juga artikel menarik lainnya di OTOMOJOK.