Salah satu bahasan yang sangat sedap untuk dibicarakan perihal pemerintahan Jokowi-JK yang sudah berjalan tiga tahun ini bisa jadi adalah rapor para menteri di kabinet Kerja. Maklum saja, selama ini, masyarakat memang lebih banyak menerima pemberitaan seputar pencapaian dan kinerja pemerintahan secara pemerintahan, bukan secara kementerian.
Nah, baru-baru ini, Lembaga survei PolMark Indonesia merilis laporan seputar rapor para menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK berdasarkan penilaian masyarakat. Hasilnya, dari 33 menteri yang ada di dalam formasi Kabinet Kerja Jokowi-JK, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terpilih menjadi menteri terbaik.
Survei PolMark ini digelar pada 13-25 November 2017 lalu dengan sampel 2.600 responden yang dipilih secara acak (multistage random sampling) di seluruh provinsi di 260 desa. Margin of error penelitian ini +/-1,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil laporan ini sebenarnya tentu saja tak terlalu mengagetkan. Maklum saja, secara kinerja, Susi memang dianggap sangat berhasil dalam memimpin kementeriannya.
Susi Pudjiastuti dianggap sukses mendampingi para nelayan untuk memperoleh hasil laut yang melimpah, ia juga mampu meningkatkan ekspor hasil perikanan ke luar negeri secara masif.
Selain itu, Susi juga dianggap sangat berhasil dalam upaya penegakan kedaulatan maritim di Indonesia. Program penenggelaman kapal pencuri ikan yang ia jalankan terbukti cukup ampuh untuk bikin ciut nyali para pencuri ikan di Indonesia.
Bayangkan, di tahun 2014 ada 8 kapal yang ditenggelamkan, tahun 2015 jumlahnya melonjak menjadi 126 kapal, tahun 2016 ada 232 kapal, dan tahun 2017 ada 317. Jika ditotal, sampai saat ini, sudah ada 683 kapal yang ditenggelamkan karena mencuri ikan di lautan Indonesia.
Butuh satu gunung es untuk bikin satu kapal Titanic tenggelam, sementara Indonesia cuma butuh satu Susi Pudjiastuti untuk bikin 683 kapan pencuri ikan tenggelam.
Tak hanya secara kinerja, secara citra pun Susi sangat unggul dibandingkan dengan menteri-menteri lainnya. Pembawaannya yang tanpa pencitraan (ia bertato dan merokok) dianggap sebagai nilai lebih bagi masyarakat. Jargon “tenggelamkan” yang ia bangun pun terbukti sangat berhasil melekat pada sosok dirinya.
Jangankan kapal, lha wong jomblo yang nggak makan ikan saja bisa ia tenggelamkan.
Yah, kecuali Nyi Roro Kidul, agaknya memang tak ada lagi sosok yang lebih tangguh di lautan selain Susi Pudjiastuti.
Selamat, Bu Susi. Jalesveva jayamahe.