Mutiara Hitam. Klub yang berkandang di Stadion Mandala Jayapura ini merupakan salah satu kekuatan besar setelah era Galatama dan Perserikatan. Persipura Jayapura, bermain dengan corak yang berbeda jika dibandingkan dengan beberapa klub Indonesia lainnya. Corak yang membuat mereka begitu disegani.
Persatuan Sepak Bola Indonesia Jayapura berdiri pada tahun 1963. Klub yang saat ini dipimpin oleh Ketua Umum, Benhur Tommy Mano ini berkandang di Stadion Mandala, salah satu stadion dengan kapasitas besar di Indonesia, yaitu mencapai 40 ribu orang.
Klub ini adalah langganan kompetisi Perserikatan, dengan turut serta pada tahun 1931 hingga 1994. Sayangnya, Persipura belum pernah menjadi juara kompetisi Perserikatan. Capaian maksimal Persipura di ajang Perserikatan adalah posisi kedua pada tahun 1980.
Prestasi Persipura semakin meningkat ketika kompetisi Perserikatan dan Galatam dilebur menjadi satu, menjadi Liga Indonesia, bernama Divisi Utama. Persipura merangkak dari Dividi Dua dan menjadi juara pada musim 1993/1994.
Persipura semakin sulit dibendung di ajang Divisi Utama ketika generasi emas mereka berkembang penuh. Mereka adalah Eduard Ivakdalam, Jack Komboy , Gerald Pangkali, hingga Boaz Solossa, salah satu pesepak bola Indonesia dengan potensi besar. Bahkan, Boaz pernah menarik minat salah satu klub di Jepang kala itu.
Klub yang saat ini dilatih Toni Ho tersebut menjadi juara Divisi Utama pada tahun 2005, 2009, 2011, dan 2013.
Klub ini dikenal sebagai klub Indonesia yang bergaya Samba. Permainan cantik, bola-bola pendek, dan teknik individu yang mumpuni, khas pemain dari Indonesia Timur. Generasi baru Persipura sudah menarik perhatian nasional. Salah satu wonderkid mereka yang siap mendobrak adalah Osvaldo Haay.
Mutiara Hitam mengawali Liga 1 musim 2017/2018 dengan mengalahkan Persela Lamongan dengan skor 2-1. Awal yang bagus untuk Raksasa dari Timur. Dengan skuat yang relatif muda, dipimpin kapten legendaris mereka, Boaz Solossa, klub ini adalah penantang serius untuk tim-tim baru semacam Bhayangkara, Madura United, dan Bali United. Apakah musim ini tahta juara Liga Indonesia kembali ke “muka-muka lama”?