MOJOK.CO – Barisan Emak-emak Militan berdemo di depan kantor KPU. Mereka meminta Jokowi seperti Sandiaga, yang mundur dari jabatannya setelah mendaftarkan diri sebagai cawapres 2019. Tapi, Mak~
BEM memang identik dengan demo. Eh kok demo, maksudnya menyuarakan aspirasinya. Salah satunya di jalanan. Nah, kali ini ada kepanjangan lain dari akronim BEM ini. BEM yang sebelumnya sering kita kenal adalah Badan Eksekutif Mahasiswa. Sedangkan BEM yang setelah ini akan kita bahas merupakan kepanjangan dari Barisan Emak-emak Militan.
Tadi pagi (3/9) mereka sedang berdemo di depan kantor KPU. Emak-emak ini menuntut agar Jokowi mundur dari jabatannya sebagai Presiden karena akan kembali maju pada Pilpres 2019 mendatang.
Emak-emak ini juga nampak sangat kompak dengan mengenakan terusan putih dan kerudung merah. Sebuah warna yang sering diidentikkan dengan nasionalisme. Mereka yang berjumlah sekitar 30-50 orang tersebut telah berkumpul sejak pukul 10.00 WIB.
Dalam aksi tersebut, mereka juga membawa mobil komando dan menyerukan agar Jokowi mundur dari posisinya sebagai Presiden.
Ada beberapa hal yang disampaikan oleh para emak-emak militan ini.
Pertama, mereka meminta Jokowi mundur dari jabatan Presiden dikarenakan saat ini Jokowi sudah terdaftar sebagai capres pada Pemilu 2019.
Kedua, mereka membandingkan Jokowi dengan Sandiaga Uno. Emak-emak militan ini meminta Jokowi bersikap seperti Sandiaga. Yakni ketika Sandiaga memilih mundur dari jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta karena telah menjadi cawapres mendampingi Prabowo Subianto.
Ketiga, mereka berpendapat, Jokowi akan lebih terhormat jika berkenan mundur. Mundurnya Jokowi ini juga dapat menyelamatkan demokrasi.
Keempat, mereka menggugat supaya Jokowi mundur untuk mencegah Jokowi memanfaatkan uang dan fasilitas negara.
Kelima, mereka juga mempertanyakan alasan Jokowi tidak mau mundur dari jabatannya. Menurut mereka, “Semua kepemimpinan itu harus berganti, kenapa tidak mau berganti?”
Keenam, dalam aksi demo itu mereka juga beberapa kali meneriakkan 2019 ganti presiden. Serta membawa tulisan dukungan untuk kampanye tersebut.
Pernak-pernik yang juga emak-emak ini bawa dalam aksi di depan KPU adalah tulisan ‘Presiden Harus Mundur Karena Sudah Jadi Capres’ dan ‘Mundur Pak, Berikan Contoh Sebagai Negarawan Demi Konstestasi Fair dan Adil’.
Jadi begini loh, Mak. Jokowi tidak mundur sebagai presiden itu juga beralasan. Hal ini sudah tercantum berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 300 dan 301 tentang Pemilu. Jadi, kalau sudah mengacu UU tersebut, tidak ada keharusan bagi presiden untuk mundur saat maju kembali sebagai capres. Plus, tidak ada juga peraturan yang mengharuskan presiden bisa mengambil cuti saat kampenye.
Soalnya presiden itu punya tugas mengatur negara, nah kalau disuruh cuti, nanti siapa yang akan memerintah?
Walau presiden tidak harus cuti, syaratnya, jangan sampai kampanye mengganggu tugas-tugas negara. Gitu ya, Mak. (A/L)