MOJOK.CO – PKS siap memperkarakan pernyataan Andi Arief soal mahar 500 miliar Sandiaga Uno. Andi mengaku diperintah partai, Demokrat mempersilakan tuntut saja. Duh, mana nih yang benar?
Tuduhan Andi Arief selaku Wakil Sekjen Partai Demokrat kepada Sandiaga Uno soal mahar politik sebesar 500 miliar membuat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) marah luar biasa. Apalagi dalam tuduhannya Andi Arief menyeret juga nama PKS sebagai bagian dari politik transaksional demi memuluskan langkah Sandiaga menjadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.
Meski Sandiaga pernah mengklarifikasi dan menyebut bahwa tuduhan yang menyerangnya itu bukan “mahar politik” melainkan hanya persiapan dana kampanye, tapi sepertinya PKS merasa pernyataan Andi Arief sudah berujung fitnah dan pencemaran nama baik.
“Itu jelas fitnah dan kami akan memproses itu,” ujar Muhammad Khalid, Juru Bicara DPP PKS.
Selain akan melaporkan tuduhan Andi Arief ke ranah hukum, PKS juga meminta politisi Demokrat ini untuk meminta maaf secara publik. Ancamannya, jika tidak ada pernyataan maaf secara terbuka dan upaya mencabut pernyataan tersebut, PKS mengancam akan melaporkan ke polisi.
“Kalau tidak minta maaf, ada proses. Kami akan memproses itu kalau nggak ada upaya permintaan maaf dan proses klarifikasi,” tambah Khalid seperti diberitakan kompas.com.
Sebelumnya, PAN juga sudah mengancam Andi Arief untuk mencabut pernyataannya sekaligus minta maaf. “Kami kemarin sudah menuntut disampaikan permintaan maaf. Kalau tidak mau nanti terpaksa PAN sebagai partai yang menerima berita yang menyesatkan tersebut, yang tidak baik di mata masyarakat, tentu kami tidak akan menutup jalan untuk menempuh jalur hukum,” kata Eddy Soeparno, Sekjen PAN.
Di sisi lain, dari pihak Demokrat mengaku bahwa pernyataan Andi Arief bukan merupakan representasi dari sikap partai. “Secara institusi kita sudah clear, nggak ada masalah. Kalau ada hal yang ingin diteruskan secara hukum, kami persilakan saja,” kata Roy Suryo, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat.
Agaknya Demokrat ingin memisahkan diri dengan masalah yang akan dihadapi salah satu kadernya ini. Pernyataan Andi Arief memang terkesan akan meretakkan koalisi. Apalagi selain PKS, ada nama partai PAN juga yang disebut melakukan politik transaksional tersebut. Dua partai merasa diserang jelas bukan iklim yang baik mengingat sebentar lagi Demokrat akan bekerja sama dengan keduanya.
Posisi Andi Arief mendadak jadi seperti “oknum” untuk memisahkan masalahnya dengan institusi. Langah ini perlu dilakukan Demokrat agar persoalan ini hanya berkutat pada persoalan personal saja, bukan jadi persoalan partai. Padahal Andi Arief mengaku dirinya bicara soal mahar 500 miliar tersebut karena diperintah oleh partainya.
“Saya ingin menyatakan bahwa saya diperintah partai bicara ini,” kata Andi dalam acara Sapa Indonesia Malam di Kompas TV.
Bahkan dengan yakin Andi mengaku dirinya siap bertanggung jawab dengan pernyataannya. Keberaniannya membuka soal mahar ini didasarkan pada keputusan Partai Demokrat yang dilangsungkan pada Rabu, 8 Agustus 2018 malam di rumah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan dihadiri secara langsung oleh Andi.
“Hasil rapat menyatakan kita kemukakan saja ke publik problem sebenarnya,” jelasnya.
Mengenai ancaman hukum yang akan dilayangkan oleh PKS dan PAN, Andi mengaku siap menghadapinya. Meski begitu, ia menampik jika diminta untuk minta maaf. Sebab menurutnya mahar 500 miliar itu memang benar adanya.
“Saya orang yang taat hukum, pasti akan hadir (jika dipanggil kepolisian), tidak mungkin saya menghindar. Saya siap dikonfrontasi untuk menyelesaikan masalah ini,” katanya.
Perbedaan ini tentu jadi pertanyaan banyak pihak. Dari institusi Demokrat tidak mengakui bahwa pernyataan Andi merupakan representasi sikap partai, dari pihak Andi mengaku dirinya bicara soal mahar 500 miliar karena disuruh oleh partainya. Siapa yang benar dan siapa yang berbohong? Mari kita tanyakan saja pada SBY yang berdendang~ (K/A)