Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Santri Jokowi Menyusul Santri Post Islamisme Sandiaga Uno

Redaksi oleh Redaksi
14 November 2018
A A
santri Jokowi MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Setelah santri post Islamisme Sandiaga Uno, santri Jokowi, Kiai Ma’ruf Amin (kalau ini betulan statusnya), kapan Pak Prabowo nyusul?

Citra, terutama yang positif dan dekat dengan rakyat kebanyakan, adalah sebuah “baju” yang ramai-ramai dijahit oleh masing-masing pasangan calon presiden dan wakilnya untuk Pilpres 2019. Salah satu citra yang penting untuk didapat menjelang kontestasi politik terbesar di Indonesia itu adalah citra agamis. Lebih spesifik: santri, ulama, dan semacamnya.

Citra agamis menyiratkan “si pemakai baju” sebagai manusia dengan akhlak yang baik, punya sopan santun, dan dianggap bisa memimpin. Entah bagaimana caranya, dengan berbagai retorika, citra itu tersemat dengan sangat mudah. Salah satunya adalah citra seorang santri yang pernah disematkan kepada Sandiaga Uno. Kini, menyusul, plis welkam: santri Jokowi.

Citra santri Sandiaga Uno didapat ketika pendaftaran calon presiden dan wakil presiden ke KPU Agustus yang lalu. Saat itu, Presiden PKS, Sohibul Iman berpendapat bahwa Sandiaga Uno adalah santri yang cocok dengan perkembangan zaman, santri kekinian. Sohibul Iman menggunakan istilah santri post islamisme untuk merujuk Sandiaga Uno. Keren betul statusnya.

Senada dengan Sohibul Iman, Hidayat Nur Wahid, Wakil ketua Majelis Syuro PKS, bahkan menyebut Sandiaga Uno sebagai ulama. Apa latar belakangnya?

“Menurut saya sih Pak Sandi itu ya ulama. Perilakunya, ya perilaku yang juga sangat ulama, beliau melaksanakan ajaran agama, beliau puasa Senin-Kamis, salat duha, salat malam, silaturahim, menghormati orang-orang tua, menghormati semuanya, berakhlak yang baik, berbisnis yang baik, itu juga satu pendekatan yang sangat ulama. Bahwa kemudian beliau tidak bertitel KH karena memang tidak belajar di komunitas tradisional keulamaan.”

Sungguh ulama Sandiaga yang patut dicontoh. Salah satunya kebiasaan “hampir setiap hari” ziarah melangkahi makam. Akhlaknya patut dipuji. Nah, bagaimana dengan santri Jokowi?

Untuk alasan yang sama, yaitu “tidak pernah belajar keilmuan secara langsung”, Kiai Ma’ruf Amin memandang santri Jokowi adalah sebuah hal yang absah. “Itu saya dapat cerita dari Situbondo. Beliau itu dianggap santri Situbondo karena ada hubungan keilmuan. Yang mengajari agama Pak Jokowi itu alumni senior dari Situbondo,” ungkap Ma’ruf Amin.

Meskipun tidak mondok secara langsung, status santri Jokowi tetap layak disematkan. “Jadi dia belajar agama kepada seorang guru yang dia alumni dari Situbondo. Oleh karena oleh Situbondo dianggap dia punya jalur keilmuan dan dianggap santrinya Situbondo,” tambah Ma’ruf Amin.

Setelah santri post Islamisme Sandiaga Uno, santri Jokowi, Kiai Ma’ruf Amin (kalau ini betulan statusnya), kapan Pak Prabowo nyusul? (yms)

Terakhir diperbarui pada 14 November 2018 oleh

Tags: Pilpres 2019santrisantri Jokowi
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Tayangan Trans7 tentang pesantren memang salah kaprah. Tapi santri juga tetap perlu berbenah MOJOK.CO
Aktual

Trans7 Memang Salah Kaprah, Tapi Polemik Ini Bisa Jadi Momentum Santri untuk “Berbenah”

17 Oktober 2025
Etika santri di pondok pesantren bukan pengkultusan pada kiai MOJOK.CO
Ragam

Dari Sungkem hingga Minum Bekas Kiai, Dasar Etika Para Santri di Pondok Pesantren yang Dituding Perbudakan

14 Oktober 2025
Sisi Gelap Sebuah Pesantren di Tasikmalaya: Kelam & Bikin Malu MOJOK.CO
Esai

Sisi Gelap Sebuah Pesantren di Tasikmalaya: Mulai dari Pelecehan Seksual Sesama Jenis, Senioritas, Kekerasan, Hingga Senior Memaksa Junior Jadi Kriminal

9 September 2025
Pendiri Ponpes Tuli di Sleman. MOJOK.CO
Sosok

Perjalanan Keliling Asia untuk Belajar Bahasa Isyarat demi Ajari Ngaji Anak-anak Tuli di Sleman

13 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

20 Desember 2025
borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.