MOJOK.CO – Setelah santri post Islamisme Sandiaga Uno, santri Jokowi, Kiai Ma’ruf Amin (kalau ini betulan statusnya), kapan Pak Prabowo nyusul?
Citra, terutama yang positif dan dekat dengan rakyat kebanyakan, adalah sebuah “baju” yang ramai-ramai dijahit oleh masing-masing pasangan calon presiden dan wakilnya untuk Pilpres 2019. Salah satu citra yang penting untuk didapat menjelang kontestasi politik terbesar di Indonesia itu adalah citra agamis. Lebih spesifik: santri, ulama, dan semacamnya.
Citra agamis menyiratkan “si pemakai baju” sebagai manusia dengan akhlak yang baik, punya sopan santun, dan dianggap bisa memimpin. Entah bagaimana caranya, dengan berbagai retorika, citra itu tersemat dengan sangat mudah. Salah satunya adalah citra seorang santri yang pernah disematkan kepada Sandiaga Uno. Kini, menyusul, plis welkam: santri Jokowi.
Citra santri Sandiaga Uno didapat ketika pendaftaran calon presiden dan wakil presiden ke KPU Agustus yang lalu. Saat itu, Presiden PKS, Sohibul Iman berpendapat bahwa Sandiaga Uno adalah santri yang cocok dengan perkembangan zaman, santri kekinian. Sohibul Iman menggunakan istilah santri post islamisme untuk merujuk Sandiaga Uno. Keren betul statusnya.
Senada dengan Sohibul Iman, Hidayat Nur Wahid, Wakil ketua Majelis Syuro PKS, bahkan menyebut Sandiaga Uno sebagai ulama. Apa latar belakangnya?
“Menurut saya sih Pak Sandi itu ya ulama. Perilakunya, ya perilaku yang juga sangat ulama, beliau melaksanakan ajaran agama, beliau puasa Senin-Kamis, salat duha, salat malam, silaturahim, menghormati orang-orang tua, menghormati semuanya, berakhlak yang baik, berbisnis yang baik, itu juga satu pendekatan yang sangat ulama. Bahwa kemudian beliau tidak bertitel KH karena memang tidak belajar di komunitas tradisional keulamaan.”
Sungguh ulama Sandiaga yang patut dicontoh. Salah satunya kebiasaan “hampir setiap hari” ziarah melangkahi makam. Akhlaknya patut dipuji. Nah, bagaimana dengan santri Jokowi?
Untuk alasan yang sama, yaitu “tidak pernah belajar keilmuan secara langsung”, Kiai Ma’ruf Amin memandang santri Jokowi adalah sebuah hal yang absah. “Itu saya dapat cerita dari Situbondo. Beliau itu dianggap santri Situbondo karena ada hubungan keilmuan. Yang mengajari agama Pak Jokowi itu alumni senior dari Situbondo,” ungkap Ma’ruf Amin.
Meskipun tidak mondok secara langsung, status santri Jokowi tetap layak disematkan. “Jadi dia belajar agama kepada seorang guru yang dia alumni dari Situbondo. Oleh karena oleh Situbondo dianggap dia punya jalur keilmuan dan dianggap santrinya Situbondo,” tambah Ma’ruf Amin.
Setelah santri post Islamisme Sandiaga Uno, santri Jokowi, Kiai Ma’ruf Amin (kalau ini betulan statusnya), kapan Pak Prabowo nyusul? (yms)