Asian Games 2018 Jakarta-Palembang secara resmi sudah selesai seiring dengan upacara penutupan yang digelar pada kemarin malam 2 September 2018.
Namun begitu, isu soal pesta olahraga terbesar di Asia ini masih banyak bergulir, pujian dan kritikan masih terus mengudara.
Banyak yang tak henti-hentinya memuji penyelengaraan Asian Games 2018 yang dianggap sukses besar, utamanya upacara pembukaan dan penutupannya. Pun, tak sedikit yang menyoroti Asian Games dari sisi anggaran yang diangap terlalu boros dan menyedot banyak uang negara.
Biaya penyelenggaraan Asian Games 2018 ini tak bisa dimungkiri memang terbilang cukup besar. Ketua INASGOC Erick Thohir mengatakan biaya yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan Asian Games 2018 sebesar Rp5,4 triliun. Khusus untuk penyelenggaraan opening dan closing ceremony, Direktur Media dan Public Relations INASGOC, Danny Buldansyah menyebut bahwa biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp467 miliar.
Sementara itu, total biaya yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan Asian Games 2018 meliputi biaya penyelenggaraan, pembangunan infrastruktur (di Jakarta dan Palembang), dan sarana transportasi pendukung mencapai Rp30 triliun.
Hal tersebut dikatakan langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
“Biaya untuk infrastruktur hampir Rp 7 triliun. Kemudian, perbaikan di Palembang dan DKI Jakarta hampir Rp 3 triliun. Keseluruhannya menjadi Rp 10 triliun,” kata Jusuf Kalla. “Ada juga infrastruktur jangka panjang, seperti transportasi di Palembang yakni Rp 7 triliun, dan di Jakarta Rp 10 triliun. Itu sudah Rp 27 triliun. Total keseluruhannya bisa mencapai Rp 30 triliun”
Banyaknya uang yang dihabiskan untuk membiayai Asian Games itulah yang kemudian dikritik oleh banyak pihak. Uang yang dikeluarkan dianggap terlau jor-joran dan berlebihan.
Nah, di tengah banyak kritik terkait pemborosan anggaran tersebut, Peter F. Gontha, pebisnis legendaris Indonesia yang juga Duta besar Indoensia untuk Polandia justru memuji langkah Indonesia sebagai penyelengara Asian Games.
Sosok yang menjadi penggagas gelaran pentas musik terbesar di Indonesia, Jakarta International Java Jazz Festival (Java Jazz) ini mengatakan bahwa Indonesia memperoleh banyak keuntungan melalui Asian Games. Ia menyebut, dari 30 triliun yang dihabiskan, Indonesia bukan hanya balik modal, namun juga memperoleh untung sebesar 15 triliun.
“Ini (keuntungan 15 trilun) di luar royalti hak siar TV yangmembeli siaran langsung Asian Games di seuruh negara peserta ya.” ujar Peter Gontha melalui akun Facebooknya. “Juga belum termasuk pendapatan dari sponsor, iklan, tiket penonton yang selalu kehabisan.”
“Presiden ini telah membawa uang masuk sebesar 45,1 triliun rupiah dengan bermodal 30 triliun untuk sistem transportasi di Jakarta-palembang, infrastukrtur stadion, dll, seremoni pembukaan dan penutupan.” tambah Gontha. “Belum lagi keuntungan ekonomi hotel dan wisata rakyat yang berjualan kuliner, dan cendera mata.”
Nah, lho. Ini yang yang ngomong pebisnis kelas wahid lho. Pebisnis yang mendirikan Plaza Indonesia, RCTI, SCTV, Firstmedia, juga Indovision. Monggo kalau mau dibantah. Hehehe (A/M)