Setelah menjadi bahan pemberitaan karena merencanakan anggaran untuk rehabilitasi air mancur yang mencapai Rp620 juta serta anggaran untuk refill pengharum ruangan yang mencapai hampir Rp350 juta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali membikin kehebohan anggaran.
Yang menjadi sorotan kali ini adalah perencanaan anggaran kunjungan kerja anggota DPRD tahun 2018 yang nilainya mencapai… mencapai… Rp107 miliar.
Ya, Rp107 miliar, alias naik hampir empat kali lipat dari anggaran tahun sebelumnya sebesar Rp28 miliar.
Rincian rencana anggaran tersebut tercantum di dalam situs resmi APBD Provinsi DKI Jakarta. Di dalam rencana anggaran tersebut tertulis poin anggaran untuk “Kunjungan Kerja Komisi-Komisi DPRD Provinsi DKI Jakarta” sebesar Rp107.797.974.740.
Sejumlah anggaran yang dituliskan dalam rencana kegiatan kunjungan kerja ini antara lain biaya hotel (yang berkisar antara Rp500 ribu sampai Rp5 juta, tergantung tempat kunjungan kerja), uang representasi, taksi, tiket pesawat, hingga uang harian yang nilainya mencapai Rp4 juta per hari.
Jumlah yang sangat besar ini tentu saja banyak dipertanyakan oleh banyak pihak. Selain karena dianggap terlalu boros, koefisien pengali dalam anggaran ini juga begitu banyak. Selain itu, yang paling dipertanyakan dari rencana anggaran kunjungan kerja ini ialah jumlah orang yang ikut kunjungan kerja dalam satu tahun sebanyak 7.752 orang. Ini menjadi pertanyaan serius, sebab jumlah anggota DPRD DKI Jakarta hanya 106 orang.
Membengkaknya anggaran kunjungan kerja yang mencapai hampir empat kali lipat ini agaknya menjadi tanda bahwa masyarakat Jakarta harus lebih teliti dan awas dalam mengawal wakil rakyatnya.
Tapi, jangan khawatir warga Jakarta. Dengan naik empat kali lipatnya anggaran kunjungan kerja DPRD, diharapkan hasil kerja pemerintah akan naik empat kali lipat pula.
Yah, semoga nanti begitu selesai 2018, kemacetan di Jakarta bakal berkurang empat kali lipat, ketinggian air saat banjir turun empat kali lipat, UMR naik empat kali lipat, dana pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan naik empat kali lipat. Pokoknya semuanya naik empat kali lipat.
Kalau ndilalah tidak naik empat kali lipat, ya bersabar saja. Setidaknya, angka kesabaran warga Jakartalah yang naik empat kali lipat.