MOJOK.CO – Sepanjang Senin hingga Selasa (30/10), diketemukan beberapa fakta terkait jatunya pesawat Lion Air JT610 di rute Jakarta–Pangkalpinang.
Senin (29/10), pesawat Lion Air JT610 jatuh di rute Jakarta–Pangkalpinang. Haryo Satmiko, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), menyampaikan kronologis hilangnya kontak dan jatuhnya pesawat tersebut yang terjadi tidak lama setelah take off dari Bandara Soekarno–Hatta menuju Bandara Depati Amie Pangkalpinang.
Pukul 06.20, Lion Air JT610 terbang dari Jakarta dan diperkirakan sampai di Pangkalpinang pada puku. 07.20 WIB. Dua menit kemudian (06.22), pilot menghubungi Jakarta Control untuk menyampaikan permasalahan di flight control ketika terbang di ketinggian 1.700 feet. Setelah itu, pilot meminta izin menaikkan ketinggian ke 5.000 feet. Jakarta Control memberi izin.
Pukul 06.32, Jakarta Control kehilangan kontak dengan pesawar bernomor registrasi PK-LQP tersebut. Sepanjang Senin hingga Selasa (30/10), diketemukan beberapa fakta terkait pesawat Lion Air JT610.
1. Lion Air JT610 sudah bermasalah sejak terbang dari Denpasar, Bali.
Salah satu penumpang bernama Conchita Caroline menceritakan lewat InstaStories pribadinya bahwa sejak terbang dari Denpasar, Bali, Lion Air JT610 sudah bermasalah. Hal ini pun diakui oleh pihak Lion Air sendiri.
“Mesin beberapa kali mati, AC pun mati. Penumpang mengeluh, ada anak-anak yang muntah juga.” Beberapa saat setelah penumpang protes, awak kabin baru mengizinkan sebagian penumpang keluar. Petugas yang ada tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi.
“Setelah cukup lama, tiba-tiba aja para penumpang dipaksa masuk karena katanya mau engine checking, trial, percobaan. Sejak take off, bunyi pesawat di sebelah kanan kayak lebih ketekan. Bukan hanya saya yang sadar, banyak juga yang menyadari. Lantai pesawat suhunya panas. Selama naik pesawat, nggak pernah seperti itu,” tulis Conchita.
2. Pilot Lion Air JT610 adalah pilot senior dengan catatan terbang tanpa cacat.
Lion Air JT610 yang bertipe Boeing 727 Max 8 tersebut dipiloti oleh Kapten Bhavye Suneja. Pilot dari India ini sudah bergabung besama Lion Air sejak 2011. Pilot yang masih berusia 31 tahun tersebut mendapatkan lisensi Bel Air International sejak 2009. Selama empat tahun, ia tergabung sebagai trainee pilot di maskapai Emirates.
Suneja punya catatan penerbangan tanpa cacat ketika membawa Boeing 737. Jam terbang yang sudah ia kantongi sudah mencapai 6.000 jam terbang. Sebuah catatan yang membuat dirinya menjadi salah satu pilot senior di maskapai tersebut. Lion Air JT610 sendiri baru menempuh 800 jam terbang.
3. Masih banyak penumpang Lion Air JT610 yang masih terjebak di badan pesawat.
Brigjen Bambang Suryo Aji, Direktur Operasi SAR Nasional mengungkapkan bahwa penumpang Lion Air JT610 masih banyak yang terperangkap di badan pesawat. “(Para penumpang), Prediksi saya masih terjebak di dalam kapal. Kalau tidak terjebak, pasti dalam satu atau dua hari akan mengapung.”
4. Selasa (30/10) akan diterjunkan 100 penyelam untuk mencari penumpang Lion Air JT610.
Prose pencarian pesawat Lion Air JT610, Senin lalu dihentikan pada pukul 17.00 karena masalah jarak pandang. Arus yang cukup kuat, naiknya lumpur, dan tumpahan avtur menjadi penghalang para penyelam.
Deden Ridwansyah, Kepala SAR Bandung mengungkapkan bahwa pencarian pada kedalama 30 hingga 35 meter masih sangat dilakukan. Oleh sebab itu, Selasa (30/10) akan diterjunkan 100 penyelam untuk mencari serpihan pesawat dan penumpang Lion Air JT610.
5. Berpikirlah sebelum mengunggah berita jatuhnya Lion Air.
Tahan dirimu. Jangan mengunggah foto-foto pesawat dan penumpang. Jangan menebarkan rasa takut dan kecemasan di tengah keluarga dan masyarakat. Terlebih kepada pada jurnalis yang menulis dan mengabarkan pemberitaan.
Masih banyak media yang mengeksploitasi kesedihan keluarga korban. Pertanyaan-pertanyaan dengan narasi “Apa perasaan bapak/ibu setelah ditinggal oleh…”, “Apakah sebelumnya punya firasat dari keluarga yang meninggalkan…”, “Kontak terakhir dengan penumpang seperti apa…”. Bekerjalah untuk menumbuhkan rasa optimisme, bukan menularkan rasa pesimis. (yms)