MOJOK.CO – Kamu perlu tahu perbedaan serangan jantung dan henti jantung. Kalau tahu perbedaannya, mencari cara untuk mencegah penyakit ini tentu lebih mudah dilakukan.
Pertama, izinkan saya untuk mengucapkan bela sungkawa kepada Bunga Citra Lestari yang baru saja ditinggal Ashraf Sinclair. Semoga almarhum tenang di sisi Tuhan.
Menurut penuturan Doddy, manajer Bunga Citra Lestari, almarhum Ashraf Sinclair meninggal karena serangan jantung. Beliau meninggal pada Selasa, 18 Februari 2020 pada pukul 04.51 pagi. Serangan jantung, yang termasuk dalam penyakit kardiovaskular, memang menjadi “pembunuh” nomor satu di dunia menurut laporan Tirto.
Nah, tahukah kamu kalau serangan jantung yang dialami Ashraf Sinclair dan istilah henti jantung adalah dua istilah yang berbeda? Sebagai bentuk pencegahan, yuk kita mengenali perbedaan serangan jantung dan henti jantung.
Serangan jantung dan henti jantung
Mungkin, banyak dari kita yang lebih mengenal serangan jantung ketimbang henti jantung. Menengok defisini masing-masing, ternyata keduanya sangat berbeda. Serangan jantung atau heart attack tidak langsung membunuh penderitanya. Kondisi ini terjadi karena jantung tidak mendapatkan oksigen yang cukup dari aliran darah.
Kok bisa begitu? Ada beberapa sebab. Salah satunya adalah penyumbatan pembuluh darah arteri. Penyumbatan ini menyebabkan asupan darah menjadi sangat terbatas.
Serangan jantung membunuh penderitanya secara perlahan. Kondisi ini bisa terjadi selama beberapa jam. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, kondisi kematian otot jantung bisa terjadi. Ujungnya adalah kematian.
Sementara itu, henti jantung punya definisi yang sudah dijelaskan oleh nama kondisi itu sendiri. Henti. Penyakit ini disebut juga cardiac arrest. Diartikan sebagai jantung yang berhenti secara tiba-tiba. Kok bisa? Karena terjadinya gangguan listrik pada otot jantung. Akibatnya, detak jantung menjadi tidak normal dan terjadi aritmia. Pengertian aritmia bisa kamu baca di sini.
Penyebab
Pada umumnya, serangan jantung diakibatkan oleh penyumbatan otot arteri karena penyakit kardiovaskuler. Perlu kamu ketahui, penyakit kardiovaskuler antara lain jantung iskemik, stroke, penyakit jantung akibat tekanan darah tinggi, penyakit jantung rematik, pembesaran aorta, penyakit jantung bawaan, endokarditis, dan penyakit arteri perifer.
Penyumbatan yang terjadi disebabkan penumpukan lemak darah. Kamu mengenalnya sebagai kolesterol. Kolesterol yang menumpuk menyebabkan naiknya tekanan darah. Seiring naiknya tekanan darah, dinding pembuluh darah akan tergerus. Luka yang diakibatkan, ditambah darah beku yang menumpuk disebut inflamasi.
Sementara itu, penyebab henti jantung lebih beragam. Pada intinya, henti jantung terjadi karena gangguan kelistrikan otot jantung. Gangguan itu membuat aliran darah ke seluruh tubuh dan jantung terhenti.
Aritmia, penjelasannya bisa kamu baca di tautan yang saya bagikan di atas, bisa berasal dari serambi jantung sebelah kanan atau disebut juga fibrilasi atrial. Nah, kondisi ini menyebabkan gangguan sinyal memompa darah pada otot bilik jantung.
Bagi kamu yang punya jantung tidak sempurna, misalnya karena kelainan bawaan seperti jantung koroner, risiko henti jantung lebih besar. Kerusakan serius yang menyebabkan henti jantung juga bisa terjadi karena trauma mendadak. Misalnya, kesetrum, overdosis obat, aktivitas fisik yang terlalu berat, kehilangan banyak darah, penyumbatan saluran napas, tenggelam, kecelakaan, dan hipotermia.
Gejala
Dua penyakit ini punya gejala yang berbeda. Gejala serangan jantung antara lain, sesak napas, sakit perut sampai muntah, pusing, terjadi kontraksi di sekitar dada, keringat dingin, dan detak jantung tidak beraturan.
Sementara itu, gejala henti jantung adalah napas terputus atau bahkan napas berhenti, pingsan, warna kulit pucat atau kebiruan, tiba-tiba lemas, pupil mata masuk ke tengkorak kepala, dan denyut jantung tidak bisa ditemukan.
Nah, untuk mencegah serangan jantung dan henti jantung, kamu bisa membaca banyak literatur yang sudah banyak dibuat. Sehat selalu ya. I love you all.
BACA JUGA Hindari Penyakit Jantung dengan Berlarian Ke Sana Kemari dan Tertawa atau artikel mens sana in corpore sano lainnya di rubrik PENJASKES.