Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Penjaskes

Kok Bisa, Kehujanan Bikin Sakit?

Redaksi oleh Redaksi
14 April 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kok bisa ya kehujanan bikin kita sakit? Padahal kan, hujan adalah air dari langit~

Dulu, saat masih kecil, saya senang sekali bermain hujan-hujanan bersama teman-teman. Semakin hujannya deras, kami akan semakin semangat membasahi diri. Bersenang-senang, bercanda, dan tertawa-tawa dibawah guyuran hujan. Meskipun kami tahu kalau tidak lama lagi kami akan menjadi sasaran kemarahan. Dulu, ibu sering marah kalau saya hujan-hujanan. Bukan, bukannya khawatir saya akan sakit. Namun, baju saya yang basah akibat hujan-hujanan itu jadi harus segera dicuci supaya nggak jamuran. Jelas, ini akan menambah pekerjaan ibu.

Meski saya sudah mengatakan akan mencucinya sendiri, sepertinya ibu nggak percaya-percaya amat saya sanggup melakukan. Jadi, meski saya sudah mencuci dan menjemurnya pun, pasti ibu akan mencucinya lagi. Lantaran kata ibu nggak yakin, saya telah mencucinya hingga betul-betul bersih dan suci.

Semakin besar, saya sudah hampir tidak pernah dengan sengaja hujan-hujanan. Sebaliknya, justru sering menghindari hujan. Namun apa daya, tentu tidak selalu hujan bisa dihindari. Ya, bagaimana lagi. Kehidupan dengan sepeda motor dan cuaca Indonesia kalau nggak hujan ya kemarau. Maka bersinggungan dengan hujan menjadi sesuatu yang tak dapat lagi dielakkan.

Nah, yang membuat saya bertanya-tanya, kenapa sih kehujanan bisa bikin kita sakit? Toh bukankah hujan juga berasal dari air? Kita diguyur air saat mandi saja, tidak mengalami apa-apa, kok. Memangnya, ada sesuatu apakah yang tersimpan dalam hujan dan membuat kita mengalami kondisi yang nggak baik-baik amat?

Ternyata, sebetulnya sakit yang kita alami bukan setelah kehujanan langsung. Namun, kecenderungan kita mengalami sakit karena musim hujannya. Dalam musim hujan ada perubahan suhu yang ekstrem serta penyebaran virus maupun bakteri yang lebih cepat. Virus flu pun berkembang dengan lebih aktif saat hujan. Apalagi ketika hujan, orang-orang biasanya cenderung saling berdekatan—karena ingin kehangatan. Virus kemudian lebih leluasa meloncat ke sana ke mari, dari hidung satu ke hidung lain.

Misalnya, ada satu orang yang bersin karena flu, tanpa disadari kita menghirup udara tersebut. Maka, kita pun telah terkontaminasi. Dan bisa jadi, ikutan ketularan dan meratapi nasib bersama.

Apalagi saat musim hujan, vitamin D dari matahari lebih sedikit dibanding biasanya. Padahal, vitamin D ini bertugas untuk membentuk sel-sel imun dalam tubuh. Jadi, ketika sistem imun dalam tubuh kita tidak terlalu kuat, dengan kondisi tersebut, kita jadi mudah sakit.

Selain itu, dinginnya air hujan juga akan membuat suhu tubuh kita menurun. Nah, kondisi semacam ini menjadikan tubuh kita (((terpaksa))) harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengeluarkan energi yang lebih besar supaya dapat menyeimbangkan tubuh dan mengurangi rasa dingin tersebut.

Dengan kondisi imun tubuh yang lagi nggak bagus-bagus amat, usaha menyeimbangkan suhu tubuh ini agak sulit terealisasi. Kita pun menjadi pusing meski kehujanan hanya kena gerimis bentaran doang. Pasalnya, daerah kepala yang terlebih dulu terpapar air dari langit dan mengalami perbedaan suhu tersebut.

Jadi, biasanya nih, kalau habis kehujanan, kita diminta untuk segera mandi, keramas, dan ganti baju sebagai upaya pencegahan penyakit. Ya, meski air hujan itu sama-sama air yang datang dari langit dan terlihat bersih, tapi bisa jadi dalam perjalanannya menuju bumi sudah nggak steril amat. Misalnya terkontaminasi sama yang namanya polusi dan hal-hal yang nggak baik lainnya. Oleh karena itu, membasuh badan kita diperlukan adanya.

Kemudian, perihal mengganti pakaian yang basah setelah kehujanan, ini juga penting. Pertama, kita pasti nggak bakal nyaman dong beraktivitas dengan pakaian yang basah? Kedua, pakaian basah ini kan keadaannya lembab. Dan benda lembab yang bersinggungan langsung dengan tubuh kita ini, bakal menjadikan suhu tubuh kita semakin menurun. Kalau suhu menurun dan sulit mendapatkan kehangatan, maka potensi penyakit-penyakit yang akan datang, justru meningkat. Oh ya, belum lagi, pakaian basah juga memungkinkan timbulnya jamur dan menyebabkan masalah pada kulit kita, loh.

Terakhir, ada satu jenis penyakit lagi yang sering menjamur saat musim hujan. Ya, penyakit galau alias penyakit yang menyerang perasaan hingga ke ulu hati yang paling dalam. Gejala pertamanya adalah bengong. Kemudian diikuti dengan badan lemas dan saking nyerinya bisa sampai bikin air mata keluar. Kalau orang udah terjangkit penyakit gini, rasanya cuma pengin jadi pujangga yang tiap hari kerjaanya bikin caption galau sambil mendongak dari jendela kamar.

Terakhir diperbarui pada 14 April 2019 oleh

Tags: gerimiskehujananmasuk anginmusim hujan
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Alasan Jogja Tetap Panas Meski Sudah Masuk Musim Hujan MOJOK.CO
Aktual

Alasan Jogja Tetap Panas Meski Sudah Masuk Musim Hujan

20 Desember 2023
puncak musim hujan mojok.co
Kilas

Siapkan Payung! Berikut Ini Prediksi Puncak Musim Hujan Berbagai Wilayah di Indonesia

29 Desember 2022
Pecinta kipas angin dan menyenangkannya melihat baling-baling yang berputar
Liputan

Pecinta Kipas Angin dan Menyenangkannya Baling-baling yang Berputar

26 Mei 2021
orang rajin belajar tidak selalu baik hal buruk risiko kesehatan masuk angin ngerjain tugas skripsi mahasiswa mojok.co
Penjaskes

4 Bahaya Kesehatan yang Mengancam Orang-orang Rajin

11 Januari 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.