MOJOK.CO – Euro 2020 Grup F | Hungaria vs Portugal | Portugal bukan cuma Cristiano Ronaldo saja. Skuat mereka terlihat meyakinkan ketika dijamu Hungaria.
Mahir Pradana: Memori Miklos Feher
Tragedi yang nyaris merengut nyawa Christian Eriksen di laga Denmark vs Finlandia masih menghiasi berbagai headline media. Kejadian ini pasti mengingatkan kita kepada nama-nama yang lebih dulu berpulang setelah tumbang di atas lapangan, salah satunya adalah Miklos Feher.
Secara kebetulan, laga Hungaria vs Portugal terselenggara beberapa hari setelah laga itu. Memori tentang Feher pun kembali menghampiri para penggila sepak bola baik di Hungaria maupun Portugal.
Feher meninggal dunia pada 25 Januari 2004 di kota Guimaraes. Dia terjatuh di lapangan saat memperkuat timnya, Benfica, menghadapi tuan rumah Vitoria Guimaraes. Tak seberuntung Eriksen, striker timnas Hungaria ini mengembuskan napas terakhirnya di rumah sakit pada hari itu juga.
Sejak meninggalnya Feher, Hungaria dan Portugal telah bertemu di ajang resmi sebanyak 5 kali. Namun, bentrok yang paling berkesan tentu saja terjadi di ajang Euro 2016 lalu. Hungaria yang baru pertama kali menjalani turnamen bergengsi dalam 30 tahun terakhir unggul tiga kali dan nyaris menang atas Cristiano Ronaldo dkk. Skor akhir 3-3 adalah hiburan memuaskan bagi para penggemar sepak bola, dan yakinlah, Feher pasti menikmati pertunjukan itu di surga.
Surga? Ya, layaknya legenda hidup Hungaria, Ferenc Puskas, Feher pasti sudah berada di surga. Feher yang meninggal dunia pada 2004 di usia 24 tahun, mungkin menyambut Eyang Puskas yang berpulang pada usia 79 tahun di 2006 di pintu surga.
Yakinlah, Puskas masuk surga karena didoakan warga Hungaria, Spanyol (dua negara tempatnya berkarier sebagai pemain dan pelatih semasa hidup) dan Arab Saudi (negara yang pernah dilatihnya). Dan yakinlah juga, bahwa Feher pun selalu menghiasi doa para warga Hungaria dan Portugal, kedua negara yang dihiburnya selama karier sepak bolanya yang singkat.
Pada Selasa 15 Juni 2022, kedua negara yang dicintainya akan kembali beradu di lapangan hijau. Feher, yang selamanya berusia 24 tahun, pasti akan bersiap menikmati laga itu dari atas sana. Pemenang laga ini? Tentu Hungaria, atas nama kenangan akan Feher.
Theresia Deviana: Portugal = Ronaldo?
Rasanya sudah umum di pikiran banyak orang bahwa timnas Portugal = Cristiano Ronaldo. Saya sih setuju dan tidak setuju.
Setuju, karena, di gelaran Euro 2016, Ronaldo yang juga bertugas sebagai kapten terlihat cukup “mencolok”. Bahkan perannya di pertandingan final masih segar dalam ingatan saya yang pelupa ini.
Saat Ronaldo “dipaksa” keluar lapangan karena cedera, aksinya di pinggir lapangan dengan kaki pincang, tidak berhenti keprok-keprok mendominasi keberadaan sang pelatih ketika memberi arahan dan semangat untuk rekannya. Buat saya, yang dilakukan Ronaldo memberikan rasa hangat. Tidak banyak tim dianugerahi kapten yang benar-benar memiliki jiwa kepemimpinan, contoh paling hangat, kapten Denmark, Simon Kjaer.
Tidak setuju, karena, sepak bola adalah olahraga beregu, semua pemain berperan. Sebesar apapun nama Ronaldo, kesuksesan Portugal adalah keringat seluruh tim. Menyebut timnas Portugal = Cristiano Ronaldo rasanya akan menyakiti mereka yang berjuang sama kerasnya.
Satu nama besar saja tidak menjadi jaminan prestasi negaranya. Lionel Messi memiliki nama yang sama besar dengan Ronaldo. Keduanya sering dibandingkan, tapi nasib di tim nasional berbeda. Ronaldo sudah mengangkat piala bersama Portugal, tapi Messi bersama Argentina belum pernah juara. Sejauh ini 1:0 untuk Ronaldo. Itu hanya contoh ya, fans Messi, jangan baper.
Anggapan Portugal tidak bisa apa-apa tanpa Ronaldo, bisa disangkal. Meski ada kabar buruk, Joao Cancelo harus di-cancel keikutsertaannya karena dinyatakan positif virus berengsek, covid-19, dua hari sebelum laga pertama Portugal di Euro 2020. Pahit. Lebih pahit lagi pasti untuk yang sudah memasangnya di Euro Fantasy League.
Tim Portugal memiliki susunan pemain yang cukup kuat untuk Euro 2020 kali ini. Bruno Fernandes yang tampil cukup baik dengan Manchester United, Joao Felix pemain muda yang siap bersinar, Pepe yang masih cukup tangguh menjaga pertahanan, juga Diogo Dalot yang beruntung ikut bergabung mengisi tempat Cancelo sebelum pertandingan pertama berlangsung.
Bersama Prancis dan Jerman yang diunggulkan lolos dari Grup F, Portugal dan Hungaria membentuk grup neraka. Kalau Hungaria, sih, anggap saja pelengkap, seperti kemangi di ayam penyet. Kalau ada, ya tidak terlalu berpengaruh, nggak ada juga nggak masalah.
Pengingat saja, untuk negara-negara yang tergabung di grup ini, jangan ada yang ngetwit “Gini doang nih grup neraka? Pengalaman kemarin pernah ada yang gitu terus kualat sih, wqwqwq.
Apa lagi sih tentang Hungaria yang jadi lawan pertama Portugal ini? Saya hanya tahu Budapest sebagai ibu kota saja.
Head to head pemain? Aduh. Adu followers Instagram saja rasanya kalah jauh. Jumlah followers seluruh pemain Hungaria kalau digabung saja masih kalah dari Ronaldo.
Entah apa yang harus dibandingkan antara Hungaria dan Portugal biar berimbang, jadi mending nggak usah. Buat pertandingan nanti, Portugal harus optimis. Apalagi kemenangan bakal jadi penambah semangat ketika bertemu Prancis dan Jerman.
Jadi ya, pupuk semangatmu, Hungaria. Kamu masih memiliki asa, asal tidak dijagokan oleh seorang koach ahli prediksi, yang prediksinya terjadi kebalikannya itu.
BACA JUGA Polandia Nggak Bakal Terkenal Sampai Pelosok Dunia Kalau Nggak Ada Egy Maulana Vikri dan artikel Euro 2020 lainnya.