Siapa pun dia yang mendapuk dirinya sebagai Najwaholic, Najwaers, Balanajwa, Kawan Najwa, atau apa pun itu namanya pasti kaget dan terperangah mendengar kabar bahwa acara talk show Mata Najwa berakhir bulan ini.
Ya, beberapa waktu yang lalu, Najwa Shihab memang mengumumkan bahwa program talk show Mata Najwa tidak akan mengudara kembali.
Melalui akun Twitternya, Najwa Shihab menulis, “[Episode] ‘Eksklusif Bersama Novel Baswedan’ menjadi episode live terakhir Mata Najwa.”
Belum ada kabar pasti tentang alasan berakhirnya Mata Najwa. Sama persis seperti tidak adanya alasan pasti kenapa dulu Mojok sempat kukut. Ada banyak spekulasi yang muncul. Tapi kami tidak akan membahasnya, biarlah Tirto ID yang mencari tahu.
Di sini, kami akan mencoba memindai profesi-profesi lain kiranya cocok digeluti Najwa Shihab selepas Mata Najwa.
Kalau mau, Najwa sebenarnya bisa saja menggandeng tivi lain buat bikin acara talkshow sendiri yang judulnya bisa pakai organ tubuh selain mata, misal Hidung Najwa, Mulut Najwa, atau Ubun-Ubun Najwa. Namun, tentu tak tertutup kemungkinan bagi Najwa untuk menggeluti aneka pekerjaan lain. Dengan segala modal ia miliki, tak akan sulit bagi seorang Najwa untuk menjalani aneka pekerjaan dan tantangan baru.
Berikut ini adalah beberapa pekerjaan yang cocok untuk Najwa.
Penulis Mojok
Kami yakin, Najwa punya banyak gagasan-gagasan unik, nyentrik, dan nakal, yang bisa jadi tak bisa ia salurkan melalui acara talkshow-nya dulu. Karena itu, menjadi penulis Mojok adalah salah satu jalan terbaik bagi Najwa untuk mengisi masa “pensiun” dari Mata Najwa.
Dengan menjadi penulis Mojok, Najwa bisa ngece-ngece koruptor, nyinyiri tokoh-tokoh politik yang ndembik dan menyebalkan, dan tentu saja membagikan ide-ide liarnya kepada segenap pembaca Mojok yang tersebar di berbagai penjuru warung kopi dan kamar kos.
Untuk ukuran Najwa, honor sebagai penulis Mojok tentu saja sangat kecil bila dibandingkan dengan honor host Mata Najwa. Namun, itu adalah harga yang pantas dan sepadan untuk berada di barisan yang sama dengan Iqbal Aji Daryono, Arman Dhani, dan Kalis Mardiasih.
Ketua Partai
Najwa perlu mengikuti jejak Grace Natalie yang beralih dari jurnalis menjadi seorang petinggi partai.
Ini tentu bagus. Terutama untuk sosok seperti Najwa.
Kariernya di dunia politik pasti moncer. Ia populer, manis, cantik, cerdas, dan pintar ngomong. Hal yang dalam dunia politik adalah ujung tombak elektabilitas.
Dengan kemampuannya beradu argumen, tentu akan mudah bagi Najwa kelak jika nanti lolos masuk putaran akhir dan masuk bursa capres-cawapres. Dalam acara debat capres, ia akan mampu mematahkan setiap perkataan lawannya, sebab di Mata Najwa dulu ia terbiasa melakukannya.
Jika ia benar-benar tampil di ajang debat capres-cawapres, saya jamin fokus penonton debat yang selama ini selalu pada moderatornya akan beralih perlahan pada senyum Mbak Nana.
Tukang Bikin Pantun
Dunia perpantunan negara kita sedang berada di titik nadir. Masyarakat kita malas bermain pantun, padahal pantun adalah salah satu warisan khas budaya kesusasteraan Indonesia. Tentu akan hebat dan keren jika Najwa berkenan menjadi tukang bikin pantun. Akan naik kembali itu pamor pantun.
Najwa sebagai presenter tentu tak akan kesulitan membikin pantun. Di Mata Najwa ia terbiasa menyusun rangkaian kata-kata indah berima a-a-a-a, membikin pantun berima a-b-a-b tentu hal yang mudah bagi Najwa.
Bukan apa-apa sih, tapi dunia pantun memang sangat butuh sentuhan Najwa.
Maklum, pantun kita beberapa tahun terakhir ini selalu berada di balik bayang-bayang “pantun satu-dua”-nya Jarjit dan “pantun masak aer biar mateng”-nya Opie Kumis.
Hal ini harus kita lawan. Dan Najwa adalah sosok martir yang paling tepat.