MOJOK.CO – Berapa sih uang jajan yang diterima Suneo dalam komik Doraemon? Kalau kita konversi dengan kurs nilai mata uang sekarang di Indonesia bisa dapat berapa ya?
Dalam semesta Doraemon, Suneo Honekawa merupakan karakter yang digambarkan Fujiko F. Fujio sebagai anak kelas 4 SD yang sangat tajir. Guna menunjukkan betapa tajir keluarga Honekawa, Fujiko menciptakan jurang kesenjangan ekonomi antara Suneo dengan teman-temannya sampai begitu brutal.
Gambaran ini muncul jika kita membandingkan keluarga Nobita yang masih ngontrak rumah, keluarga Gian yang punya toko kelontong tanpa bisa membayar karyawan, keluarga Shizuka dari golongan kelas menengah, lalu ketiganya dibandingkan dengan rumah Suneo yang besar dengan tipi LCD, halaman luas, punya kolam ikan, dan punya kenalan-kenalan artis terkenal.
Gambaran umum yang paling sering terlihat tentu saja ketika Nobita dan Gian masih rebutan dulu-duluan baca komik edisi terbaru, Suneo sudah bisa pamer pesawat atau mobil radio kontrol. Belum dengan kemampuan keluarga Honekawa yang bisa liburan ke luar negeri.
Melihat kenyataan yang perih ini, tentu saja banyak yang penasaran, sekaya apa sih Suneo sampai anak SD berzodiak Pisces ini layak songong kayak gitu?
Karakter Suneo diciptakan sejak 1969, bareng dengan Doraemon, Nobita, Shizuka, dan Gian. Tapi karena gambaran tahun segitu nggak relevan kalau pakai konversi mata uang sekarang, maka patokan yang bisa diambil adalah data anime Doraemon pada 2005, yang dalam salah satu episode muncul nominal uang sakunya.
Pada tahun 2005 uang jajan anak kelahiran tanggal 29 Februari (setdah, tahun kabisat) ini sebesar ¥5.000 per bulan. Jika dihitung dengan inflasi tahun 2019, uang jajannya setara dengan Rp930.000. Itu baru uang jajan hariannya, belum termasuk mainan dan alat-alat keren yang selalu Suneo pamerkan di setiap episode Doraemon.
Tapi tentu sedikit tidak masuk akal kalau Suneo menerima uang jajan bulanan kayak mahasiswa-mahasiswa di Indonesia. Dari 30 hari selama sebulan, katakanlah Suneo cuma mendapat uang jajan ketika berangkat sekolah. Maka 30 hari dikurangi 4 hari libur. Sekarang kita dapat 26 hari dia berangkat sekolah per bulannya. Jadi kita bisa ketemu perkiraan uang jajan per harinya, yakni sebesar Rp35.700.
Uang sebanyak itu jelas gede banget untuk ukuran anak SD. Mau buat jajan cilok tiap istirahat sekolah juga nggak mungkin habis kecuali selalu traktirin teman-temannya. Tapi itu juga nggak mungkin kayaknya. Soalnya karakter Suneo digambarkan sebagai karakter yang pelit dan pilih-pilih teman. Meski sikap baiknya juga kadang muncul, tapi stigma dominan karakter ini ya sombong, narsis, dan pelit.
Sebagai pelengkap, uang saku Suneo ini tidak terpotong dengan kebutuhan naik angkot atau naik ojek, karena berangkat sekolah cuma jalan kaki dari rumah. Untung saja Jepang nggak kenal tren bisnis MLM, sebab kalau sampai ada, jelas anak SD tajir macam gini adalah sasaran empuk yang pantang dilewatkan.
Sudah begitu, tidak pernah digambarkan juga ada abang dagang cilok, seblak, atau bakso malang di depan sekolahnya Suneo. Artinya uang jajan itu beneran bisa utuh tak berkurang selama sebulan.
Pertanyaan berikutnya, dari mana keluarga Honekawa bisa mendapat kekayaan seperti itu?
Karakter Honekawa Senior memang tidak pernah diceritakan secara detail, tapi umumnya digambarkan sebagai seorang pengusaha sukses, meski di beberapa episode lebih sering dimunculkan sebagai direktur perusahaan ternama di Jepang. Punya relasi luas di dalam negeri bahkan sampai luar negeri. Dari sutradara film terkenal, artis, penyanyi, bahkan sampai pemilik villa.
Kira-kira perusahaan macam apa yang bisa bikin kamu punya relasi seluas itu dan keluarga sekaya itu? Yak tul, perusahaan bitcoin. Ya kali ayah Suneo bisnis travel umrah dan haji.