MOJOK.CO – “Saya mengajak semua pihak mari berpolitik secara sehat, jangan pakai cara2 kekerasan,” tegas Mardani Ali Sera setelah rumahnya dimolotov.
Kamis dini hari, 19 Juli 2019 menjadi hari yang mengagetkan bagi keluarga Mardani Ali Sera. Rumah Ketua DPP PKS Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Pondok Gede, Kota Bekasi, dilempar bom molotov oleh orang yang tidak dikenal. Saat ini, pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan terkait motif pelemparan bom Molotov tersebut.
“Kita minta keterangan saksi, setelah itu saya sendiri akan meminta waktu pak Mardani selaku korban, karena informasi-informasi itu bermanfaat bagi kita untuk mencari motif,” ungkap Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto kepada wartawan seperti diberitakan oleh detik.com (19/7).
Kejadian pelemparan bom Molotov itu sendiri terjadi pada Kamis dini hari (19/7). Dini hari itu, satpam di lingkungan rumah Pondok Gede memang melihat dua motor tanpa pelat nomor yang wara-wiri. Namun, satpam kompleks tidak menaruh curiga lantaran pengemudi motor tidak terlihat membawa benda yang mencurigakan.
Sementara itu, lewat akun Twitter pribadinya, Mardani Ali Sera angkat bicara. Dini hari itu, keluarga Mardani Ali Sera mendengar bunyi suara benda jatuh yang agak keras. Namun, keluarga tersebut mengira ada buah mangga yang jatuh di atas garasi mobil. Oleh sebab itu, mereka memutuskan tidak memeriksa sumber bunyi keras tersebut. maklum, tiap hari buah mangga di rumah Mardani berjatuhan. Mungkin sedang ranum berbuah dan belum sempat dipetik. Jadi pingin rujak.
Mardani Ali Sera baru sadar bahwa sumber bunyi keras tersebut adalah bom Molotov setelah ada petugas yang membersihkan taman setiap pagi. Dua botol bom molotov yang dilemparkan menggunakan botol sirup. Bisa jadi itu botol sirup sisa Lebaran kemarin. Satu botol pecah berantakan dan mengeluarkan bau bensin, sementara satunya tidak pecah karena tersangkut di tanaman.
Oknum jahat ini boros betul. Nampaknya si oknum tidak sadar kalau harga bensin sudah naik. Mbok diganti senyum saja. Lempar senyum kan lebih mesra dan terasa intim.
Alhamdulilah, bom Molotov tersebut tidak melukai satu manusia pun. Terima kasih kepada tanaman yang sudah menangkis satu botol bom Molotov tersebut. Jadi, mari giatkan kegiatan penghijauan untuk mengurangi polusi dan mencegah bom molotov merusak rumahmu. Petugas kepolisian dengan sigap segera datang ketika mendapat laporan.
Sementara itu, Mardani Ali Sera juga angkat bicara ketika ada seorang wartawan yang bertanya apakah aksi kejahatan ini punya kaitan dengan tagar #2019GantiPresiden. Pertanyaan wartawan ini kurang lengkap. Seharusnya dilanjutkan dengan apakah keluarga Mardani Ali Sera sebelumnya mendapat firasat akan adanya kejahatan atau bagaimana perasaan keluarga setelah terjadi aksi kejahatan. Ya seperti wartawan-wartawan beberapa media di Indonesia ketika terjadi musibah itu.
Mardani Ali Sera sendiri tidak mau berspekulasi, tidak mau suudzon. Sungguh lestari hatinya. Namun yang pasti, politisi berusia 50 tahun ini menegaskan bahwa gerakan #2019GantiPresiden akan terus jalan. Ia menambahkan bahwa gerakan ini akan terus dilanjutkan dengan santun dan mendidik.
“Saya mengajak semua pihak mari berpolitik secara sehat, jangan pakai cara2 kekerasan dan melanggar Pancasila dengan menyebarkan teror,” tegas Mardani Ali Sera lewat akun Twitter Pribadinya.
Nah, sungguh sejuk kalimat antum Mardani. Sebuah contoh bahwa berpolitik tidak harus dengan kekerasan dan mencederai Pancasila. Apalagi dengan membenci orang Indonesia yang berbeda agama, ras, dan pandangan politik. Kalau Mardani Ali Sera (dan PKS) saja begitu, masak kamu enggak, bong, mpret? (yms)