MOJOK.CO – Sandiaga Uno dan Mahfud MD berhasil menjadi kejutan besar dalam Pilpres 2019. Nah, dari keputusan ini, seberapa besar peluang munculnya poros ketiga?
Mencuatnya nama Sandiaga Uno sebagai cawapres Prabowo dan dideklarasikannya Mahfud MD sebagai cawapres Prabowo, ternyata tidak menjadi satu-satunya (eh, dua-duanya, ding!) kejutan politik yang terjadi dalam semalam. Menyusul terancamnya hubungan antara Demokrat dan Gerindra serta posisi PAN dan PKB di koalisinya masing-masing yang masih belum jelas-jelas amat, gagasan poros ketiga langsung muncul ke permukaan.
Ketiga parpol tadi—PKB, PAN, dan Demokrat—faktanya pernah berdiskusi soal poros ketiga. Bahkan, menurut kabar burung yang beredar (nggak tau burungnya siapa), PPP juga sempat diajak bergabung ke dalam koalisi ‘calon poros ketiga’ ini.
Tak tanggung-tanggung, PPP mengaku telah mendapat bocoran tagline mereka.
“Konon,” kata Ketum PPP M Romahurmuziy, “tagline-nya ‘Dari umat untuk rakyat’.”
Oh, oh, dan jangan lupakan pula mengenai ‘ancaman’ PKS kepada Gerindra jika kadernya tidak dipilih sebagai cawapres Prabowo!
Nah, selagi kita bertanya-tanya apakah poros ketiga ini benar-benar akan bangkit dan membuat gebrakan baru ibarat member trainee JKT48 yang berhasil masuk senbatsu dalam sousenkyo, kabar baru datang dari parpol-parpol yang dianggap ‘bermasalah’ tadi. Jika sebelumnya poros ketiga terasa begitu pasti, mendadak kita harus mencermati ulang kemungkinan ini terjadi.
Sebelumnya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dari PKB digambarkan sebagai sosok yang ‘ngotot’ menjadi cawapres Jokowi. Namun, isu penunjukkan Mahfud MD sebagai cawapres resmi Jokowi pun dikhawatirkan bakal menggoyahkan kesetiaan PKB.
Ndilalah, Cak Imin dan Mahfud MD sendiri telah melakukan pertemuan. Konon, pertemuan kedua tokoh ini merupakan sinyal kuat bahwa PKB akan tetap berada di koalisi Jokowi dan mendukung Mahfud MD sebagai cawapres.
Lalu, bagaimana dengan koalisi Prabowo yang sejak semalam menimbulkan gonjang-ganjing di media sosial?
Jika sebelumnya PKS disebut mendorong Gerindra memilih kadernya sebagai cawapres, kini kabar kedekatannya dengan Gerindra justru kian menguat. Lagi pula, disebutkan oleh beberapa pihak, PKS cenderung lebih akan menerima nama Sandiaga Uno sebagai cawapres Prabowo dibandingkan AHY.
Ngomong-ngomong soal AHY, tentu ingatan kita masih lekat pada perseteruan Demokrat vs Gerindra yang terjadi sejak semalam, sejak Andi Arief dari pihak Demokrat menyebut Prabowo sebagai ‘Jenderal Kardus’. Tak mau kalah, Gerindra balas menyebut SBY sebagai ‘Jenderal Baper’, yang membuat keadaan kian memanas.
Namun, meski tampaknya Gerindra dan Demokrat sedang terlibat dalam problematika yang ruwet dan tak berkesudahan, hingga detik ini Demokrat masih bergabung dengan koalisi Prabowo. Bahkan, SBY dan Prabowo pada akhirnya telah dikabarkan bertemu.
“Meski Partai demokrat merasa ada jalan salah yang ditempuh Prabowo dalam memimpin koalisi ini, namun sampai siang ini kami masih berada dalam barisan koalisinya. Sampai detik ini,” tulis Andi Arief pada Twitternya.
Setelah PKS dan Demokrat, kini tersisa satu partai dari koalisi Prabowo yang penuh tanda tanya: PAN. Kira-kira, akankah PAN terus berjuang atas nama poros ketiga?
Rupanya, hal ini dianggap sulit oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari. Dikutip dari Detik.com, ia menyatakan, “Ini waktu sudah mepet, dan capres-cawapres harus mengurus syarat yang diperlukan, misal Sandiaga mengurus surat tidak pailit, kemudian Mahfud MD mengurus surat tidak pernah jadi narapidana, dan mereka harus melapor KPU hari ini untuk mendaftar besok. Jadi, saya kira sulit keluar pasangan baru karena, kalaupun ada, tidak bisa memanfaatkan waktu 2×7 hari penambahan waktu karena dua pasangan sudah dipastikan akan mendaftar besok.”
Yah, tapi, belajar dari kejutan-kejutan menjelang Pilpres 2019 ini, kita semua bisa sama-sama memahami satu hal: politik itu memang penuh plot twist dan dinamis. Maka, jadi atau tidaknya poros ketiga di pilpres kali ini pun bukan pengecualian.
Jadi, yaaa… kita tunggu saja sama-sama, mylov~ (A/K)