MOJOK.CO – Antasari yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat Jokowi Nawa Cita (Pronata), menyatakan secara tegas dukungannya kepada Jokowi. Tidak lama kemudian, Demokrat menanggapi dengan menanyakan kasus antasari kepada Bareskrim.
Antasari Azhar yang merupakan Ketua Dewan Penasihat Jokowi Nawa Cita (Pronata), secara tegas memberikan dukungan kepada Presiden Joko Widodo untuk memimpin dua periode. Hal ini ia sampaikan saat menghadiri pelantikan pengurus organisasi Pronata, Surakarta.
Pronata sendiri memang mengambil peran untuk menjaga dan mensosialisasikan program Nawacita yang menjadi agenda besar Presiden Jokowi. Pengurusnya memang sengaja berasal dari kalangan nonpartai, yakni dari kalangan akademisi, pengusaha, dan aktivis.
Dalam kesempatan tersebut, mantan Ketua KPK ini, menilai Jokowi pantas untuk melanjutkan kepemimpinannya. Ia menyebut Jokowi sebagai pemimpin yang adil. Jokowi telah menunjukkan sikap sebagai pimpinan yang memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
“Hanya ada satu kata, dukung Jokowi. Jokowi harus menang. Sudahilah zaman, era yang pernah zalim. Karena ke depan ini, lanjutkan Jokowi,” Ucapnya tegas.
Sedangkan mengenai cawapres Jokowi, ia akan menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi. Namun ia berharap cawapres tersebut memiliki kesamaan visi dengan Jokowi. Yakni merupakan sosok yang dapat mengamalkan nawacita.
Dalam acara tersebut, ia pun juga mengungkit kasus yang pernah menjeratnya dahulu. Seperti diketahui, ia pernah terjerat dalam kasus pembunuhan saat masih aktif sebagai Ketua KPK pada 2009. Sebelumnya ia pernah dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan harus mendekam di penjara. Namun tahun lalu, Presiden Jokowi mengabulkan grasi Antasari.
Mengenai dukungan Antasari tersebut, Partai Demokrat mengaku tidak heran. Pasalnya, Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Demokrat, Ferdinand Hutahaean, menganggap Antasari memang sudah mengambil ‘peran’ saat Pilkada DKI tahun lalu.
Menjelang pencoblosan Pilgub DKI 2017, Antasari mengeluarkan pernyataan terkait kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen dan menyebut secara lugas nama Ketum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. Padahal, pada Pilgub tersebut, AHY putra sulung SBY, sedang maju sebagai calon gubernur DKI.
Oleh karena itu, bagi Demokrat tidak mengherankan jika Antasari menyatakan dukungannya untuk Jokowi. Pasalnya jika dilihat, ia memang mendapatkan perlakuan khusus dari Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, Demokrat juga meresponnya dengan rencana menyurati Bareskrim Polri untuk menanyakan kasus Antasari yang sebelumnya pernah diadukan. Namun Ferdinand menyebut, penyuratan tersebut tidak ada kaitannya dengan dukung mendukung Jokowi. Demokrat hanya ingin menanyakan perkembangan kasus pencemaran nama baik SBY oleh Antasari.
Ferdinand juga berharap polisi dapat bekerja secara profesional dan dapat memperjelas kelanjutan kasus tersebut sesegera mungkin.
Beberapa bulan yang lalu (14/2/2018), Antasari memang mendatangi Bareskrim Polri untuk melaporkan kasus dugaan sangkaan palsu terhadapnya, dan menuduh SBY sebagai inisiator kriminalisasi terhadap kasusnya. Kemudian pada malam harinya, Wakasekjen Partai Demokrat, Didi Irawadi, juga mendatangi Bareskrim untuk melaporkan Antasari Azhar karena telah mencemarkan nama baik SBY.
Wah, Demokrat nanyain kasusnya ke Bareskrim seperti dipasin ya. Kayak nunggu momen Antasari muncul dulu gitu. Ini nggak karena merasa terancam, kan? (A/L)