MOJOK.CO – Meski nama Sandiaga Uno sudah diumumkan jadi calon wakil presiden untuk calon presiden Prabowo Subianto, masih ada saja ada pihak yang menyayangkan penolakan Abdul Somad untuk maju atas rekomendasi Ijtima Ulama.
Prabowo Subianto beserta koalisi Gerindra sudah menentukan Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden (cawapres). Meski begitu masih saja ada pihak yang menyesalkan sikap Abdul Somad karena menolak hasil rekomendasi Ijtima Ulama. Bersama dengan Ketua Umum PKS, Abdul Somad memang direkomendasikan oleh para ulama agar maju sebagai cawapres Prabowo.
Salah satu yang masih merasa berat dengan penolakan Abdul Somad adalah Eggi Sudjana, politisi dari PAN. Menurut Eggi, keinginan Somad untuk tetap berada di jalur dakwah saja memang jadi pilihan yang bagus, tapi akan lebih bagus lagi kalau yang bersangkutan bersedia jadi cawapres.
Dalam diskusi “Ijtimak Ulama: Politik Agama atau Politisasi Agama?” pada Rabu (15/8) lalu seperti diberitakan detik.com, Eggi mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan soal Abdul Somad. “UAS kalau nolak, kufur nikmat,” katanya.
“Dia ingin tetap berdakwah itu bagus, tapi efektif mana kalau dia wapres terus dakwah, efektif mana? Daripada sekarang dakwah dipersekusi di mana-mana? Kalau jadi cawapres, siapa yang berani persekusi?” kata Eggi lagi.
Sebelum kepastian nama Sandi yang dipilih oleh Prabowo, memang ada beberapa pihak mendesak Abdul Somad agar memikirkan ulang pilihannya untuk tetap berada di jalur dakwah. Penceramah lain, Arifin Ilham diketahui pernah membuat rekaman yang tersebar di media sosial untuk membujuk Abdul Somad.
“Abangku, dunia ini sebentar. Dan dakwah yang paling jitu, paling tepat, paling mulia, dan mengandung kesuksesan, keberkahan adalah dakwah bil quwwah, bukan dakwah bil lisan,” kata Arifin. “Tampilah, Bang, untuk menyelamatkan negeri ini. Senangkanlah hati umat. Penuhilah harapan ulama,” tambahnya.
Meski didesak sedemikian rupa Abdul Somad tetap kukuh pada pendiriannya. Bahkan pada salah satu ceramahnya di Semarang beberapa waktu lalu, lulusan Al-Azhar ini meminta doa jamaah agar tetap konsisten jadi ustaz saja. “Doakan Ustaz Somad istikomah jadi ustaz sampai mati,” katanya.
Bahkan untuk meyakinkan dirinya tidak akan terpengaruh, Somad sampai meminta publik mencatat omongannya. “Saya sampai mati jadi ustaz. Tak usah ragu, tak usah takut. Pegang cakap saya. Manusia yang dipegang cakapnya, binatang yang dipegang talinya. Kalau ada manusia tak bisa dipegang cakapnya, ikat dia pakai tali,” kata Abdul Somad pada kesempatan yang berbeda.
Penolakan ini memang dinilai Eggi masih dilakukan dengan cara-cara yang baik dan santun. Akan tetapi Eggi masih tidak habis pikir Abdul Somad melepaskan kesempatan untuk bisa memimpin bangsa ini. “Saya akui dia menolaknya dengan bagus, tapi kalau menolak dalam konteks jihad, ini tentu kufur nikmat,” kata Eggi.
Merespons ucapan Eggi terhadap Abdul Somad, Sekjen PAN, Eddy Soeparno mengaku tidak ingin terlalu menanggapi. Bagi PAN, apa yang diucapkan Eggi adalah pendapat pribadi saja, bukan merupakan pemikiran partai secara keseluruhan.
“Bagi kami, kami menghormati pendapat dan pandangan Ustaz Abdul Somad, meskipun beliau menolak karena beliau memiliki pendirian teguh,” kata Eddy.
Apa yang diucapkan Eggi dengan menyebut Abdul Somad kufur nikmat sebenarnya juga aneh. Sebab, bukankah justru ketika sudah mapan dan hidup cukup dengan hanya sebagai penceramah lalu malah berambisi untuk jadi pemimpin itu yang lebih pantas disebut kufur nikmat? Atau barangkali Eggi memang punya definisi sendiri soal ini? Oh, mari kita tanyakan pada Pak Amien Rais saja yang bergoyang ~ (K/A)