Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Apakah Dia The One Kita? Memangnya Bisa Mencintai Satu Orang Seumur Hidup?

Audian Laili oleh Audian Laili
16 Juni 2019
A A
Apakah Dia The One, mencintai satu orang MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kita sering bertanya-tanya, siapakah the one kita? Kalau memang dia, apakah kita bisa mencintai satu orang saja seumur hidup nanti?

Tidak sedikit orang yang mempertanyakan: siapakah soulmate-nya? The one yang dianggap menjadi seseorang yang akan jadi sandaran sampai akhir hayat nanti. Yang akan selalu dicintai setengah mati. Akan tetapi, benarkah kita dapat mencintai satu orang saja seumur hidup kita? Ketika kita telah memilih seseorang tersebut, maka tidak akan mungkin lagi kita mencintai orang lain? Mungkinkah hal ini betul-betul akan terjadi? Kok saya nggak yakin-yakin amat ya, bakal bisa mencintai satu orang saja sebagai the one saya?

Begini nih, mohon maaf. Menurut saya, akan sangat sulit merasa hanya satu orang saja yang bakal bisa dicintai. Ketika awalnya kita merasa seolah menemukan the one, kita menganggap tidak akan tertarik pada yang lainnya. Kalau di dalam kepala kita pikiran semacam ini yang ada dan terekam dengan begitu kuatnya. Maka siap-siap saja, kalau suatu saat nanti ketika sudah menjalin kasih dengan seseorang. Lalu melihat orang lain dan menganggap dia adalah seseorang yang jauh lebih baik. Lantas muncul sebuah keyakinan, “Jangan-jangan kita salah. Jangan-jangan, dia (yang baru) adalah the one yang selama ini sudah kita cari-cari.” Apalagi, hal ini semakin diperkuat dengan keadaan hubungan yang sedang dijalani sedang nggak baik-baik aja.

Nah, kalau hal ini terjadi berulang kali. Lantas, sampai kapan kita dapat menahan diri untuk tidak tertarik pada orang baru yang tampak lebih unyu? Untuk betul-betul yakin dapat bertemu dengan si the one? Sampai kapan? Hmmm? Sampai ladang gandum dihujani meteor coklat dan jadilah Koko Krunch? (Halah, lawas).

Jadi, akan sangat mungkin dalam perjalanan menjalin kasih dengan seseorang—yang pada awalnya kita kira sebagai the one, perasaan tersebut kemudian berubah ketika kita bertemu dengan orang lain yang terlihat jauh lebih menarik. Sangat mungkin, kita menganggumi, mencintai, atau apa pun itu, dengan seseorang yang baru. Yang kemudian, dengan sangat sok tahunya, langsung kita sebut sebagai the one sesungguhnya, yang selama ini kita cari-cari.

Padahal, kalau perasaan semacam ini terus menerus dituruti, ya jelas nggak ada juntrungannya. Kita bakal merasakan perasaan yang kayak gitu lagi, kayak gitu lagi.

Lagian, berapa sih, kira-kira peluang yang memungkinkan kita berkesempatan untuk mencintai seseorang yang juga mencintai kita? Yang kemudian kita anggap sebagai the one? Tentu nggak sebanyak dibanding falling in love with people we can’t have, bukan? Jadi, nggak perlulah ke-PD-an sok menemukan the one yang baru. Hati-hati, itu semua semu. Nggak ada jaminan mutu.

Atau sekalian lah, nggak usah sok menyimpelkan hidup dengan menyebut-nyebut the one. Bisa jadi, sebetulnya mereka ini memang nggak ada. Merasa si the one ada, malah bisa membuat kita terkungkung (((bertahan dengan dia))) meski keadaan tidak baik. Atau sebaliknya, mudah berpaling jika melihat ada yang tampak lebih menarik.

Kalau dipikir-pikir, yang memperkuat sebuah hubungan, bukanlah saat kita sudah menemukan the one. Yang nemunya dengan sok-sokan berdasarkan intuisi cinta. Cinta dan sayang mah, gampang kedaluwarsa, Malih. Gampang berubah sering waktu. Apalagi kalau keadaan untuk tetap bersama menjadi semakin sulit.

Namun, yang memperkuat hubungan adalah komitmen. Ya, komitmenlah yang jadi jantung (halah, jantung) alias kekuatan dari hubungan tersebut. Komitmen jugalah yang pada akhirnya memberi bumbu-bumbu lagi pada rasa yang sudah terasa hambar. Dan komitmen, yang kemudian menjadikan segala kebersamaan sebagai sebuah kebiasaan untuk bertahan satu sama lain.

Lantas, jika kepercayaan atas komitmen tersebut kuat, tidak mungkin kita dengan mudahnya memutuskan sebuah hubungan yang telah terjalin. Hanya karena tertarik dengan orang baru yang datang dengan segala harapan-harapan manis dan pesonanya yang begitu luar biasa. Lagi-lagi, ini bisa terjadi kalau komitmen atas hubungan tersebut kuat adanya. Nggak muntup-muntup yang timbul tenggelam gitu.

Meski pada akhirnya kita mendewakan sebuah komitmen, jangan lupa juga. Kalau yang namanya komitmen ini, baru bisa kuat saat nggak dijalankan sendirian. Dia harus menjadi sebuah ketersalingan. Di mana kalian akan sama-sama semakin dekat dan kuat ketika berada dalam keadaan yang sulit dan nggak baik-baik saja. Kalau dijalani sendirian, jelas capeklah. Betul-betul nggak sesuai dengan semangat gotong royongnya orang Indonesia.

Selain itu, gimana-gimana, yang namanya jalanin komitmen juga harus pakai logika. Jangan sampai kita terpaksa mempertahankan komitmen, meskipun dia yang kita anggap the one itu sudah jelas-jelas selingkuh atau memperlakukan kita dengan tidak baik. Kalau kayak gitu, mah, ya, buat apa, Maemunah?

Tapi yang jelas, hubungan yang bahagia itu bukan ditemukan, tapi dia dibentuk. Jadi, nggak usah nganggep baru bisa merasa betul-betul bahagia kalau sudah bertemu sama the one, ya.

Terakhir diperbarui pada 16 Juni 2019 oleh

Tags: hubungankomitmenmencintai satu orangthe one
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

Kapankah Saat yang Tepat untuk Putus Cinta? | Semenjana Eps. 6
Video

Kapankah Saat yang Tepat untuk Putus Cinta? | Semenjana Eps. 6

3 Maret 2025
Tinggal Bersama Sebelum Menikah, Mau Kumpul Kebo apa Adu Banteng? mojok.co
Pojokan

Tinggal Bersama Sebelum Menikah, Mau Kumpul Kebo apa Adu Banteng?

16 November 2021
ilustrasi 5 Cara Mencegah Pertengkaran yang Terjadi Akibat Salah Baca Google Maps mojok.co
Pojokan

5 Cara Mencegah Pertengkaran yang Terjadi Akibat Salah Baca Google Maps

28 September 2021
ilustrasi Ada Anggapan bahwa di Aplikasi Kencan, Cowok Bule Lebih Sopan ketimbang Cowok Lokal mojok.co
Pojokan

Ada Anggapan bahwa di Aplikasi Kencan, Cowok Bule Lebih Sopan ketimbang Cowok Lokal

21 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.