MOJOK.CO – Sebuah potongan video manggung The Black Band, band metal SMPN 1 Dringu, Probolinggo, viral di media sosial. Mereka dielukan bukan mutlak karena jelek.
Berawal dari unggahan @pianizz, sebuah akun shitposting musik di Instagram, The Black Band mulai viral. Band metal yang beranggotakan bocah-bocah SMP di Dringu Probolinggo ini menampilkan sebuah pertunjukan musik tidak biasa, tergolong aneh untuk ukuran penonton Indonesia. Yang bikin heran, dari potongan video yang beredar, sorak sorai penonton live begitu hidup. The Black Band benar-benar punya basis fans.
Tidak perlu menunggu lama untuk tertawa melihat pertunjukan tersebut. Bahkan beberapa akun shitposting lain turut mengunggah video yang sama. Mereka menampilkan pertunjukan musik band metal fusion dengan kearifan lokal, yaitu musik gamelan. Yang bikin gemas, lagu yang dibawakan aslinya adalah lagu pop mendayu-dayu dan romantis berjudul “Flashlight” milik Jessie J. Nggak hanya itu, sang vokalis tampak tanpa beban mengalunkan lirik berbahasa Inggris yang belepotan.
Lait, lait, yo ma flesh lait….
Iya, memang, pertunjukkan tersebut lebih mengarah ke nuansa lawak ketika orang dewasa yang menonton. Duh, apalagi abang-abang yang di kamarnya terpampang poster Iron Maiden, Black Sabbath, dll. bisa jadi mereka henshin jadi SJW musik melihat The Black Band.
Yang jadi masalah, ada beberapa pihak yang mulai risih dengan netizen. Ya pokoknya netizen mahasalah selalu. Netizen dianggap merundung dan menertawakan anak SMP yang proses bermusiknya masih baby steps. Viralnya video pertunjukkan musik ini malah jadi ajang untuk ngata-ngatain bocah yang tidak bersalah. Wah, bentaaar.
Gini-gini, bahwa pertunjukkan bocah-bocah di Festival Musik Pelajar se-Jawa Timur memang lucu-lucu, itu fakta. Tapi, masyarakat yang menganggapnya lucu sejatinya menertawai betapa innocent mereka, bukan menertawai kebodohan dan kebobrokan mereka dalam bermusik. Ya mohon maaf, Bro, kalau ada yang begini beneran agaknya mereka nggak pernah SMP kali.
Tidak, tidak ada maksud dan tujuan nge-bully band-band metal, apalagi bocah yang berani salto lalu lanjut main suling. Aslinya, netizen-netizen sedang mengapresiasi apa yang mereka lakukan karena pertunjukannya begitu menghibur dan jujur saja, eye catching. Suatu saat nanti, si vokalis The Black Band yang nyanyi “Flashlight” mungkin bakal menyadari betapa kocak dan nekatnya dia ketika SMP dulu. Betapa dia kemudian sadar pentingnya googling lirik lagu sebelum manggung, dan betapa penting makeup profesional untuk manggung.
Nggak ada yang salah dengan konsep band-band pelajar manggung, mereka memang tidak sempurna dan kita menerimanya. Tertawa adalah respons yang sesungguhnya spontan, asal dalam batas wajar. Namanya juga proses berkarya. Apa yang sudah kita tampilkan di publik nggak akan lepas dari beragamnya resepsi di benak orang. Setidaknya mulai saat ini The Black Band mulai naik daun dan introspeksi.
Nah, tapi, lain lagi jika ada yang menertawai The Black Band dkk. sebagai band yang ndeso, band yang musikalitasnya mutlak tidak bisa diperbaiki, sampai secara serius menganalisis selera musik pelajar di Jawa Timur. Justru kalau dibawa terlalu serius begini, rasanya pengin teriak: ada masalah apa sih, Kawan? Lha wong dengan santainya si vokalis The Black Band mereka ulang lirik “Flashlight” versi dia kok, cuma nggak viral aja videonya.
Dukungan dan semangat juga muncul dari banyak musisi di Indonesia. Mulai dari Dochi Pee Wee Gaskins sampai Ahmad Dhani. Nggak ada yang ngetawain yang secara harfiah ngetawain. Mereka justru memberi semangat. Nha, kalau di antara dukungan positif ini masih ada yang ribut menjelek-jelekkan, mungkin mereka kurang air kelapa.
— dims (@dimasbaztian) May 3, 2021
Buat The Black Band dan junior-junior yang merintis band metal di luar sana, nggak usah berhenti latihan. Pokoknya loske wae. Dibilang jelek ya sudah, terjang saja. Nyatanya memang tidak ada yang sempurna di dunia, termasuk karier musik kalian. Gagal, salah, buruk, semua itu nggak apa-apa. Nggak ada yang nge-bully, netizen hanya mengenang kekonyolan yang hampir sama yang mereka pernah lakukan semasa SMP.
BACA JUGA Mendukung Ide Festival Musik Warnet/Festival Generasi 2000-an dan tulisan AJENG RIZKA lainnya.