Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Stigma Kerja Kantoran yang Dulu Begitu Keren, padahal…

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
7 Maret 2020
A A
burnout kerja kantoran mojok.co

stigma kerja kantoran PNS pegawai swasta kantor mojok kerja dibank freelancer kerja serabutan anggapan boomer mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Hampir semua orang tua berharap anaknya bisa kerja kantoran, termasuk jadi PNS. Hawanya kerja kantoran selalu necis dan banyak duit apa?!

Almarhumah eyang saya pernah menceritakan seorang tetangga yang anaknya sudah ‘mentas’ semua begitu kelar kuliah.

“Cucunya Oma (tetangga sebelah) sudah mentas semua. Seneng banget ya pasti keluarganya.”
“Memangnya kerja apa mereka, Yanguti?”
“Kerja kantoran koh, berangkat pagi pulangnya sore. Angger kerja pakai baju dines. Rapi banget, dandan ayu pisan.”

Eyang saya yang begitu kesengsem dengan cucu tetangga memang sama sekali nggak memengaruhi saya, tapi memengaruhi ibu saya. Ibu saya jadi punya cita-cita bisa ngantor tapi tidak seratus persen terlaksana.

Sebagai anak yang lahir dari keluarga wiraswasta, saya jadi sasaran cita-cita ibu yang belum selesai. Ibu saya berharap banget setelah lulus kuliah saya jadi pegawai, utamanya kerja di bank.

Selain karena pegang duit tiap hari, kerja di bank bisa memaksa saya perlahan untuk jadi cewek feminin, pakai rok, dan dandan. Minimal mempercantik diri dengan foundation sama lipstick. Kalau sudah berkeluarga, kerja di bank katanya bisa sambil ngurus anak.

Saya nggak tahu apa salah ibu saya sampai dikasih anak cewek yang malesan, nggak dandan, cuek, dan jauh dari imaji mbak-mbak teller bank. Maafkan aku, Ma.

Tapi ibu saya, seperti ibu-ibu lainnya berharap anaknya bisa ngantor. Katanya, kerja kantoran itu menyenangkan, punya gaji tetap, dan tetap bisa mengurus anak. Berangkat kerja selalu dituntut rapi, sehingga bisa bikin saya perbaikan penampilan gitu.

Baiklah, akhirnya saya memang ngantor, sayangnya di kantor media. Kantor yang ketika kalian kaosan dan pakai sandal jepit juga dimaafkan. Kantor yang menerima kalian berangkat belum mandi dan boker. Boro-boro dandan.

Ini saya yakin banget kalau sengaja ke berangkat ke kantor Mojok pakai foundation, lipstick gonjreng, blush on, lengkap dengan eyeliner dan eyeshadow sambil diiringi tanjidor, saya bakal dikasih duit. Dikira onndel-ondel ngamen.

Stigma kerja kantoran dari boomer memang sudah harusnya diubah. Kerja kantoran mengalami begitu banyak metamorfosis belakangan ini. Tadinya orang kantoran memang terlihat keren. Bawa tas jinjing, pakai kemeja berdasi dan sepatu pantofel. Padahal nggak gitu-gitu amat deskripsinya. Mari kita cek anggapan boomer vs kenyataannya saat ini.

Menurut boomer kerja kantoran itu bikin tenang karena penghasilannya tetap.

Betul, memang penghasilannya tetap. Tapi kalau gaji pokoknya masih sebelas dua belas sama UMR ya tetap nggak tenang. Boro-boro nabung, memenuhi kebutuhan sehari-hari aja ada yang terpaksa utang teman. Untungnya kantor Mojok nggak begini.

Menurut boomer kerja kantoran itu pakai seragam.

Iklan

Betul, sebagian kantor mengharuskan pakai seragam. Tapi perusahaan swasta dont give a fuck dengan hal ini. Seragam adalah produk kolonial dan mengekang kebebasan!!1!1! Lagi pula kalau pun ada seragam di hari tertentu, sebutannya berubah jadi dresscode biar agak edgy.

Menurut boomer kerja kantoran itu jenjang karirnya bagus.

Betul, kalau kantornya adalah perusahaan yang mapan. Lain soal kalau karyawannya kerja di perusahaan yang naik turun, putar balik, dan tanpa untung. Bakar uang hanya untuk rugi di kemudian hari. Aduh, apa nggak terancam kena efisiensi karyawan tuh?

Menurut boomer kerja kantoran itu lebih baik dari yang kerja serabutan.

Hey! Zaman sekarang nggak ada yang namanya kerja serabutan, sebutannya sudah jadi freelancer biar agak keren. Dan, yang namanya freelancer kalau orangnya tekun dan ulet sudah pasti lebih kaya daripada mereka yang ngantor setiap hari.

Jadi, kawanku sekalian. Janganlah rendah diri kalau kalian nggak kerja kantoran. Urip ki pancen sawang-sinawang. Yang penting kalian usaha sehingga punya argumen dan uang, biar bapak ibu di rumah percaya kalian sudah benar-benar berpenghasilan.

BACA JUGA Masa Terbaik Saat Kuliah Jatuh Kepada Semester 4 dan 5 atau artikel AJENG RIZKA lainnya.

Terakhir diperbarui pada 3 Maret 2020 oleh

Tags: Cpnsfreelancekerja kantoran
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

UMR Jogja 2025 Sungguh Menyiksa, Fresh Graduate Stres MOJOK.CO
Esai

Fakta Penderitaan Fresh Graduate di Jogja: Harus Double Job Hanya Demi Bisa Hidup Layak dan Menabung Mengingat UMR Jogja 2025 Ini Terlalu Menyiksa

7 Oktober 2025
Pertama kali kerja jadi PNS. MOJOK.CO
Ragam

Hari Pertama Kerja Jadi PNS Bukannya Bahagia, Malah Dikasih Tugas “Ngawur” Sama Atasan tapi Cuman Bisa Manut Sambil Tersenyum

24 Juni 2025
Kisah mahasiswa abada UNY dan jadi CPNS. MOJOK.CO
Kampus

Kisah “Mahasiswa Abadi” di UNY Nyaris Kena DO hingga Beasiswa Dicabut, Kini Buktikan Bisa Lolos CPNS usai Wisuda

27 Mei 2025
Penyebab 1.976 CPNS Mengundurkan Diri setelah Lulus Seleksi MOJOK.CO
Esai

Menelisik Lebih Tuntas Alasan 1.967 CPNS Mengundurkan Diri: Antara Harapan, Realita, dan Pilihan Hidup

30 April 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025
Wisata Pantai Bama di Taman Nasional Baluran, Situbondo: Indah tapi waswas gangguan monyet MOJOK.CO

Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

25 Desember 2025
Hari ibu adalah perayaan untuk seluruh perempuan. MOJOK.CO

Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya

24 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025
Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.