MOJOK.CO – Bukan Farhat Abbas namanya kalau tidak bikin sensasi. Jadi salah satu dari 100 jubir Tim Pemenangan Jokowi, Farhat bilang pihak lawan cukup hadapi dirinya saja.
Persiapan Tim Pemenangan kubu petahana memang jorjoran dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 nanti. Hal ini bisa dilihat dari persiapan juru bicara (jubir) bagi pasangan capres dan cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin yang mencapai 100 nama. Dari sederet nama itu, muncul sosok mengejutkan publik yang lebih dikenal karena kontroversinya, yakni pengacara sekaligus selebriti Farhat Abbas.
Terpilihnya Farhat memang jadi tanda tanya besar bagi publik. Sebab meski dirinya sangat populer, Farhat acapkali dikenal publik bukan karena masuk pada kategori berita nasional atau politik, melainkan karena sering masuk berita kategori infotainment. Bahkan pada beberapa hal, Farhat juga sering masuk pada kategori berita kriminal.
Jika melihat rekam jejak Farhat Abbas, maka akan kita temukan kasus-kasus unik yang jatuhnya malah menggelitik. Pada 2013, melalui akun Twitternya, Farhat pernah hampir diperkarakan oleh Anton Medan karena kicauannya dinilai rasis kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Saat itu Farhat melayangkan protes karena Ahok mempersoalkan orang kaya yang bisa pesan nomor cantik untuk plat nomor mobil. Persoalan ini jadi runyam karena Farhat menyeret perkara etnis saat melayangkan protes ke Ahok. Beruntung saat itu Anton Medan mau memaafkan Farhat.
Masih pada tahun yang sama, pada November 2013, Farhat kembali tersandung kasus dengan Ahmad Dhani dan kedua putranya, yakni Al dan El. Lagi-lagi melalui akun Twitter, Farhat mengejek Ahmad Dhani yang disebutnya tidak becus mengurus anak. Ejekan ini bermula karena Dul mengalami kecelakaan mobil sampai menewaskan beberapa orang.
Bahkan pada salah satu acara di infotainment, Farhat dengan Al dan El sempat akan beradu tinju, karena kedua anak Ahmad Dhani ini tidak terima ayahnya dihina. Farhat pun akhirnya dilaporkan oleh Ahmad Dhani ke kepolisian. Tidak ingin jadi perkara hukum, Farhat lalu mau mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Beruntung saat itu Ahmad Dhani mau memaafkan Farhat.
Meski dikenal karena kontroversinya, ternyata publik malah alpa dengan status Farhat yang ternyata merupakan kader dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Bahkan Farhat pun akan ikut menyemarakkan Pemilihan Legislatif (Pileg) tahun depan dengan menjadi salah satu caleg. Kealpaan ini patut dipahami, sebab kabar soal Farhat memang lebih lekat pada sensasi ketimbang prestasi.
Walau begitu, tampaknya Farhat cukup percaya diri karena yakin sedang disiapkan oleh Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf untuk menghadapi kubu lawan. Dalam wawancara bersama Kumparan, Farhat mengakui bahwa dirinya harus mendukung Jokowi karena PKB sekarang merupakan bagian dari koalisi petahana.
“Kalau saya tidak mendukung, tidak menyuarakan Pak Jokowi, berarti saya bukan kader partai yang baik,” katanya.
Farhat Abbas pun mengaku bahwa dirinya disiapkan untuk menghadapi beberapa orang dari kubu lawan yang dinilai sangat vokal. “Yang namanya saya sebutkan F. Farhat lawan F,” kata Farhat.
Bahkan Farhat menilai kemampuan jubir dari kubu lawan belum mencapai tingkat televisi nasional, tapi hanya populer di media sosial seperti Twitter dan Instagram untuk bicara mengenai keburukan pemerintah.
“Jadi kalau dia bilang pembangunan gagal, kami bangunkan dia, ‘Hei, lo jangan tidur. Jangan mimpi berkata buruk. Tapi senyum dan nikmatilah karya-karya presiden kita saat ini.’ Fitnah lawan karya, cemoohan lawan kenyataan,” jelas Farhat.
Akan tetapi bukan Farhat Abbas namanya kalau tidak menyentil pernyataan penuh sensasi. Dalam wawancara tersebut, Farhat menilai dirinya begitu disukai oleh media. “Saya populer, saya media-darling,” katanya yakin.
Tidak sampai di sana, Farhat bahkan menyebut jika kubu lawan tak perlu menghadapi 100 jubir Jokowi-Ma’ruf, tapi cukup dirinya saja. “Saya rasa, nggak usah mereka (lawan) menghadapi 100 jubir, menghadapi saya saja belum tentu mereka bisa,” kata Farhat penuh percaya diri.
Selain soal jubir Jokowi-Ma’ruf yang terdapat nama Farhat Abbas di sana, banyaknya jumlah jubir juga jadi pertanyaan. Itu sebenarnya jubir atau tim sorak-sorak, kok banyak sekali? Apalagi jika dibandingkan dengan Pilpres 2014. Saat itu, selain Tim Jokowi menunjuk sosok yang jauh dari kontroversi seperti Anies Baswedan atau Andi Widjajanto, mereka juga tidak merekrut banyak orang.
“Ya nggak apa-apa lah, nanti kan ada proses alamiah. Sekarang menampung seluas mungkin, orang mau berpartisipasi harus ditampung dan diakomodasi. Nanti ada pendadaran, penggemblengan, hingga pembekalan,” jelas Hendrawan, Ketua DPP PDIP.
Dibandingkan dengan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, jumlah jubir Jokowi-Ma’ruf ini memang terlihat begitu gemuk. Ketua Umum PAN, Zulkufli Hasan pun heran karena jika semua jubir bicara dengan perspektif yang berbeda-beda malah bakal terlalu riuh.
“Kita jangan banyak-banyak. Kalau jurkam (juru kampanye) boleh banyak, kalau jubir saya kira terbatas,” kata Zulkifli.
Padahal jika jubir terlalu banyak, hal ini malah berpotensi melahirkan banyak blunder dalam pernyataan mereka masing-masing. Lha itu nyatanya, belum juga masa kampanye, Farhat Abbas saja sudah kelewat percaya diri untuk melawan sendirian jubir dari kubu Prabowo-Sandi.
Tapi ngomong-ngomong, sosok yang disebut dengan inisial “F” itu siapa yang dimaksud, Bang Farhat? Fadli Zon, Fahri Hamzah, atau Falentino Simanjuntak? Duh, ati-ati, Bang, kena jebret lho ente…
Eh, itu “V” yha~