Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Semoga Kebodohan Tentang Tes DNA Untuk Membuktikan Jokowi Bukan PKI itu Hanya Satir Belaka

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
2 Desember 2018
A A
JOKOWI BUKAN PKI KILAS MOJOK
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Satu hal yang begitu membuat politik begitu menyebalkan adalah ia membuat bebal banyak orang. Berbagai atraksi dan adegan-adegan lucu sampai pernyataan-pernyataan wagu dari para tokoh (mulai dari pernyataan Ferdinand Hutahaean yang melihat tanda kemenangan Prabowo dari tahi burung yang jatuh di mobilnya dan membentuk angka dua, sampai pernyataan Farhat Abbas yang mengatakan siapa saja yang memilih Jokowi pasti masuk surga) semakin menebalkan fakta bahwa politik dan nalar memang acapkali tak bisa berjalan beriringan.

Sebagai orang yang bekerja di media (yah, walau sekadar media abal-abal dan tidak pro-ummat seperti mojok.co ini), saya mau tak mau memang harus banyak memindai isu pandangan-padangan netizen terkait dunia politik.

Dan itu menyebalkan, sebab saya jadi harus bertemu dengan para netizen, yang tentu saja masih saudara sebangsa, dan bahkan seagama, yang dengan sangat polosnya menampakkan kebebalannya.

Satu yang sangat jelas saya ingat tentu saja tentang paksaan tes DNA bagi Jokowi untuk membuktikan bahwa dirinya bukan PKI.

“Kalau memang bukan PKI, Jokowi seharusnya berani membuktikannya dengan tes DNA!!!”

Begitu komentar seorang netizen di sebuah postingan yang membahas soal Jokowi dan PKI.

Komentar semacam itu bukan hanya sekali dua kali. Saya menemukannya berkali-kali, oleh banyak orang dari banyak kalangan. Baik yang berpendidikan tinggi, maupun yang tidak berpendidikan.

Dan betapa sedih hati saya, sebab komentar tersebut beberapa kali keluar dari jari-jari kawan dan saudara saya.

Banyaknya orang yang percaya bahwa status PKI atau tidak seseorang bisa ditentukan oleh tes DNA tentu saja adalah hal yang bodoh. Ia berada di tingkat yang sama dengan orang yang percaya bahwa dirinya bisa masuk surga jika berkomentar amin, atau percaya bahwa gambar wanita dengan hanya menggunakan bra bisa berubah menjadi gambar wanita telanjang jika ia mengetik angka “13” di kolom komentar.

Bagaimana mungkin status PKI atau tidak bisa ditentukan dengan tes DNA?

Yang jadi pertanyaan seharusnya bukanlah soal “Kenapa Jokowi tidak berani tes DNA untuk membuktikan bahwa dia bukan PKI?”

Tapi “DNA PKI itu DNA yang gimana? Sample-nya ngambil dari mana?” Dari serpihan karat besi yang ada pada palu dan arit?

Ini menyedihkan. Ketika di China sudah ada ilmuwan yang mampu menciptakan bayi kebal HIV dari rekayasa genetika. Sedangkan di sini, orang-orang masih percaya bahwa PKI bisa diperiksa melalui tes DNA.

Jangan-jangan, khusus di Indonesia, DNA memang tidak diartikan sebagai DeoxyriboNucleic Acid, melainkan DN Aidit.

Iklan

Seorang kawan kemudian menghibur saya, bahwa kebodohan yang ditunjukkan oleh orang-orang yang memaksa Jokowi untuk tes DNA itu memang disengaja, sebab bisa jadi, apa yang mereka katakan tentang tes DNA itu sejatinya adalah satir belaka.

Mantuuuuuul. Entah kenapa, walau cukup aneh, namun saya punya secercah rasa percaya terhadap apa yang dikatakan oleh kawan saya.

Maklum, belakangan ini, tren satir memang sedang begitu menggeliat.

Saya pernah membaca sebuah artikel satir. Artikel tersebut mendapat komentar yang menyakitkan dari pembacanya, komentar tersebut kemudian dibalas sama orang lain yang memberitahu bahwa itu adalah artikel satir.

Orang yang komen pertama yang mungkin malu karena kelihatan bodohnya sebab tidak sadar kalau yang dibaca adalah artikel satir kemudian membalas balasan komentar tersebut dengan “komenku tadi sebenarnya juga satir, kok!”

Balasan tersebut kemudian mendapatkan balasan lagi, “Balasanku atas komentarku tadi juga balasan satir.”

Modiaaaaar.

Sejak saat itulah, tiap kali ada yang bilang kalau Jokowi harus tes DNA untuk membuktikan dirinya bukan PKI, insting saya selalu berusaha menebak-nebak, itu satir atau memang goblok beneran. Sebab memang tipis sekali batasnya.

Sebagai orang yang percaya bahwa Indonesia adalah bangsa pilihan, saya berusaha untuk meyakini bahwa itu satir.

Walau rasanya sulit.

Terakhir diperbarui pada 2 Desember 2018 oleh

Tags: jokowiPKISatir
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
PKI dan Politik Ingatan: Dari Demonisasi hingga Penghapusan Sejarah
Video

PKI dan Politik Ingatan: Dari Demonisasi hingga Penghapusan Sejarah

27 September 2025
Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi.MOJOK.CO
Aktual

Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi

7 Maret 2025
3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini MOJOK.CO
Esai

3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini

26 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.