Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Segeralah Insyaf Wahai Mahasiswa yang Pengin Nyambi Kerja di Event Organizer

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
19 Desember 2019
A A
mahasiswa nyambi kerjaan freelance parttime event organizer eo mojok.co

mahasiswa nyambi kerjaan freelance parttime event organizer eo mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Bekerja sebagai event organizer sering menjadi impian para mahasiswa. Gemerlapnya kehidupan panitia acara besar memang menyilaukan. Tapi coba dipikir lagi, apa sepadan dengan hasilnya?

Menjadi relawan atau bahasa kerennya volunteer di sebuah event organizer kerap menjadi pilihan mahasiswa yang sedang mencari jati diri. Menjadi volunteer pada suatu acara, entah kecil atau besar, adalah cara para mahasiswa untuk mencari ketenaran pengalaman selama kuliah.

Sering terdengar bahwa banyak mahasiswa yang ingin bekerja kepada sebuah event organizer karena pekerjaannya dianggap menyenangkan. Kenal dengan banyak orang, berdiri dekat dengan artis, bekerja bersama dengan orang yang dianggap keren, dan masih banyak lagi alasannya. Sekilas sih, menyenangkan.

Menyenangkan ndasmu.

Untuk mengulik kehidupan sebenarnya dari event organizer, Mojok Institute berbincang dengan Karto Tuying (nama samaran), penggawa event organizer yang cukup punya nama di Jogja. Karto memberikan banyak pandangan tentang bagaimana rasanya berkecimpung di dunia event organizer.

Karto menyoroti memang banyak sekali mahasiswa yang ingin bergabung menjadi awak event organizer. Biasanya mahasiswa yang ingin bergabung dijadikan volunteer dulu. Karto mengaku mereka terbantu banget dengan banyaknya orang yang ingin bergabung karena jadi bisa menekan biaya tenaga kerja.

Biasanya para volunteer ini diberi kerja yang ringan. Karena mereka kurang pengalaman, memberi mereka pekerjaan vital adalah bunuh diri. Jadi biasanya mereka diberi pekerjaan macam menjaga gerbang, menjaga ruang konsumsi, atau pekerjaan ringan lainnya.

Karto juga paham kalau para mahasiswa yang ingin bergabung itu ingin mencari kebanggaan dan bahkan untuk panjat sosial. Namun, bagi Karto, itu tidak masalah karena nantinya mereka bisa mendapat pengalaman. Sejauh ini, dia melihat bahwa event organizer dan volunteer ini adalah hubungan saling menguntungkan.

Tapi menjadi event organizer itu tidak bisa dibilang menyenangkan juga. Karto mengaku kuliahnya terbengkalai karena fokus di dunia tersebut. Sejatinya, EO tidak lebih dari kumpulan orang yang menyiapkan suatu acara. Kesempurnaan menjadi kunci agar mereka bisa tetap dipercaya, maka dari itu mereka benar-benar fokus hingga hal lain sering terabaikan. Karto menekankan bahwa meskipun pengalamannya berharga, bergabung menjadi volunteer harus dipikir matang-matang.

Memang, menggarap event bisa jadi cara belajar mengambil keputusan. Bikin acara ibarat sedang menjalani simulasi kehidupan yang mana keputusan yang diambil harus mempertimbangan potensi risiko. Untuk pelajaran satu ini, Karto paham betul dan merasakan manfaatnya.

Namun, kadang mahasiswa nyambi jadi kru EO karena motivasi bayaran dan perihal ini Karto tidak sepakat. Kadang bayarannya terlihat besar, katakanlah 500 ribu untuk satu hari event. Namun, yang sebenarnya dibayar itu bukan kerjamu satu hari, tetapi proses-proses yang diikuti sebelumnya. Jika kalau dipikir betul-betul, bayarannya itu sebenarnya sangat kecil.

Jika kamu mahasiswa dan ingin bekerja penuh waktu di perusahaan event organizer, Karto tidak menyarankan sama sekali. Karto mengatakan bahwa mahasiswa masih bisa mencari pekerjaan lain yang lebih aman. Menjadi anggota event organizer lebih baik untuk sampingan karena risiko yang ditanggung jauh lebih besar daripada karyawan biasa dan bayarannya pun tidak sepadan.

Mahasiswa sebaiknya memang terlibat kegiatan di luar kampus. Meskipun himpunan mahasiswa sering mengadakan acara, namun bagi Karto acara kampus kurang memberi gambaran nyata bekerja di EO. Jadi, kalau masih ingat tujuan awal adalah kuliah, ya kuliah itu yang harus diproritaskan, bukan cari duit. Ya kali kalau sekarang duitnya lancar tapi kuliah terbengkalai, terus rezeki bakal lancar seterusnya.

Gitu.

Iklan

BACA JUGA Ketika Garuda Tauberes Meniru Cerdiknya Orang Zaman Dulu Memberi Nama Anak dan artikel menarik lainnya yang bisa dibaca sambil jajan di kantin.

Terakhir diperbarui pada 19 Desember 2019 oleh

Tags: EOevent organizerrelawanvolunteer
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Hobi main game dan suka nulis otomotif.

Artikel Terkait

sembilan comm, event jogja.MOJOK.CO
Sosok

Di Balik Denyut MICE di Jogja, Ada Sembilan Comm yang Selalu Siap di Belakang Panggung

13 November 2025
Para guru di Sekolah Gajahwong, Jogja. MOJOK.CO
Ragam

Ketulusan Guru Sekolah Gajahwong, dari yang Rela Tidak Digaji hingga yang Digaji Hanya dengan Uang Transport demi Mencerdaskan Anak-anak Kurang Mampu di Jogja

25 Agustus 2025
Alumnus Jurusan Keperawatan kerja menjadi relawan PMI Kota Surabaya. MOJOK.CO
Sosok

Profesi Relawan Menyadarkan Saya Pentingnya Kata Selamat Tinggal dan Terima Kasih di Kehidupan yang “Chaos”

18 Juli 2025
Saat Wisatawan di Jogja Kewalahan Hadapi Pengemis dan Pengamen yang Mengintimidasi. MOJOK.CO mahasiswa event kampus
Kampus

Mahasiswa Jogja Cari Dana Event Kampus dengan Mengamen: Tanda Kreativitas Mahasiswa Seret atau Dana Kampus yang Mepet Banget?

2 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.