Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Pernyataan Moeldoko soal Blokir Internet di Papua yang Hmm… Benar Juga

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
22 Agustus 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Pemblokiran internet diberlakukan Kemenkominfo di Papua dan Papua Barat demi keamanan negara. Kalau kata Moeldoko sih, tanpa internet juga masih hidup kok.

Sebenarnya sih sah-sah saja kalau Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melakukan pemblokiran internet di daerah Papua dan Papua Barat sejak Rabu (21/8) sampai sekarang. Apalagi jika alasannya demi keamanan negara. Ya namanya kementerian yang otoriter, eh, otoritatif, ya sah-sah aja lagi.

Ya bisa jadi, Pemerintah khawatir internet akan jadi jalur komunikasi para aktivis Papua yang sedang menuntut keadilan gara-gara kasus rasisme yang menimpa mahasiswa-mahasiswa Papua di Surabaya beberapa waktu silam. Mungkin juga Pemerintah khawatir kalau melalui internet juga isu-isu Papua ingin merdeka semakin membesar.

Meski disebutkan terjadi pemblokiran, pada praktiknya yang terjadi adalah pelambatan akses internet saja di daerah Papua dan Papua Barat. Hal ini dikonfirmasi oleh Moeldoko, “Sepanjang itu untuk keamanan nasional itu prioritas. Bukan mematikan, tapi ada upaya untuk memperlambat,” katanya.

Pemblokiran internet memang jadi solusi, meski sebenarnya hal ini sangat menganggu kehidupan masyarakat Papua. Mungkin menurut Pemerintah, karena infrastruktur masyarakat Papua belum begitu maju, jadi pemblokiran internet ini nggak bakal berdampak banyak terhadap kehidupan masyarakat di Papua dan Papua Barat.

Namun bukan itu yang menarik dari isu pemblokiran internet di Papua, melainkan tanggapan Moeldoko yang rada-rada absurd dan kocak. Katanya, “Nggak. Dulu kita juga nggak ada (internet) juga bisa hidup kok. Ya kan nggak dimatiin, siapa yang bilang dimatiin? Dilemotkan.”

Pernyataan ini tentu saja pantang untuk dilewatkan begitu saja. Terutama di bagian dulu-nggak-ada-internet-kita-juga-bisa-hidup. Sumpah, ini benar banget dan harus didukung.

Ya iya dong. Kalau mau perkara-perkara hidup-hidupan, di zaman Wiro Sableng juga dulu nggak ada tuh jabatan Kepala Staf Kepresidenan, nyatanya masyarakat kita tetap bisa hidup damai sentosa. Dulu di era Kera Sakti, Biksu Tong berjalan dari Timur ke Barat babar blas tanpa bantuan Google Maps juga hidup—bahkan usai melewati 33 cobaan dan 99 rintangan tetap bisa sampai tujuan lagi.

Ya kasih tahu aja sih, siapa tahu ini bisa jadi informasi tambahan untuk Pak Moeldoko.

Jadi memang betul apa yang disampaikan oleh beliau, kalau internet di era sekarang ini sebenarnya bukan kebutuhan penting. Yang penting kan masih hidup. Perkara di Papua dan Papua Barat lagi ada orang yang lagi online shop dan kelimpungan sama orderannya ya nggak apa-apa dong, yang penting kan tetap hidup. Ini yang penting.

Kita juga nggak perlu suuzon, kalau Moeldoko pasti jarang main internet sampai mengeluarkan pernyataan kayak gitu. Ya nggak mungkin dong. Kamu ini kok sukanya nuduh ngawur begitu sih.

Pernyataan kayak gini kan jelas didasarkan atas riset bertahun-tahun. Apalagi Pak Moeldoko bukan orang sembarang. Nggak mungkin dong orang kayak beliau nggak tahu besarnya manfaat internet untuk kaum muda. Beliau itu pasti memantau semuanya. Staf Kepresidenan lho ini. Jangan main-main ya!

Lagian teman-teman kita di Papua dan Papua Barat ini kan paling dipikirnya Pemerintah juga nggak biasa-biasa amat main internet. Udah infrastruktur minim, kehidupan berat, tanahnya dieksploitasi puluhan tahun, kena kasus rasial, internet lemot lagi.

Eh, tapi nggak apa-apa ding. Yang penting kan tetep hidup. Ya kan, Pak?

Iklan

BACA JUGA Setelah Kepala Bekraf, Gantian Kominfo Bagikan Info Sesat

Terakhir diperbarui pada 22 Agustus 2019 oleh

Tags: InternetMoeldokoPapuapapua barat
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Rugi Buka SPBU di Papua? DPR Bisanya Cuma Omong Kosong MOJOK.CO
Esai

Rugi Buka SPBU di Papua? Kalau DPR Menantang, Korporasi Bisa Menantang Balik karena DPR Cuma Bisa Melempar Retorika

3 Oktober 2025
Sejarah Indonesia Berisi Kekerasan dan Negara Paksa Kita Lupa MOJOK.CO
Esai

Sejarah Indonesia Berisi Luka yang Diwariskan dan Negara Memaksa Kita untuk Melupakan Jejak kekerasan itu

30 September 2025
Raja Ampat, Amazon Laut Papua Rusak karena Tambang Nikel MOJOK.CO
Esai

Anak Muda Raja Ampat Menantang Tambang Nikel: Ketika Tambang Nikel Merusak Amazon Laut Milik Rakyat Dunia

5 Juni 2025
Ketika Negara Membungkam: Fakta Kelam Peristiwa Genosida Papua 1977
Video

Ketika Negara Membungkam: Fakta Kelam Peristiwa Genosida Papua 1977

3 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.