Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Perang Tagar Dulu dan Sekarang: 2014 Pakai Buzzer, 2019 Pakai Giveaway

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
5 November 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kenapa sih ada orang yang tertarik sama giveaway dan mau aja gitu nyebarin tagar hanya demi pulsa atau voucher Rp50 ribu?

Jika sejak 2014, netizen untuk kali pertama “berkenalan” dengan fenomena buzzer, maka pada 2019 ini netizen mulai berkenalan dengan spesies baru yang muncul di dunia siber. Yakni munculnya akun pemberi giveaway ke netizen dengan syarat menyertakan sebuah tagar agar bisa trending di media sosial, wabilkhusus di Twitter.

Fenomena ini paling kentara terjadi pada periode Agustus-September 2019 kemarin. Ketika publik masih terbelah mengenai pro-kontra soal revisi UU KPK. Baik secara langsung melalui aksi massa di mana-mana, sekaligus perdebatan di dunia maya.

Saat itu, di Twitter, mendadak muncul tagar #KPKKuat, #KPKPatuhAturan, sampai #KPKLebihBaik. Sebuah gerakan counter untuk respons publik yang menolak revisi UU KPK. Bahkan tidak hanya muncul, tagar-tagar ini juga mampu jadi trending berkali-kali, sehingga menciptakan atmosfer bahwa netizen (baca: publik) kebanyakan mendukung revisi UU KPK yang kemarin.

Pertanyaannya, benarkah netizen kita mayoritas mendukung DPR untuk melucuti kemampuan KPK saat itu? Hm, ternyata nggak juga.

Usut punya usut, jebul tagar semacam itu bisa trending karena ada sejumlah netizen yang tertarik untuk menyebarkannya karena ada iming-iming hadiah dari akun-akun kloningan pemberi giveaway.

“Di sini ada namanya giveaway, ada fenomena baru. Pada Pilpres 2014 belum ada, pilpres (2019) kemarin itu banyak sekali. Secara konsisten mereka buat giveaway murah sekali, Rp50 ribu. Itu banyak sekali, orang yang banyak nge-RT. Isinya nggak ada relasi dengan KPK, tapi ada tagar,” kata Ismali Fahmi, pendiri dan analis Drone Emprit Academic.

“Jadi yang diangkat adalah tagarnya. Ketika tagar itu masuk dan jadi trending topic di Twitter, yang penting muncul. Itu jadi satu alat. Tools mereka untuk memanipulasi publik,” tambah Ismail Fahmi.

Hampir mirip seperti cara yang dilakukan buzzer, akun penyebar giveaway ini punya tujuan agar sebuah tagar jadi perbincangan di Twitter. Ketika akhirnya sebuah tagar ramai serta jadi trending dalam jangka waktu yang lumayan lama, maka biasanya ada media mainstream yang memberitakannya.

Nah, ketika sudah diberitakan, tagar ini secara otomatis bakal berpindah platform. Dari yang habitatnya hanya di Twitter, lalu berpindah ke Facebook, Instagram, bahkan—bukan tidak mungkin—masuk juga ke grup-grup Whatsapp keluarga. Akhirnya persepsi publik bakal bisa terpengaruh karena tagar-tagar ini.

Usai fenomena tagar soal KPK, sempat juga muncul trending tagar #SawitBaik, di tengah-tengah kegeraman masyarakat akan praktik pembakaran hutan karena terkaitnya perusahaan-perusahaan sawit. Cara yang digunakan juga sama, memberi iming-iming hadiah ke netizen bagi mereka yang mau menyebarkannya.

Doh @kemkominfo gak bisa milih bulan lain apa utk peluncuran #SawitBaik?
Kalau kebakaran hutannya krn pembukaan lahan sawit baru, gimana coba?
Pakai akun giveaway segala pula ?? pic.twitter.com/VbRykEs5kr

— Elisa (@elisa_jkt) September 16, 2019


Fenomena ini pun juga masih muncul akhir-akhir ini. Paling tidak, Bhagavad Sambadha lewat akun Twitter @fullmoonfolks dengan cukup selo mengumpulkan beberapa akun-akun bikin trending tagar-tagar “pesanan” itu. Kita bisa tahu secara langsung bagaimana kelakuan akun-akun ini dalam memanipulasi persepsi publik.

Hestek giveaway hari ini: #KitaLawanRadikalisme pic.twitter.com/j9lhTcKAh7

— Bhagavad Sambadha (@fullmoonfolks) October 11, 2019


Beberapa di antaranya seperti misalnya kampanye tagar #TerorisBerjubahHAM yang merupakan counter dari respons publik terhadap pernyataan Menteri Agama, Fachrul Razi, soal rencana pelarangan penggunaan cadar di instansi pemerintahan.

Terpantau hestek giveaway untuk hari ini: #TerorisBerjubahHAM. Sudah dihapus tapi sempet ke-screencap pic.twitter.com/irUdtfVPH6

— Bhagavad Sambadha (@fullmoonfolks) October 10, 2019


Tagar ini mempersepsikan kalau orang-orang yang mengkritik Fachrul Razi sedang mengenakan jubah HAM ke tertuduh kelompok teroris—yang dituduh semena-mena seperti teroris hanya karena pakainnya. Tagar yang sebenarnya jahat sekali.

Iklan

Namun, bukan itu pertanyaan lanjutan dari fenomena ini. Pertanyaan lanjutannya adalah…

….kenapa sih ada orang yang mau aja gitu nyebarin tagar hanya demi pulsa atau voucher Rp50 ribu?

Jawabannya tentu saja karena tak perlu effort besar untuk melakukannya.

Cukup follow, reply, retweet, udah deh, kita langsung berpeluang dapat pulsa atau voucher. Sangat mudah. Kegiatan ini bahkan bisa dilakukan sambil makan, naik motor, bercocok tanam, main kartu remi, karambol, atau bahkan saat boker sekalipun.

Itulah kenapa, ketika ada usulan kenapa sih hadiah giveaway untuk yang beginian hadiahnya tidak benar-benar menggiurkan gitu? Dapat PS4 misalnya, liburan ke Bali, atau berangkat haji gitu? Ya ngapain? Lah wong pulsa Rp50 ribu aja udah efektif kok.

Jangan juga menilai kalau netizen yang tergoda dengan voucher Rp50 ribu itu begitu mudah menggadaikan dirinya. Oke deh, barangkali angka itu terdengar sangat kecil buat kelas menengah ngehek kayak kita yang gajinya di atas UMR.

Jangan lupa, yang main Twitter itu kan juga ada anak-anak remaja, bapak-bapak selo yang lagi ngetem nunggu orderan, atau abang bakso yang nungguin pelanggan. Secara itung-itungan ekonomis, fenomena kayak gini sedikit membantu mereka.

Kalau sehari saja ikut 5-10 giveaway model begini, siapa tahu satu di antaranya nyantol. Cuma ngabisin waktu nggak sampai semenit, habisin kuota nggak sampai 1 MB, berpeluang dapat Rp50 ribu lagi.

Lumayan banget ya kan ketimbang ikut parlay judi bola?

BACA JUGA Tagar Turunkan Jokowi Berkali-kali Coba Tunggangi Aksi Mahasiswa atau tulisan AHMAD KHADAFI lainnya.

Terakhir diperbarui pada 5 November 2019 oleh

Tags: giveawayperang tagartagartwitter
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

MISI MULIA ELON MUSK MENGURANGI KONTEN CABUL DI TWITTER!
Video

Misi Mulia Elon Musk Mengurangi Konten Cabul Di Twitter!

2 Agustus 2023
Logo Twitter Ganti X: Langkah Sinting dari Elon Musk MOJOK.CO
Konter

Logo Twitter Ganti X: Langkah Awal dari Orang Sinting Bernama Elon Musk Menciptakan Aplikasi Super

25 Juli 2023
Belajar dari Sejarah, Twitter Nggak Akan Mati Begitu Saja karena Threads. MOJOK.CO
Kilas

Belajar dari Sejarah, Twitter Nggak Akan Mati Begitu Saja karena Threads

7 Juli 2023
UGC, Pasar Besar yang Bakal Menjadi Pembeda di 2023 MOJOK.CO
Konter

UGC, Pasar Besar yang Bakal Menjadi Pembeda di 2023

29 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.