Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Ada Orang yang Kerjanya “Gitu Doang” dan Dikira Pengangguran Padahal Gajinya Selangit

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
10 September 2019
A A
pengangguran tapi kerja - MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Hanya karena pekerjaan seseorang tampak absurd dan dia lebih mirip pengangguran ketimbang pengusaha, bukan berarti dompetnya setipis kamu, Sayangku.

Bapak saya mengeluh kenapa saya belum kembali ke “jalan yang benar”. Maksudnya, dengan gelar saya sebagai sarjana pendidikan, tentu akan terlihat lebih normal di matanya kalau saya bekerja sebagai guru, alih-alih tukang nulis di sebuah media kafir macam Mojok ini.

Ke-“murtad”-an saya dalam bekerja yang tidak sesuai dengan background ilmu di universitas ini bukan satu-satunya fenomena “lintas bidang” di dunia. Teman saya yang lulusan Jurusan Pertanian bekerja sebagai copywriter, sedangkan yang dulunya mahasiswi andalan Pendidikan Seni Tari kini malah jadi petugas marketing terbaik di kantornya. Ada juga anak teknik yang “nyebrang” jadi desainer grafis, sebagaimana lulusan Psikologi yang malah jadi ahli keuangan.

Itu, sih, masih tampak normal. Nyatanya, ada banyak pekerjaan di dunia ini yang terlihat sangat remeh, bahkan sering kali lebih mirip pengangguran, tapi malah menghasilkan sesuatu yang jauh lebih mengejutkan.

https://www.facebook.com/dhede.diana/posts/10214797487826830

 

Seorang kawan pernah mengajukan resign dari posisinya sebagai layouter. Banyak yang bertanya-tanya, akan kerja apa dia di masa depan, apakah sudah siap jadi pengangguran, dll. dst., tapi doi cuma haha-hehe aja kayak orang habis putus cinta. Saya, yang satu ruangan dengannya di kantor, cuma geleng-geleng kepala.

Ha gimana nggak, temen saya ini bisa dapat uang jauh lebih banyak daripada gaji yang kantor kami tawarkan, kok. Di luar urusan kantor, portofolionya sebagai desainer logo sudah nggak perlu ditanyakan lagi. Sekali dapat kerjaan, kliennya dari luar negeri dan bayarannya pakai dolar—kadang totalnya malah lebih tinggi dari—maaf-maaf aja nih, ya—UMR Jogja!

Dari utas kumpulan pekerjaan absurd dan tampak “gitu doang” yang dibagikan di atas, tentu kita semua sepakat, ujaran don’t judge a book by its cover itu nyata adanya. Pekerjaan dengan nama yang “jelek”, macam pengepul rongsokan, penjual tahi ayam, ataupun “cuma” tukang nulis caption, kadang justru memberi hasil yang jauh lebih banyak daripada kerja yang menuntutmu datang jam 7 pagi, atau kamu bakal kena potongan gaji.

Sialnya, pekerjaan yang “seksi” di mata banyak orang di Indonesia memang kerja kantoran atau PNS. Mau uangmu sebulan 500 juta gara-gara jualan tahi ayam sekalipun, kalau orang melihatmu nggak datang ke kantor, siap-siap saja di-judge jadi pengacara alias pengangguran banyak acara: tidur, ongkang-ongkang kaki, makan, dan garuk-garuk rambut. Itu orangnya nggak tahu aja kali kalau kamu bisa beli mulutnya. Dibayar kontan, pula.

Jangan jauh-jauh ngomongin orang lain—lihat saja dulu di sekitar kita. Dikutip dari JawaPos.com, Lembaga Demokrasi FEB UI pernah melaksanakan sebuah riset mengenai penghasilan pengemudi transportasi berbasis aplikasi. Hasilnya?

Dari survei yang digelar di beberapa kota besar, disimpulkan bahwa rata-rata penghasilan mereka adalah 2,8 juta rupiah per bulan, lagi-lagi—maaf-maaf lagi aja nih, ya—lebih besar daripada UMR Jogja. Mamam~

Memang, yang namanya kerjaan itu nggak selamanya menjamin uang jajanmu sebulan, bahkan kalau kantormu terlihat perlente dan punya lebih dari dua orang office boy. Banyak orang mengingatkan kita untuk bersyukur dan selalu memandang ke bawah—kepada para pengangguran beneran—agar jadi lebih bersyukur, tapi cobalah sesekali kamu juga lihat ke atas—alias teman-temanmu yang “kerjanya-kayaknya-biasa-biasa-aja-tapi-kok-Instagram-Story-nya-ke-tempat-gaul-terus”.

Nggak usah mikir jelek dan nuduh mereka korupsi atau ngepet dulu. Bisa jadi, ini semua karena mereka punya tuyul peliharaan.

Iklan

Eh, salah, salah. Astagfirullah. Maksudnya, punya “daya tarik” tersendiri bagi uang-uang yang berserakan—sebuah cita-cita bagi kita semua. Alias…

… ya sudah, sekarang jangan lupa kerja lagi, ya!

BACA JUGA “Kerja di Mana?” dan Cara-Cara Menjawabnya atau tulisan Aprilia Kumala lainnya.

Terakhir diperbarui pada 10 September 2019 oleh

Tags: gaji selangitjasa captionpekerjaan absurdpekerjaan anehPengangguran
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Istri Super Jadi Budak Suami Pengangguran Kelas Premium MOJOK.CO
Esai

Derita Istri Jadi “Budak” Kasta Tertinggi Suami Pengangguran yang Lebih Mementingkan Burung Peliharaan ketimbang Anak dan Istri

28 Oktober 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Lulus Kuliah IPK 3,7 tapi Susah Dapat Kerja Gara-gara Tidak Mendengarkan Nasihat Orang Tua

18 Juni 2025
Pontang-Panting Gen Z Terjebak Budaya “Orang Dalam” di Dunia Kerja.MOJOK.CO
Ragam

Pontang-Panting Gen Z Terjebak Budaya “Orang Dalam” di Dunia Kerja

15 November 2024
PHK, buruh jogja.MOJOK.CO
Ragam

Solusi untuk Maraknya PHK di Sleman dari Pakar Ekonomi UGM, Agar Ekonomi Tak Terpuruk

8 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.