Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Orang Masih Bertahan di Jogja Tak Melulu karena Nyaman, tapi Bisa Jadi karena Nggak Punya Pilihan Lagi

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
25 Juni 2025
A A
Orang Masih Bertahan di Jogja Tak Melulu karena Nyaman, tapi Bisa Jadi karena Nggak Punya Pilihan Lagi

Orang Masih Bertahan di Jogja Tak Melulu karena Nyaman, tapi Bisa Jadi karena Nggak Punya Pilihan Lagi

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Tiap hari, selalu ada konten tentang keindahan Jogja yang selalu bikin kita berdecak kagum, entah karena bagus, entah karena ngawurnya kebangetan. Dan ada satu konten yang saya temukan siang ini, tentang “keindahan Jogja”, yang bawa-bawa UMR Jogja.

“Orang gila mana yang udah tau UMR Jogja, tapi masih milih bertahan di Jogja?”

“GUE! GUE ORANG GILANYA”

Konten kreator tersebut melanjutkan narasi tentang kenapa dia (dan orang-orang lain) bertahan di Jogja. Yah, biasa lah alasan yang dia kemukakan tentang kenapa bertahan di Jogja meski UMR rendah. Tapi, ada satu yang menurut saya agak mengganggu. Banget, malah.

Ada narasi seperti ini:

“Ketika kenyamanan itu terbentuk, bukannya itu bisa jadi kekuatan juga?”

Lho, sek. Iki perkara UMR. Finansial. Nggak nyambung. Narasinya bikin pusing. Aku nggak tahu gimana alur berpikirnya, tiba-tiba lompat ke kesimpulan kenyamanan jadi kekuatan, padahal urusannya sama finansial dan UMR. Untung ini keluar dari mulut konten kreator. Kalau dari politisi, genah diarak netizen ini di medsos.

Saya tahu, konten tersebut adalah konten iklan. Jadi ya saya nggak perlu pikir pusing itu konten, atau capek-capek menganalisisnya. Wong iklan, yang penting awareness tentang produknya sampe ke orang-orang. Narasinya gimana, selama nggak nyenggol moral, yaudah fine.

Cuma, rasanya kok eman-eman ya, pertanyaan yang sebenarnya amat esensial itu tidak dijawab dengan serius, dan malah muncul narasi “kenyamanan”.

Kenapa masih bertahan kalau UMR Jogja kecil? Ya karena nggak punya pilihan

Kira-kira kenapa orang masih bertahan di Jogja, meski UMR Jogja sebegitu tiarap?

Jawabannya, bisa jadi kayak konten kreator tersebut: kenyamanan. Tapi benarkah kenyamanan saja? Ya tentu saja tidak. Kalau Anda mau menggali jawabannya lagi, bisa jadi, kenyamanan itu sebenarnya adalah perasaan palsu yang diada-adain biar dia punya alasan yang lebih bagus.

Bisa jadi, orang tetap bertahan di Daerah Istimewa karena memang ya nggak punya pilihan lagi.

Skenario “tak punya pilihan lagi” ini valid, dan saya temui pada banyak orang, terutama perantau. Banyak orang yang saya kenal (terpaksa) pantang pulang sebelum sukses karena terpaksa. Dia sudah menghabiskan banyak harta orang tuanya, jika tidak pulang dalam keadaan sukses, itu akan jadi masalah dan beban baru untuk keluarganya.

Pindah kota untuk merantau juga tidak semudah itu. Kalau pindah kota selalu jadi solusi, eksodus pekerja Jogja ke Jakarta pasti amat besar. Yang terjadi kan tidak seperti itu. Malah banyak perusahaan buka di Jogja, karena bisa menekan cost gaji. Cari aja beritanya, banyak.

Jadi ya, alasan kenyamanan itu baiknya dibuang jauh-jauh. Sebab realitasnya, ya sebenernya orang nggak mikirin nyaman atau nggak. Mereka—pekerja Jogja—itu bertahan di Kota Istimewa karena mereka bertahan hidup. Survival. Plain and simple.

Baca halaman selanjutnya

Indah, tapi…

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 26 Juni 2025 oleh

Tags: gaji jogjahidup di jogjaJogjaumr jogja
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Hobi main game dan suka nulis otomotif.

Artikel Terkait

Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO
Esai

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO
Liputan

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO
Bidikan

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Elang Jawa Terbang Bebas di Gunung Gede Pangrango, Tapi Masih Berada dalam Ancaman

13 Desember 2025

Video Terbaru

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.