MOJOK.CO – Nostalgia memberi daya hidup bagi mereka yang merasa sendirian dan kalah oleh kehidupan. Nostalgia itu menghadirkan kehangatan.
Sudah agak lama saya menikmati konten-konten Bang Galer di Twitter. Konten yang dia bagikan, sebetulnya, biasa saja. Dia cuma memaksimalkan kemampuan edit foto, untuk bikin orang lain tertawa geli… hingga terharu. Oya, di Twitter, Bang Galer pakai nama akun @pantungalimar. Silakan di-follow.
Saya nggak kenal, atau tahu bagaimana awalnya Bang Galer jadi content creator foto-foto lucu, konyol, gatheli, sampai bikin haru karena nostalgia.
Suatu kali, salah satu teman saya membagikan editan foto hasil karya Bang Galer. Ada mahasiswa yang baru diwisuda, tapi sedih karena ditinggal bapaknya menghadap Tuhan beberapa tahun sebelum kelulusan. Si mahasiswa ini pengin bapaknya bisa turut merasakan kebahagiaan anaknya ketika mengenakan toga dan lulus kuliah.
Bang Galer mengabulkan permintaan itu. Dia “memasukkan” sosok almarhum bapak si mahasiswa ke dalam foto. Yah, kalau mau dinilai, sih, editan foto Bang Galer nggak sempurna banget. Agus Mulyadi, redaktur Mojok, kayaknya malah lebih jago ngedit foto. Namun, bukan itu sisi pentingnya.
Bukan halus atau kasarnya editan sebuah foto, bukan pula soal pewarnaan. Titik penting dari “pekerjaan” Bang Galer adalah keikhlasan dan perhatiannya kepada rasa haru dari sebuah nostalgia. Mengedit foto bagi mereka yang bisa tentu bukan pekerjaan sulit. Namun, saya yakin, nggak banyak yang mau atau ikhlas melakukannya begitu aja.
Zaman sekarang, ketika penghargaan kepada ilustrator dan editor foto terkadang terasa kurang, Bang Galer masih mau melakukannya secara gratis. Yah, kalau ujungnya jadi konten dan bikin dirinya femes, sih, saya nggak peduli amat toh yang dia lakukan masih positif.
Bang Galer, entah dia sadar atau nggak, sudah memberikan kekuatan kepada orang lain. kekuatan dari nostalgia yang tercetak di sebuah foto digital punya daya hidup. Terutama bagi mereka yang menyerap daya itu untuk menghadapi kenyataan kehidupan yang semakin pahit hari-hari ini.
“Nostalgia adalah perasaan hangat yang kita rasakan sewaktu kita memikirkan tentang kenangan-kenangan terindah dari masa lalu kita. Seringkali nostalgia terasa campur aduk. Kebanyakan bikin bahagia dan nyaman, walau kadang ada perasaan sedih karena yang kita kenang itu beberapa sudah hilang,” kata Erica Hepper, dosen di School of Psychology, Universitas Surrey.
Daya hidup dari nostalgia membuat manusia jadi lebih kuat menghadapi tantangan atau ketakutan akan masa depan. Gaji rendah, biaya makan makin membengkak, cicilan motor satu-satunya untuk pergi kerja, biaya pendidikan makin mahal, harga tanah tak terjangkau, patah hati, dikecewakan sahabat, overwork tak berbayar, dikecewakan pemerintah, tak bisa bertemu keluarga ketika Lebaran, dan lain sebagainya.
Bagi beberapa orang, mengambil napas barang sejenak sambil melihat kembali kenangan masa lalu lewat sebuah foto bisa memberi sedikit kelegaan. Setidaknya pernah ada suatu masa di mana kebahagiaan itu begitu nyata. Mampu memberi semacam kelegaan kalau everything’s gonna be okay. Nostalgia, meski sudah terjadi di masa lalu, sebetulnya sangat diperlukan di masa kini.
Semoga papa & mama mu di tempatkan ditempat yang paling indah di surga sana, Al-fatihah Aamiin ? pic.twitter.com/e37aLo6jNM
— Gal (@pantungalimar) May 15, 2021
Terkadang, nostalgia itu juga membuat orang merasa dicintai dan dihargai. Terkadang pula, kehangatan di masa lalu itu yang menjadi kawan baik di tengah rasa sepi atau kalah oleh keadaan. Aroma, lagu, makanan, hingga foto adalah pemicu terbaik dan Bang Galer berhasil menjaga kenangan itu dengan caranya sendiri.
Saya sendiri merasa tak ada salahnya melamun. Mengingat kembali hal-hal indah di masa lampau demi menguatkan diri sendiri. Terutama bagi kamu yang merasa sendirian dan ditinggalkan mereka yang terkasih. Setidaknya, sekali lagi, untuk menegaskan bahwa kamu nggak sendirian.
Makasih, Bang Galer. Sehat selalu.
BACA JUGA Setoples Belalang Goreng dan Kenangan tentang Ibu dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.