Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Menelusuri Istilah “Kalian Boleh Hina Kami Sepuasnya, tapi Jangan Idol Kami”

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
29 April 2020
A A
kalian boleh hina kami sepuasnya tapi jangan idol kami fangirl fanboy checkout shopee minta fans willy the kid checkout dong maniez mojok.co

kalian boleh hina kami sepuasnya tapi jangan idol kami fangirl fanboy checkout shopee minta fans willy the kid checkout dong maniez mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Puas kalian hina idol kami, hah? Kalau belum puas, kalian boleh hina kami sepuasnya, tapi jangan idol kami. Kalau kalian benci kami, kami juga benciiik kalian. Camkan itu~

Apa?!!1!! Kalian nggak tahu pernyataan yang lagi ramai itu? Coba tanyakan ke diri kalian selama ini ngapain sata berselancar di media sosial. Saya aja merasa kalau fenomena ngefans idol yang begini sungguh-sungguh layak masuk MURI.

Saya nggak ingin berusaha mendiskreditkan kalau istilah idol itu selalu tentang K-Pop ya. Nyatanya orang yang ngefans mati-matian sampai fanatik juga ada di kubu sobat gurun dan sobat-sobat lain. Jadi secara umum manusia memang punya kecenderungan ngefans berlebihan kapan pun, di mana pun, dan sama siapa pun.

Saat saya TK, saya pernah suka banget Hedi Yunus gara-gara ibu saya muter VCD Kahitna terus. Geliat fangirl sudah mengakar semenjak balita. Meski saat sudah sebesar ini, saya nggak serta merta histeris kalau lihat sayur kangkung. Maaf aja nih, Mz, sekarang saya dengerinnya Joji.

Mudah bagi kita untuk jatuh hati dengan seorang figur publik yang mukanya sering nampang. Bahkan cinta pada mereka lebih cenderung tanpa syarat. Menyukai seorang penyanyi, walau suaranya sumbang nggak jelas dan lirik lagunya sok-sok aktivis saja bisa terjadi. Asal sosok si penyanyi ini mampu mewakili tipe orang favoritnya, maka selesailah sudah.

Kita memungkinkan untuk mengintip keseharian mereka sebagai manusia yang juga sama-sama bernapas, makan, dan pup. Semakin kita tahu kehidupan figur publik yang sedang kita cermati, maka perasaan suka itu kian menggebu. Walau klasik, tapi momen ini memang manifestasi witing tresno jalaran soko kulino.

Khusus untuk K-Pop, industri hiburan memang mengemas bagaimana seorang idol bisa benar-benar dicintai oleh fans. Mereka mengatur bagaimana informasi tentang idol bisa menjadi sebuah candu. Layaknya zat adiktif, awalnya kalian cuma coba-coba dan menikmatinya sebagai sebuah aksi “mencicip”. Lama-lama kalian nggak bisa berhenti dan menginginkannya terus-menerus sak pole urip.

Maka nggak heran kalau output-nya ada yang berupa video nangis-nangis dengan iringan lagu coveran Melly Goeslaw yang judulnya “Mungkin”. Lalu dibubuhi sebuah dialog yang kurang lebih…

Puas kalian hina idol kami, hah? Kalau belum puas, kalian boleh hina kami sepuasnya, tapi jangan idol kami. Kalau kalian benci kami, kami juga benciiik kalian. Camkan itu! *sambil nangis dan usap-usap muka.

Secara ajaib, pernyataan di atas jadi template satire bocah-bocah Twitter saat kehabisan kata-kata dalam menanggapi pembelaan seorang fans terhadap idol. Harusnya nggak usah dibela juga nggak apa-apa sih. Salah siapa minta checkout shopee sama followernya? Ups…

Belakangan saya juga menemukan template pembelaan idol lain yang nggak kalah greget. Pembelaan beginian malah jadi bahan tertawaan yang asyik. Momen yang pas untuk menertawai betapa mencintai idola bisa jadi sebuah kebodohan infinity.

Orang yang ngetawain dan ngejokes tentang masalah wili burung mungkin dia blm ketemu langsung. Sebaik dan sehumble itu dia sama orang baru, salah satunya ke gw yg awalnya gw fans sama dia malah bisa jadi temen. Semua yg udh ketemu dia pasti sependapat sama gw

— na☄ (@heinnana) April 28, 2020

Begini ya, saya nggak lagi mau bilang kalau semua fangirl dan fanboy itu hina banget. Teman saya Rizki Prasetya juga sempat mempertaruhkan nyawa sebagai fanboy yang juga bakal dinyinyirin sesama fanboy dari kubu sebelah gara-gara ngatain Naruto sampah.

Fenomena ini wajar banget, Mylov. Saya sampai sekarang masih ngebucin sama Alex Turner kok, suwer. Saya juga mangkel kalau ada yang bilang Arctic Monkeys sampah, saya maunya orang-orang mengakui Arctic Monkeys itu legend. Pokoknya apa pun demi mas-mas idol saya deh. Harusnya perdebatan soal idol dan karya-karyanya ini nggak usah dimasukan ke hati, cukup diproses pakai otak aja. Itu pun kalau kalian punya.

Maka nggak akan ada pernyataan, “Hina kami sepuasnya tapi jangan idol kami…”

Tapi… fenomena ini jadi makin nggak masuk akal kalau sebagai fangirl dan fanboy kita sudah bertindak konyol. Sempat-sempatnya kalian kirim surel ke Rizky Prasetya demi ngata-ngatain dia nggak sekolah, nggak punya otak, nggak berpendidikan. Ya kami cuma bisa ketawa. Karena saya pikir proses kalian cari alamat surel Rizky Fanboy, menuliskan subjek, dan ngetik body email aja proses yang panjang untuk sadar bahwa apa yang kalian lakukan itu nggak mengubah apapun dan secara moral nggak ngefek.

Iklan

Jadi kalau idol kalian minta dibayarin check out Shopee, Tokopedia, Lazada, atau minta kirimin Gofood sekalipun, usahakan itu benar-benar kalian lakukan karena banyak duit. Bukan karena cinta. Cinta itu fana, uang itu nyata. Meski ngefans, tetap waras lah, Bro.

BACA JUGA Baskara Harusnya Nggak Usah Klarifikasi, Tabrak Saja Semuanya! atau artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 29 April 2020 oleh

Tags: fanboyfangirlfans fanatik
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

ilustrasi Barisan Pengagum Nicholas Saputra Tidak Akan Pindah Haluan ke Vincent Rompies mojok.co
Pojokan

Barisan Pengagum Nicholas Saputra Tidak Akan Pindah Haluan ke Vincent Rompies. Titik

10 Oktober 2021
fans k-pop alay kpop fanatik army bts idol grup kepleset fans toxic cinta berlebihna cinta buta kebencian dilan milea mojok.co
Pojokan

Fans K-pop Alay Membuktikan Betapa Besar dan Polosnya Cinta Mereka pada Idol

13 Mei 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.