Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Kubu Jokowi Amnesia? Dulu Kecam Perang Baratayuda Amien Rais, Sekarang Pakai Istilah Perang Total

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
15 Februari 2019
A A
Jokowi Perang Total MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Dulu, kubu Jokowi mengecam “Baratayuda”-nya Amien Rais, sekarang mereka pakai istilah “perang total”. Ya itu sama saja, Cuk! Kalau belum berubah, itu istilahnya munafikun.

Katanya ingatan politik itu sangat singkat. Pagi menyerang lawan, malamnya berubah menjadi kawan. Senin mengecam strategi atau istilah yang digunakan lawan, Sabtu justru menggunakan strategi atau istilah yang sama-sama kacaunya. Dan anggapan itu benar adanya. Pilpres 2019 dan panggung politik Jokowi vs Prabowo, seperti menciutkan lingkar otak manusia.

Satu lagi bukti betapa kacaunya manusia-manusia politik yang terlibat di sekitar Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo adalah penggunakan sebuah istilah. November 2018, Amien Rais bikin sensasi, seperti yang sudah-sudah, ketika menggunakan istilah Baratayuda atau Armageddon, untuk menggambarkan Pilpres 2019.

Tanggal 30 November 2018 yang lalu, Amien Rais kembali menciptakan istilah yang bikin perut ini sampai mulas ketawa. Acaranya adalah Muktamar Pemuda Muhammadiyah XVII di Yogyakarta ketika Mbah Amien Rais meramalkan akan terjadi Baratayuda dan Armageddon di 17 April 2019 atau ketika coblosan.

“Ini permainan memang tinggal empat setengah bulan lagi. 17 April itu adalah pertaruhan yang terakhir apakah unsur-unsur PKI akan menang ataukan sebaliknya. Ini pertarungan Baratayuda, Armageddon, sudah kurang dari empat setengah bulan. Jadi kita harus betul-betul konsolidasi,” kata Mbah Amien ketika Muktamar.

Sebentar, ini mau Baratayuda atau Armageddon duluan? Jangan sampai kebalik. Mbah Amin tahu, kan artinya Baratayuda dan Armageddon. Kan enggak lucu kalau Armageddon duluan. Mau perang di mana kalau dunia udah kiamat? Cebong dan kampret mau tweet war di pintu neraka? Kepada Hanum Rais, yang sabar ya.

Apa respons kubu Jokowi? Ya nggap perlu dijelaskan lagi. Seperti kentut menemukan lubang pembuangan, berdesis keluar menguar. Mereka ramai-ramai mengecam Amien Rais. Dasar nggak punya perasaan, mengganggu persiapan Mbah Amien yang mau menunaikan nazar jalan kaki dari Jogja menuju Jakarta. Kan jadi batal, dasar!

“Sedih saya, sekarang banyak tokoh, seperti Pak Amien, melihat pilpres itu sebagai perang, sebagai bencana yang akan menghancurkan bumi,” ungkap Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding, kepada wartawan.

Itu komentar Bapak Abdul Kadir Karding. Ace Hasan Syazdily, Jubir TKN Jokowi-Ma’ruf lain lagi kalimatnya:

“Jangan ditarik-tarik ajang demokrasi ini seperti perang. Rileks saja. Justru kalau Pak Amien Rais selalu menyampaikan narasi peperangan dalam Pilpres membuat demokrasi kita nanti menakutkan,” kata Ace. Menurut Ace, Pilpres bukan perang yang saling menjatuhkan, melainkan mekanisme politik biasa dalam proses demokrasi untuk memilih presiden lima tahun sekali.

“Pilpres itu bukan Perang Baratayuda, bukan Armageddon, bukan ajang untuk saling jatuh menjatuhkan, melaikan adu program, gagasan, dan ide yang terbaik untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa,” tutur Ace, politisi Golkar.

Sekali lagi, Ace menggunakan kalimat “Jangan ditarik-tarik ajang demokrasi ini seperti perang. Rileks saja.”

Nah, masih ingat kaliat saya di paragraf pertama? Ingatan politik itu sangat singkat. Sangat singkat, sampai-sampai terdengar munafik di telinga.

Setelah dahulu mengecam habis-habisan kelucuan Amien Rais, sekarang kubu Jokowi menggunakan istilah “perang total”. Apa tujuan istilah itu?

Iklan

Jadi, menurut Wakil Ketua TKN Arsul Sani, “perang total” adalah semua kekuatan tim di daerah-daerah dikerahkan secara menyeluruh untuk memenangkan Pilpres 2019. “Melakukan kegiatan-kegiatan infanteri [pasukan tempur darat] dalam bentuk micro targeting micro canvasing,” ujar Arsul di kompleks DPR RI, Senayan.

Arsul menuturkan, selama melakukan perang total TKN telah memetakan daerah-daerah agar targetnya jelas dan kerjasama yang benar-benar konkret. Ia mencontohkan, seperti melakukan pembagian tugas seorang anggota calon legislatif (caleg) bersama para relawan mengunjungi rumah-rumah warga yang ada di tingkat kecamatan sampai rukun terangga (RT).

Sungguh sangat militerisma. Dahulu mengecam penggunaan istilah “Baratayuda” sebuah kata yang merujuk kepada peperangan habis-habisa. Sekarang, TKN menggunakan istilah “perang total”. Katanya Pilpres 2019 itu rileks? Katanya Pilpres harus menyebarkan kesejukan? Dahulu benci, sekarang menggunakan. Apa istilahnya sikap mencla-mencle seperti itu? Dulu sih saya mengenalnya sebagai munafik. Mungkin kalau di politik sekarang disebut sebagai “strategi politis”. NGISING!

Baik “Baratayuda” maupun “perang total” itu sama saja. Sama-sama menyeramkan. Menjadikan seolah-olah panggung politik ini medan uji coba nuklir. Kacau, penuh kehancuran. Harus menghancurkan lawan, meniadakan ruang untuk diskusi secara sehat.

Kalau pada akhirnya bakal pakai istilah yang pernah digunakan lawan, mending nggak usah sok bijak dan paling benar. Jangan salah, “amnesia total” ini tidak terjadi di kubu Jokowi saja. Kubu Prabowo sama saja. Bikin gaduh semua. Ini dua-duanya kalah nggak bisa ya di Pilpres 2019?

Memang, pada akhirnya, Valentine memang bukan budaya kita. Budaya kita adalah militerisma, amnesia politik, dan menghamba kepada kejahatan. Sejarah sudah membuktikan.

Terakhir diperbarui pada 15 Februari 2019 oleh

Tags: jokowiperang totalPilpres 2019prabowo
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Video Prabowo Tayang di Bioskop Itu Bikin Rakyat Muak! MOJOK.CO
Aktual

Tak Asyiknya Bioskop Belakangan Ini, Ruang Hiburan Jadi Alat Personal Branding Prabowo

16 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025
bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.