MOJOK.CO – Kominfo dan admin BPJS itu mirip tokoh kartun favorit kita semua, Squidward. Kalau bisa dikerjakan nanti, ngapain dikerjakan sekarang.
Disadari atau tidak, Kominfo dan admin BPJS itu gambaran sebagian besar warga +62, bahkan mungkin warga dunia. Mereka, dengan sangat fasih, mempraktikkan wejangan Squidward yang legendaris itu. Bunyinya: “Kalau bisa dikerjakan nanti, ngapain dikerjakan sekarang.”
Deadline tugas kuliah masih 1 minggu, enaknya ya push rank Mobile Legends aja dulu. Entar dikerjakan malam sebelum dikumpul. Laporan kerjaan masih 2 minggu, ah mending rebahan aja dulu selepas jam kerja. Ngapain lembur biar kerjaannya cepat selesai. Data penduduk bocor, ah diabaikan aja. Data penduduk bocor, ah mending blokir aja dulu.
Jadi, jelas, bukan? Admin BPJS sama Kominfo itu kayak kita semua yang sama-sama fasih mengerjakan sesuatu yang bukan prioritas. Makanya, saya sendiri malah heran kalau ada netizen yang marah-marah sama admin BPJS dan Kominfo. Bisa jadi hobi mereka sama kayak kita: nonton kartun dan mengidolakan Squidward.
Lagipula, saya juga heran kalau masih ada netizen masih (sok) kaget ketika data penduduk bocor. Bukannya masalah ini udah berlangung lama ya? nggak ada perbaikan kamu bilang?
Yasudah, kembalikan ke kalimat Squidward di atas aja: kalau bisa dikerjakan nanti, ngapain sekarang. Kan yang namanya “nanti” itu nggak tahu kejelasannya. Bisa setelah bumi ini meletus ditumbuk sama asteroit dan umat manusia punah semuanya. Nggak salah, kan.
Satu hal yang perlu kamu semua pikirkan adalah kata-kata admin BPJS yang mengajak kita “abaikan saja” itu ada benarnya. Terkadang kita tuh perlu melupakan aja kalau ada masalah. Apalagi kalau kita itu nggak bisa mengatasi masalah yang tengah terjadi.
Nggak beda jauh, kok, sama kalimat-kalimat sok asik kayak: “Kalau pusing ya ditinggal ngopi aja dulu.” Iya, tunda dulu aja kalau lagi menghadapi masalah pelik. Refreshing aja dulu, perkara nanti ingat lagi sama masalah yang sama yang dipikir belakangan. Bukankah kita sering kayak gitu?
Gimana dengan Kominfo? Ya nggak jauh berbeda, kok. Gini lho:
Masalahnya adalah pencurian dan penjualan data penduduk. Kalau pakai logika, solusinya adalah memperkuat pengamanan untuk mencegah terjadinya pencurian data. Tapi, bisa jadi, solusi itu sulit dilakukan Kominfo. Saya, sih, nggak mau berburuk sangka. Bisa jadi memang Kominfo nggak mampu. Ya kalau memang nggak bisa, ya nggak boleh dipaksa, bukan?
Nah, data penduduk yang dicuri itu dijual lewat situsweb bernama Raidforum. Logika Kominfo: kalau nggak bisa mencegah pencurian data penduduk, ya blokir aja lapak buat jualan data itu. Kayak Satpol PP gerebek tempat prostitusi. Bukannya ngasih solusi biar nggak ada prostitusi, lebih gampang tutup aja dulu lapaknya.
“Gimana kalau lapaknya buka di tempat lain?”
“Ya blokir lagi.”
“Kalau pindah lagi?”
“Blokir lagi!”
“Kan nggak menyelesaikan masalah. Orang-orang bisa pakai VPN.”
“Ingat kata Squidward, kalau bisa dikerjanan nanti, ngapain dikerjakan sekarang?”
Admin BPJS nimbrung: “Udah, abaikan, aja.”
Dan biasanya, warga +62 itu bakal mengabaikan, kok. Lihat aja 3 bulan ke depan. Pasti udah lupa sama masalah pencurian dan penjualan data penduduk. Entar kalau ramai lagi di medsos, baru ingat. “Lho, belum ada perbaikan dari yang dulu?”
Squidward di belakang kasir Krusty Krab, dengan suaranya yang sengau menyebalkan itu bilang: “Kalau bisa dikerjakan nanti, ngapain dikerjakan sekarang?”
Dan kita angguk-angguk aja mengiyakan. Udah kebiasaan kita, kok. Abaikan aja.
BACA JUGA Netizen Lapor Kebocoran Data, Admin BPJS Kesehatan: Harap Diabaikan saja dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.