Atau, bagaimana orang-orang di luar sana protes pada saya karena nggak bikinin plang berbahasa Inggris di kampung saya KKN. Mentang-mentang saya jurusan Sastra Inggris, harusnya bikin program atau sesuatu untuk meningkatkan kesadaran berbahasa Inggris. Saya malah ngerasa aneh sendiri, lha buat apa coba dibuat kek gitu? Ada gunanya? Memudahkan mereka hidup? Atau tiba-tiba dengan plang berbahasa Inggris, kemampuan berbahasa Inggris mereka meningkat?
Ya tentu saja tidak. Wong di SMP dekat tempat saya KKN saja tidak mengajarkan bahasa Inggris, lalu buat apa sa bikin begitu-begitu? Warga ndak butuh, plis.
Sebenernya bagus, tapi…
Secara garis besar, KKN itu sebenernya bagus. Memang akan selalu ada desa yang butuh, tapi jika sistemnya cuman asal-asalan, dan mentalitas penyelamat ini masih ada, ya mending nggak usah dibikin. Kalau mau dilanjutin, ya ubah total. Kampus coba deh, teliti desa mana yang butuh bantuan, dalam bidang apa, dan dikirimkan mahasiswa jurusan tertentu, sesuai kebutuhan.
Nggak asal ngumpulin mahasiswa dari banyak fakultas, terus kirim, padahal nggak butuh, terus gimana?
Jadi ya, kalau memang nggak niat, hapus aja udah. Kalau lanjut, ya diperbaikin. Kalau nggak, ganti magang aja. Kelar. Jelas lebih ada faedahnya. Mau ngomongin pengabdian? Halah, kampus aja mengabdinya ke kapitalis kok, bukan ke rakyat.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA KKN Sudah Usang. Tidak Mendapat Pengalaman, Tidak Juga Membangun Desa, Mending Diganti Magang dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.












