Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Kemarahan Ferdinand Hutahaean Bisa Bikin Demokrat Kapok Dukung Prabowo Lagi

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
20 Mei 2019
A A
Kemarahan Ferdinand Hutahaean Bisa Bikin Demokrat Kapok Dukung Prabowo Lagi
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Usai Mardani Ali Sera haramkan tagar #2019GantiPresiden, kali ini Ferdinand Hutahaean dari Demokrat sampaikan ogah lagi mendukung Prabowo-Sandi.

Dua pasukan garis depan BPN Prabowo Sandi dari Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean dan Jansen Sitondan, pantas merasa emosi dengan kelakuan pendukung Prabowo-Sandi di dunia maya. Nama pertama adalah yang menyampaikan secara terbuka kegelisahan itu melalui akun Twitternya.

Bukan apa-apa, ketika narasi kemenangan semakin sulit diwujudkan, lalu laporan bukti-bukti kecurangan dibalikin oleh Bawaslu (karena jebul buktinya cuma kasih link berita doang), seharusnya koalisi partai Prabowo-Sandi saling menguatkan satu sama lain, namun yang terjadi malah saling sikut sana-sini. Apalagi detik-detik demonstrasi pengumuman hasil perhitungan Pileg dan Pilpres 2019 masih harus dihadapi pada 22 Mei nanti.

Alasan perseteruan antara Demokrat dengan BPN Prabowo-Sandi ini sebenarnya sudah berlangsung sejak lama. Bisa dibilang benih-benih keributan ini sudah muncul sejak Andi Arief berkicau bahwa ada “setan gundul” di dekat Prabowo Subianto dan dengan ngawur membisikkan bahwa Prabowo-Sandi menang 62 persen. Saat itu, menurut Demokrat, angka sebesar itu sangat mustahil bisa diraih—sekalipun misalnya Prabowo betulan menang.

Sejak saat itu, hubungan antara Demokrat dengan BPN Prabowo-Sandi jadi merenggang. Bahkan saling sentil. Puncaknya adalah ketika muncul serangan-serangan pendukung Prabowo-Sandi ke Partai Demokrat yang sudah masuk ke ranah-ranah personal.

Lebih-lebih jika serangan itu sampai menyenggol Ani Yudhoyono yang sedang menderita kanker darah. Dan adalah Ferdinand Hutahaean yang merasa sakit hati melihat bully-an yang mengarah ke istri SBY tersebut.

Pagi ini, sy menemukan bullyan yg sgt tdk berperi kemanusiaan dr buzzer setan gundul yg mengolok Ibunda Ani yg sedang sakit. Sikap itu sangat BRUTAL

Atas perilaku brutal buzzer setan gundul itu, saya FERDINAND HUTAHAEAN, saat ini menyatakan BERHENTI MENDUKUNG PRABOWO SANDI.

— FERDINAND HUTAHAEAN (@FerdinandHaean2) 19 Mei 2019

Yes..!! Kemarin2 SBY di bully kami tanggapi normatif. Tp kalau sdh ke Ibu Ani yg sdg sakit, saya akan lawan..!! https://t.co/SqZSAqKhsh

— FERDINAND HUTAHAEAN (@FerdinandHaean2) 20 Mei 2019


Lucunya, pernyataan ini malah direspons dengan cara yang agak gimana gitu oleh BPN Prabowo-Sandi.

Mereka melihat bahwa pertanyaan Ferdinand Hutahaean ini cuma sikap pribadi yang tak mewakili Partai Demokrat. Bukannya mencoba menenangkan Ferdinand, BPN malah menganggap hal ini bukan perkara yang penting.

Yang lebih parah, pendukung Prabowo yang lain malah tambah membully Ferdinand Hutahaean karena sikap ini. Ferdinand bahkan sampai disebut “baperan”.

Tidak cuma Ferdinand yang merasa geram luar biasa, Jansen Sitondan pun 11-12 dengan kompatriotnya tersebut.

“Kalau ditanya sikap pribadi sebagai kader, maka saya sungguh sudah tidak nyaman dengan keadaan ini. Dan saya pribadi akan pamit baik-baik, mundur dari barisan Pak Prabowo ini,” kata Jansen, salah satu sosok yang cukup sering muncul di televisi untuk mengampanyekan Prabowo-Sandi di mana-mana.

Jansen pun menegaskan, kalau bully-an masih seputar politik, hal itu masih bisa dimaklumi. Namun ketika sudah menyasar ke Ibu Ani Yudhoyono, sosok yang sangat dituakan oleh kader-kader Demokrat, hal ini sudah kelewatan menurut Jansen. Terlebih sasaran ini juga mengarah ke kondisi kesehatan Ibu Ani.

“Mungkin kalau hanya menyerang kami, kader-kader Demokrat masih bisa lah kami menerimanya. Silakan sekeras, sekeras mungkin. Tetapi ini sudah menyerang Ibu Ani. Sudah tidak pantas dan beradab,” tambah Jansen.

Iklan

Meski begitu, BPN Prabowo-Sandi masih merasa percaya diri bahwa Demokrat tidak akan keluar dari koalisi karena kemarahan satu atau dua kadernya saja.

“Ya namanya koalisi itu kan partai politik. Partai Demokrat bukan Bung Ferdinand sendiri. Saya yakin itu hanya emosi sesaat lah,” kata Sufmi Dasco Ahmad, Direktur Advokasi BPN Prabowo-Sandi.

Menurut Dasco, wajar jika Ferdinand marah-marah kalau membaca Ibu Ani sedang dibully, bahkan dituduh jadi penyebab Demokrat terkesan tidak serius dalam mendukung Prabowo-Sandi karena SBY harus konsentrasi menemani istrinya yang sedang sakit.

Meski tidak secara resmi “keluar” dari koalisi Prabowo-Sandi, Partai Demokrat tampaknya tidak ingin melanjutkan koalisi usai Pileg dan Pilpres 2019 berakhir pada 22 Mei mendatang. Pernyataan keluar memang tidak muncul, namun bisa dibaca pernyataan ini merupakan indikasi bahwa Demokrat tidak ingin berlama-lama bekerja sama lagi dengan kubu Prabowo.

Meski begitu, harus diakui Demokrat cukup jantan karena masih mau menghormati koalisi. Oleh karena itu mereka berniat akan tetap jalan bersama mendukung kemenangan Prabowo-Sandi, meski beberapa kadernya ada yang sudah kadung sakit hati.

“Jadi gini, medali emas itu adalah cita-cita yang harus Anda perjuangkan, menyentuh garis finis adalah kewajiban, bagi Demokrat menyentuh garis finis koalisi harus kami tuntaskan dengan konsisten sampai 22 Mei,” kata Hinca Pandjaitan, Sekjen Partai Demokrat.

Di sisi lain, melihat perseteruan tersebut, Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf menyentil situasi ini. “Saya ucapkan selamat pada Ferdinand yang sudah sadar. Lebih baik terlambat daripada tidak sadar-sadar sama sekali. Insya Allah semua akan Jokowi pada waktunya,” kata Raja Juli Antoni.

Jika melihat situasi yang berkembang belakangan ini, selain Demokrat yang mulai panas, BPN Prabowo-Sandi masih harus menghadapi Mardani Ali Sera, elite PKS, yang menyebut bahwa tagar #2019GantiPresiden sudah diharamkan oleh kubunya karena kontestasi Pilpres 2019 sudah berakhir, maka bisa disimpulkan bahwa anekdot soal Pilpres 2019 kali ini bisa saja benar adanya.

Anekdot yang menyebut bahwa: juru kampanye terbaik Jokowi-Ma’ruf memang pendukung Prabowo-Sandi sendiri.

Terakhir diperbarui pada 20 Mei 2019 oleh

Tags: demokratferdinand hutahaeanprabowo
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO
Esai

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Video Prabowo Tayang di Bioskop Itu Bikin Rakyat Muak! MOJOK.CO
Aktual

Tak Asyiknya Bioskop Belakangan Ini, Ruang Hiburan Jadi Alat Personal Branding Prabowo

16 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.