MOJOK.CO – Sebelum koar-koar soal idealisme dunia kerja rasa tai kucing, ada baiknya para newbie dan fresh graduate tanpa pengalaman mencegah diri berbuat goblok.
Dunia kerja nggak pernah sesimpel input mata kuliah di sistem akademik kampus, lalu minta tanda tangan, dan kuliah dengan damai sepanjang semester. Ada kalanya sebelum benar-benar jadi pekerja yang berdesakan dengan gaji dan anxiety, cegah dulu diri kalian dari melakukan perbuatan bodoh yang menimbulkan cemooh berikut.
#1 Bikin email kerjaan pakai nama-nama alay
Zaman saya SMP, ngetren banget nama nyeleneh yang dipakai buat menamai alamat surel. Kawan saya pernah menggunakan nama merahkesumba@blablabladotcom dan dia bangga-banggakan penamaan itu di setiap tongkrongan. Saya sendiri pernah pakai jijaylebay@blablabladotcom. Ternyata nggak sedikit juga yang pakai nama kelamin dan hal-hal nggak pantas lainnya. Misalnya simpanangadun@blablabladotcom. Duh.
Agaknya tren ini sekarang kembali berulang. Nama aneh dijadikan alamat surel, alih-alih menggunakan nama lengkap sendiri. Hmmm, kamu pikir itu hal yang asyik di dunia kerja?
Memang itu jadi lucu kalau dibawa ke tongkrongan, tapi saat surel itu kamu pakai untuk kepentingan pekerjaan dan hal-hal resmi lainnya, ya goblok. Selain kamu bakal dipandang nggak profesional, penamaan surelmu bisa jadi bahan gibah jahat rekan-rekan kerja sekantor.
#2 Kirim email tanpa subjek adalah level paling tidak professional dari seseorang yang belum profesional
Mengirim email atau surel tanpa subjek kepada teman saja terkadang menyebalkan, apalagi kirim surel kerjaan tanpa subjek. Hadeeeh, bikin muntab saja. Mbok ya diisi, paling tidak buat menandai surel itu berisi tentang apa. Hal ini sekaligus bakal memudahkan penerima surelmu jika suatu saat dia membutuhkan kembali data di kotak masuknya. Dunia kerja nggak sebladas-bludus itu.
Mohon maaf, Mylov. Kamu yang kirim surel tanpa subjek ke Redaksi Mojok juga bakal sulit terlacak. Ya kali kami mau ngecek setiap saat pesan yang masuk padahal kami juga belum tahu pengirimnya. Cuma butuh dua hingga tiga detik membubuhkan subjek email. Masa begini saja susah sih.
#3 Tidak memperkenalkan diri dan memberi salam saat mengirim pesan WhatsApp untuk pertama kali
Hal ini nggak masalah dilakukan ketika kalian sudah kenal betul dengan si penerima pesan WhatsApp. Lha kalau kondisinya kamu lagi kirim WhatsApp ke atasan, penyerahan tugas untuk pertama kali, menyerahkan lembar evaluasi, masa sih nggak pakai babibu dulu.
Salam dan perkenalan adalah cara paling standar untuk berkirim pesan dengan atasan atau relasi kerja yang belum kenal-kenal amat. Ini namanya basic manner. Apalagi kalau kamu bekerja di sektor publik saat kamu harus berurusan dengan banyak orang. Niscaya kalau basic manner saja nggak kamu kuasai untuk memasuki dunia kerja, kariermu wassalam dalam satu bulan.
#4 Ngeluh soal kerjaan di media sosial
Alih-alih mendapat kepuasan batin setelah sharing dengan netizen, ngeluh nggak jelas di media sosial justru tindakan tidak profesional yang bisa berimbas ke kariermu di masa depan. Keluhan ini misalnya seputar bos yang nggak masuk akal, kerjaan yang nggak kelar-kelar, sampai kamu yang nggak bisa mencapai KPI tapi marah-marah sendiri. Hadeeeh.
Ya, kalau kerjaanmu beres dan ketidakadilan yang kamu tuntut objektif sih nggak masalah. Tapi, kalau isinya meracau nggak jelas, menuduh teman sekantor bertindak aneh-aneh, lalu curcol soal kerjaan, jangan harap deh kamu dianggap “bisa kerja”. Percayalah HRD di kantor mana pun akan mempertimbangkan jarimu yang lemes di media sosial itu sebagai sebuah kekurangan dan tindakan kekanak-kanakan.
#5 Chat WhatsApp bahas kerjaan di jam-jam overthinking
Tolong lah hargai rekan kerjamu itu, biarkan mereka overthinking di malam hari lalu kembali produktif di jam kerja. Bahas kerjaan lewat WhatsApp malam-malam cuma membuat orang lain kesal. Begitulah kejamnya dunia kerja, Dek. Ehem.
Apalagi kalau chat ke atasanmu, tiba-tiba bahas proyek baru, ide baru, tanpa pengantar dan peringatan sebelumnya. Dijamin, stres yang kamu kirimkan lewat chat WhatsApp itu bisa menular.
Sebenarnya di dunia kerja yang sebenarnya, banyak tekanan kejam yang siap menjatuhkan mentalmu kapan pun. Tentu saja tanpa bermaksud mengglorifikasi penderitaan, tapi ini memang bagian dari alur yang rigid dan kedisiplinan. Percayalah yang begini ini nggak ada panduannya.
Bonus: jangan memohon aneh-aneh saat melamar kerjaan
Saya pernah terkesiap sebab salah satu netizen di TikTok curhat tak kunjung diterima bekerja di kantor-kantor yang ia lamar. Setelah secara nggak sengaja si netizen memperlihatkan surelnya, ada kata-kata “Tolong banget ya, Min, semoga diterima. Aku butuh banget kerjaan.”
Pada dasarnya kayak apa pun kondisimu, suatu instansi atau perusahaan nggak perlu tahu kondisimu. Lebih baik, bikin HRD terkesima dengan portofoliomu dan buktikan secara objektif bahwa kamu mampu bekerja. Itu saja cukup kok, nggak aneh-aneh.
BACA JUGA Dilema Gaji Fresh Graduate: Takut Ketinggian, tapi Ogah Kekecilan dan artikel AJENG RIZKA lainnya.