Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Kecelakaan Maut di Balikpapan, Cerita Kerampokan, dan Sentilan Nasihat yang Menyebalkan

Dalam keadaan mengancam nyawa, pikiran Anda itu sudah tak lagi berguna. Semua mendadak sudah jadi mode auto-pilot.

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
21 Januari 2022
A A
Kecelakaan Maut di Balikpapan, Cerita Kerampokan, dan Sentilan Nasihat yang Menyebalkan

Kecelakaan Maut di Balikpapan, Cerita Kerampokan, dan Sentilan Nasihat yang Menyebalkan. (Mojok.co/Ega Fansuri).

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

 MOJOK.CO – Setelah kecelakaan di Balikpapan trending, ada saja orang yang sok-sok menasihati, “Seharusnya begini, seharusnya begitu.” Hassh, sampah.

Tak ada seorang pun yang menginginkan kena musibah atau menjadi alasan musibah bagi orang lain. Saya percaya itu, sangat percaya.

Pun dengan sopir truk tronton bernomor polisi KT-8534 penyebab kecelakaan massal meliputi 2 angkot, 2 mobil pribadi, dan 2 mobil pikap, plus 14 sepeda motor. Belasan kendaraan yang sedang menunggu lampu merah di Simpang Muara Rapak, Balikpapan.

Sopir yang menjadi pesakitan atas kecelakaan mengerikan yang menewaskan 5 orang dan belasan lainnya orang luka berat pada Jumat pagi (21/01).

Ada banyak postingan di Twitter akan kecelakaan mengerikan di Balikpapan. Beberapa ada yang mengirimkan video sesaat setelah kecelakaan, beberapa yang lain ada yang memposting tayangan CCTV, dan yang lainnya.

Meski begitu, perhatian saya jatuh pada salah satu postingan yang menunjukkan foto sopir truk tronton kecelakaan maut di Balikpapan itu sedang berada di kantor polisi. Beberapa netizen ada yang bersimpati atas kesialan yang menimpa si sopir truk, ada yang geram, meski beberapa yang lain ada juga yang justru soksokan memberi nasihat, kira-kira begini.

“Sudah tahu di depannya ada rombongan kendaraan berhenti dan rem sedang blong, kenapa nggak banting stir ke kiri bla-bla-bla.”

Saya heran dengan komentar-komentar sok tahu begitu. Serius. Orang-orang seperti ini, yang merasa bahwa dalam keadaan terdesak ia merasa sanggup bisa bersikap tenang begitu saya bisa pastikan tidak pernah berada dalam situasi serupa. Terdesak pada sebuah keputusan membingungkan yang bisa saja menjadi garis batas antara hidup dan mati.

Tentu saja, saya bukan sedang dalam posisi membela sopir truk tonton penyebab kecelakaan maut di Balikpapan tersebut. Komentar itu justru membuat saya jadi mengingat peristiwa yang saya alami di masa lalu. Masa ketika saya pernah juga berada dalam situasi serupa. Situasi antara garis batas hidup dan mati.

Untungnya, situasi saya bukanlah kecelakaan maut seperti yang ada di Balikpapan. Pada kasus saya, saya mengalami kerampokan di daerah Ring Road Utara, Yogyakarta, pada tahun 2009.

Dari kejadian itu, saya harus kehilangan satu handphone, mendapat kenang-kenangan bekas luka sayatan di tangan kiri saya, meski untungnya saat itu masih bisa menyelamatkan kendaraan saya.

Lucunya, saya dirampok saat sedang dalam keadaan makan di warung burjo bersama teman saya. Situasi juga tidak yang malam-malam banget, masih jam 7 kok, sekitar bakda isya. Dalam keadaan makan santai begitu, saya meletakkan hape dan kunci motor di samping piring saya.

Dalam situasi sedamai itu, saya terkejut ketika tiba-tiba ada seseorang yang mengenakan helm masuk warung dan langsung mengambil hape dan kunci motor saya. Dalam keadaan itu, saya sejujurnya tak tahu apa yang terjadi. Gerakan saya gerakan refleks saja memegangi tangan orang tersebut.

Pada saat yang bersamaan, ternyata raihan tangan saya berhasil menangkap kunci motor saya. Dalam keadaan itu pun, saya belum sadar benar apa yang sebenarnya terjadi.

Iklan

Tiba-tiba dari arah tangan kiri saya ada sesuatu yang menyengat. Secara refleks saya melepaskan pegangan ke tangan orang itu sekaligus memberi tendangan refleks sampai ia terjatuh keluar dari warung (ini bukan karena saya kuat, tapi memang adegan ini terjadi di pintu keluar). Dan itu semua terjadi dalam mode auto-pilot.

Setelah orang itu jatuh, saya baru mendapat gambaran bahwa orang itu ternyata membawa semacam belati di tangannya. Belati yang kemungkinan besar ia gunakan untuk mencoba menusuk saya. Untungnya belati itu justru melaju dalam garis serangan diagonal, sehingga luka yang saya terima luka sayatan alih-alih luka tusukan.

Di situlah saya sadar bahwa saya sedang kerampokan. Lalu teriak sekuat tenaga, “RAMPOOOK, RAMPOOOK!” sambil mengejar orang yang kini berlari ke arah jalan karena sudah berhasil membawa hape saya.

Di luar, rampok itu sudah ditunggu komplotannya yang sudah ready mengendarai motor. Mereka kabur, dan saya baru sadar tangan saya berdarah-darah. Rasa sakit bahkan tidak terasa karena adrenalin sudah memenuhi darah saya.

Sesaat setelah menyadari saya ternyata habis kerampokan, tubuh saya tremor parah, tangan saya pun mulai terasa sakit. Jangankan untuk bicara, untuk berdiri saja saya tidak kuat. Tak berapa lama, warga mulai berdatang dan mengerubungi saya untuk memberi pertolongan.

Cerita ini tentu saja saya bawa ke teman-teman saya. Dan respons paling bedebah yang kerap saya dengar adalah seperti ini.

“Seharusnya kamu lemparin itu piring ke muka rampoknya.”

“Seharusnya kamu teriak rampok sejak awal, jadi warga bisa keburu datang sebelum rampoknya kabur.”

“Seharusnya … bla-bla-bla.”

Dan seharusnya-seharusnya lainnya.

Saya selalu tersenyum kecut mendengar nasihat-nasihat seperti itu. Yang bisa saya syukuri adalah untuk saya masih hidup, untung belati itu tidak jadi ditusukkan ke perut saya, dan untung saya cuma kehilangan hape saja.

Kesan mendengar nasihat yang sama juga terjadi ketika saya membaca komentar orang-orang bahwa sopir tronton kecelakaan maut di Balikpapan itu seharusnya begini, seharusnya begitu.

Maaf, saudara-saudara semua, itu semua sudah kejadian. Nasihat Anda semua sudah tidak berguna. Sama sekali. Pengalaman yang dialami si sopir itu sudah jadi nasihat paling dahsyat yang melebihi celotehan Anda semua. Sebuah pengalaman pahit yang bakal diingat dalam sisa hidup si sopir tronton.

Dalam keadaan seperti itu, peristiwa musibah kerap kali terjadi dalam hitungan detik. Dan butuh waktu lebih lama dari itu untuk menyadari kita sedang berada dalam situasi apa. Dalam kasus saya, kejadian saya dirampok itu saya kira hanya terjadi tak lebih dari 5 detik. Brak-bruk-brak-bruk, tiba-tiba tangan kiri saya sudah berdarah-darah.

Pun dengan sopir truk kecelakaan maut di Balikpapan. Ketika saya melihat CCTV-nya, kejadian itu mungkin hanya terjadi tak lebih dari 5 detik pula.

Itu waktu yang cukup untuk berpikir jika keadaaan Anda sedang leyeh-leyeh santai mengetik komentar lewat hape Anda, tapi dari sisi orang yang berada dalam situasi seperti itu, waktu yang berjalan berlalu sangat cepat.

Biasanya Anda baru menyadari secara utuh situasi di hadapan Anda, beberapa waktu setelah peristiwa itu terjadi. Masa-masa ketika mode auto-pilot Anda berangsur-angsur menghilang. Dan ketika itu terjadi, tiba-tiba Anda baru sadar bahwa Anda sudah ada di dalam rumah sakit atau di kantor polisi setempat.

Daripada konsentrasi komentar ke arah ke sana, saran saya, mending Anda doakan saja korban-korban. Semoga mendapat tempat terbaik, dan doa juga untuk keluarga korban semoga mereka semua diberi kekuatan.

BACA JUGA Tentang Sebuah Kampung yang Ketagihan Judi Togel dan ESAI lainnya.

Penulis: Ahmad Khadafi

Editor: Ahmad Khadafi

Terakhir diperbarui pada 21 Januari 2022 oleh

Tags: balikpapankecelakaan mautmusibahnasihatrampok
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Sowan Gus Yusuf: Tanpa Ada Kekuatan Politik, Maka Kebenaran Akan Menjadi Sia-Sia
Video

Sowan Gus Yusuf: Tanpa Ada Kekuatan Politik, Maka Kebenaran Akan Menjadi Sia-Sia

28 Maret 2024
Warung Madura di Jogja Adalah Penolong Musafir di Tengah Malam, Zalim Jika Dilarang Buka 24 Jam Demi "Menyelamatkan" Toko Ritel Modern.mojok.co
Ragam

Apesnya Warung Madura Lawan Tukang Kutil di Jogja, Punya Golok Tetep Enggak Ngaruh

29 Februari 2024
nasihat kehidupan
Pojokan

Deretan Nasihat Kehidupan Omong Kosong yang Sering Berkeliaran di Sekitar Kita

4 Agustus 2021
Properti ibu Kota Baru MOJOK.CO
Kilas

Kajian Ibu Kota Baru Seperti Bikinan Pengembang, Agung Podomoro Langsung Jualan

28 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UGM.MOJOK.CO

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.